MALANG POSCO MEDIA- Sebagai Orang Dengan Lupus (Odapus), Maharani Devi Puspitasari tidak pernah gentar. Jika ada yang menganggap Odapus tak bisa melakukan aktivitas seperti orang pada normalnya, Devi menegaskan hal itu tidak sepenuhnya benar.
“Sebagai orang yang menyandang lupus, memang ada stigma itu. Kami sebagai penyandang lupus, memang ada batasan-batasan yang harus kami perhatikan saat beraktivitas. Tapi ketika itu diikuti dan tahu kapan harus kerja keras, kapan harus istirahat pasti bisa kok beraktivitas seperti orang normal lainnya,” kata Devi kepada Malang Posco Media.
Sejak kecil, Devi memang sudah mengetahui dirinya menyandang Lupus. Untuk diketahui, Lupus adalah suatu penyakit yang menyerang sistem imunitas dimana jaringan yang ada di dalam tubuh dianggap sebagai benda asing.
Lupus sendiri tergolong penyakit berbahaya yang cukup banyak merenggut nyawa seseorang. Bagi Devi, hal ini menjadi hal yang harus diatasi setiap harinya dalam kehidupannya.
“Tapi saya tak sedih sendirian menghadapi. Salah satu dokter menyarankan ikut sebuah komunitas. Kupu Parahita Indonesia Malang. Saat ini saya juga aktif di pengurusnya dan ternyata benar-benar itu sangat membantu,” cerita perempuan kelahiran tahun 1995 ini.
Ia pun hingga saat ini masih aktif menjadi pengurus di bidang kewirausahaan di Kupu Parahita Indonesia Malang. Bahkan Devi terus mengembangkan aktivitasnya dan membangun sendiri organisasi berbasis onlinenya yang dinamakan Emelaif (Autoimmune Self Development Center).
Organisasi itu ia bentuk atas inisiatif sendiri untuk menemukan odapus-odapus lainnya di wilayah Malang Raya yang merasakan hal yang sama.
“Agar tidak merasa sendirian, dan mereka harus tahu ada wadah dan komunitas seperti ini yang dapat saling support. Karena memang kesehatan mental bergabung dan saling support seperti ini bisa meningkatkan kualitas imun dan mental odapus lebih baik,” jelas alumnus Fakultas Psikologi Universitas Merdeka (Unmer) Malang ini.
Baik di Yayasan Kupu Parahita dan juga Emelaif, Devi mengatakan berbagai kegiatan rutin maupun di luar rutinitas sering dilakukan. Di antaranya seperti seminar-seminar kesehatan, sharing pengalaman, support sysyem berkunjung ke pasien-pasien lupus di rumah sakit hingga piknik bareng dilakukan.
Hal ini menjadi kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan Devi mengisi waktunya sebagai Odapus. Yang juga bisa dilakukan berdampingan dengan pekerjannya sehari-hari.
“Intinya itu. Kita harus tahu dan disipilin. Kapan harus kerja, kapan harus istirahat, kapan jadwal ke rumah sakit. Jangan diforsir,” pungkasnya. (ica/van)