MALANG POSCO MEDIA – Bernyanyi memang tidak dilarang. Apalagi bernyanyi di dalam kamar mandi. Tapi kadang bukan soal bernyanyinya atau lagunya, tapi cara dan attitude bernyanyi yang bisa menjadi masalah. Apalagi bernyanyi di tempat umum yang bisa mengganggu kenyamanan masyarakat, terkhusus wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata.
Keluhan persoalan bernyanyi ini muncul dari pelaku jasa wisata di Kota Batu. Mereka mengeluhkan adanya oknum pengamen jalanan yang masuk bis wisata dengan sikap yang tak pantas. Oknum ini kemudian bernyanyi di saat wisatawan mungkin istirahat atau tak mau diganggu.
Tentu saja kondisi ini perlu disikapi serius oleh stakeholder terkait. Apalagi Kota Batu mencanangkan 10 juta kunjungan wisatawan ke kota apel ini. Demi mewujudkan itu, maka segala persoalan yang bisa merusak citra dan kenyaman wisatawan harus dihindari dan diminimalisir terjadi.
Jangan sampai gara-gara nila setitik, rusak susu sebelenga. Jangan sampai gara-gara oknum pengamen jalanan yang belum tentu di Kota Batu terus, bisa merusak iklim wisata yang sudah terbangun baik di kota ini. Sebab bukan hanya persoalan oknum pengamen jalanan yang masuk ke bus wisata, tariff parkir yang mencekik juga bisa merusak citra wisata Kota Batu.
Karena itulah, stakeholder terkait segera menyikapi keluhan ini. Jangan remehkan sekecil apapun keluhan terkait wisatawan yang berkunjung. Justru keluhan-keluhan kecil, protes-protes kecil dan ketidaknyamanan wisatawan yang akhirnya tersampaikan itu harus menjadi atensi utama. Disikapi dan dicarikan solusi yang bijak.
Bila memang faktanya terjadi ada oknum yang masuk bus wisata, mengganggu kenyamanan wisatawan, ditambah penampilan yang kurang elok, apalagi berbau minuman atau alkohol, maka butuh forum komunikasi pengamen yang bekerja di Kota Batu.
Kalau sudah ada forumnya, maka kepada pengelola forum atau paguyuban pengamen diminta mendata dan mengedukasi apabila ada anggotanya yang mengamen dengan sikap dan cara yang kurang pantas. Memang tidak mudah, karena pasti banyak pengamen yang belum tentu patuh dengan komitmen yang sudah disepakati.
Namun dengan adanya forum atau paguyuban pengamen jalanan di Kota Batu, maka bila terjadi persoalan mudah terdeteksi. Solusinya juga semakin mudah karena komunikasinya bisa berlangsung cepat. Bahkan dengan adanya paguyuban, maka mereka bisa sinergi dengan pelaku wisata di Kota Batu.
Para pengamen ini diberikan panggung khusus dan memakai atribut yang keren. Sehingga penampilan mereka tak asal meskipun mereka pengamen. Dengan tampil menarik dan oke, ditambah suara yang merdu, tanpa berkeliling pun, pengamen bisa mendapatkan uang.
Karena wisatawan pasti akan terhibur bila pengamennya bersuara emas, penampilannya keren dan semakin menunjukkan karakter wisata Kota Batu. Tak perlu meniru kota wisata lainnya. Justru ini kesempatan pengamen di Kota Batu semakin kreatif dan mencari uang dengan menghibur wisatawan.(*)