Gaya bicaranya tak asing, medok. Itulah Vindy Harfrida. Beautypreneur Kota Malang itu sudah melewati lika liku karirnya penuh tantangan. Ia sukses bangkit ketika terjatuh.
Vindy Harfrida lebih dikenal dengan Ini Vindy. Wanita 38 tahun ini selalu tampil cantik dan ceria di sosial media (sosmed) dengan berbagai karakter yang ditirukannya. Bakat makeup karakter mulai tampak sejak duduk di bangku SMP. Vindy sempat menjual hasil karyanya ke teman sebayanya.
Ketika kuliah di Universitas Negeri Malang (UM), ia mengambil konsentrasi yang diminatinya. Yakni Desain Komunikasi Visual. Sewaktu masih semester lima, Vindy menekuni dunia kerja. Pekerjaan yang dipilih tak jauh-jauh dari kuliah yang ditekuninya. Yakni sebagai desainer.
Vindy pernah bekerja di bawah naungan PT, CV dan distro. Di masa akhir kuliahnya, ia magang di Disney Gramedia. Kala itu memegang komik Donald. Setelah masa magangnya usai, dilanjutkan bekerja di Kapanlagi.com sebagai web portal manager kreatif. Selama lima tahun mengelola website wanita.
Vindy pernah memulai karirnya dengan penuh liku-liku. Ketika putri pertamanya berusia tiga bulan, saat itu juga suaminya yang akrab disapa Ipang di PHK dari pekerjaan. Pada tahun 2010 menjadi titik awal seorang Ini Vindy menjadi seorang pebisnis.
Dari sisa uang hasil pesangon suaminya, Vindy dan Ipang membuka bisnis hijab yang dinamakan Savanna Mecca. Menjadikan hijab model turban sebagai ciri khasnya. Keputusan besar ini dipilihnya karena trauma di PHK lagi jika terus bekerja di perusahaan.
“Jadi pebisnis juga harus keras, terutama dalam mengatur jadwal kerja sendiri,” ujarnya. Tahun yang sama 2010-an, bisnis yang ditekuni bersama suaminya mencari konsumen melalui sosmed, tepatnya di Facebook. Sebagai upaya branding produk dan berbekal ilmu yang dimiliki, Vindy menjajakan barang dagangannya melalui website. Sekaligus membagikan aneka tutorial hijab melalui blog pribadinya.
Tutorial ini disambut antusias warganet. Karena pada tahun itu masih jarang ada yang membagikan dan membimbing wanita bersolek melalui sosmed. Antusias terus disambut pembacanya hingga Vindy didesak membuat tutorial lagi. Yakni melalui video yang diunggah di YouTube. Dari sinilah awal karir Vindi menjadi seorang beauty konten kreator.
Tapi perjalanannya tidak semulus yang dibayangkan. Banyak orang yang mulai mengenal Vindy. Tapi semakin banyak pula mengkritiknya. Tapi ia terus berkarya. Dari sinilah keahilan Vindy semakin terlatih, kemudian dipercaya menjadi seorang MUA. Awalnya ia sempat hanya dibayar Rp 50 ribu untuk sekali rias.
Perjuangannya bersama sang suami tidak berhenti. Apalagi suaminya Ipang juga menekuni fotografi. Mereka lakukan secara konsisten hingga membuahkan hasil.
“Yang penting mengerjakannya berdua sama suami. Tak apa-apa gaji kecil tapi terus konsisten. Wirausaha harus disiplin. Memang tidak tenang dan harus kerja keras tapi nyaman,” katanya.
Dari sinilah Vindy mulai dikenal sebagai beautypreneur yang menekuni dunia MUA dan face painting. Serta menjadi owner “YangAjaib” Wedding and Studio Photography. Ia juga tetap menekuni usaha hijab dan aksesoris.
Semakin mahir dengan kemampuannya, Vindy mulai membuka beauty class mengenai natural hingga facepainting. Kursus meriasnya sukses hingga mengadakan kelas di berbagai kota besar. Seperti Jakarta, Makasar, Bali, Sumatera, Semarang, Jogja, Surabaya dan Solo. (nit/van)