MALANG POSCO MEDIA – Besok, Arema Day! Klub kebanggaan masyarakat Malang Raya, Arema FC berulang tahun yang ke 35. Slogan yang diusung Tim Singo Edan ini adalah Jiwa Jawara. Semangat ini sudah digaungkan Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana saat launching Tim Arema FC di Stadion Gajayana pada, Rabu (20/7) malam lalu.
Bersamaan diluncurkan juga logo ‘Jiwa Jawara’ yang bergambarkan sosok singa berwarna biru dengan angka 35 berwarna merah api menyala. Slogan ‘Jiwa Jawara’ dipilih lantaran untuk menanamkan rasa semangat dan pantang menyerah bagi Aremania dan arek-arek Malang.
Pada logo tersebut terlihat sosok singa berwarna biru yang tengah berada di kobaran api yang membentuk angka 35. Hal tersebut menggambarkan singa yang siap menerkam dan mencoba menerobos kobaran api. Kobaran api tersebut dibentuk menyerupai angka 35 sesuai dengan peringatan ulang tahun Arema FC yang ke-35.
“Di momentum launching ini kita juga berusaha untuk menanamkan semangat, bukan hanya kepada tim tetapi juga kepada semua arek-arek Malang untuk memiliki semangat pantang menyerah,” kata Gilang.
Yang menarik dari momen Ulang Tahun Arema ini, seluruh ASN di lingkungan Pemkot Malang, Pemkab Malang dan Pemkot Batu diwajibkan untuk mengenakan atribut Arema pada 11 Agustus 2022. Bahkan Pemkot Malang sampai mewajibkan tiga hari, mulai 11,12 dan 13 Agustus. Ini semua dilakukan sebagai wujud kebanggaan dan apresiasi terhadap prestasi dan nama besar klub Arema FC.
Tak hanya ASN, warga di Malang Raya, khususnya Aremania sudah pasti akan menyemarakkan momen ulang tahun yang akan digeber pada 10 dan 11 Agustus 2022. Ada beragam acara yang sudah dipersiapkan untuk merayakannya. Ada gelaran musik di Kayutangan, pengalungan syal di patung singa depan Stasiun Kota Baru, Apel Kebangsaan di Lapangan Rampal, dan peresmian patung kepala singa di Stadion Kanjuruhan.
Semua jajaran Forkopimda terlibat dan sepakat untuk mengamankan perayaan HUT ke 35 Arema dengan semarak, tertib dan damai. Komitmen untuk tertib dan damai ini menjadi pembahasan intensif seluruh stakeholder dan elemen masyarakat yang terlibat. Malang Raya harus menjadi contoh baik untuk gelaran berskala besar yang melibatkan massa dalam jumlah sangat besar.
Semangat Jiwa Jawara yang digaungkan Arema FC inilah yang harus dijiwai oleh Arek-Arek Malang. Siapapun dan apapun jabatannya, harus bisa mengambil semangat Jiwa Jawara. Semangat ini pula yang harus didukung dan digaungkan terus agar cita cita besar Arema menjadi Jawara Liga 1 2022/2023 bisa terwujud.
Yang harus diapresiasi adalah keberanian Arema FC memilih slogan Jiwa Jawara ini. Betapa tidak sebagai klub besar yang sudah mempunya brand dan massa fanatik Aremania, Jiwa Jawara telah membakar seluruh masyarakat Malang Raya untuk terlibat dalam perjuangan Arema FC. Salam Satu Jiwa Arema sudah melekat pada diri Aremania dan Arek Arek Malang. Kini ditambakan semangat Jawara. Semangat kerja keras, pantang menyerah yang juga sekaligus doa yang dipanjatkan sejak awal kompetisi. Ini menjadi cita cita besar yang harus mendapatkan dukungan dari banyak pihak.
Janji Presiden Arema membawa prestasi besar Arema FC untuk publik di Malang Raya adalah semangat yang luar biasa. Jiwa Jawara yang diucapkan dan digaungkan merupakan semangat menebarkan virus, kerja keras dan pantang menyerah kepada seluruh pemain Arema, manajemen dan official tim.
Termasuk ‘pemain ke-12’ yaitu Aremania yang hadir di stadion dan juga masyarakat Malang Raya yang menonton pertandingan dari televisi saat siaran langsung. Tak boleh dilupakan, masyarakat juga diyakini ikut mendoakan dan memberi semangat serta aura positif bagi Arema FC saat bertanding.
Buktinya besok! Betapa Malang Raya menjadi biru karena semua masyarakat akan mengenakan atribut Arema FC. Mulai dari Wali Kota, Bupati, Sekda, pejabat dan ASN di lingkungan pemerintahan di Malang Raya, Aremania, serta masyarakat di berbagai profesi dan pekerjaan. Semua dipastikan akan menggunakan atribut Arema.
Tak peduli, atribut Arema itu baru beli atau lama. Tak peduli orisinal atau KW. Yang penting euforia dan kegembiraan menggunakan atribut Arema FC ini bakal mewarnai Malang Raya. Ini yang harus menjadi PR bersama, bahwa ada potensi besar ekonomi yang harus disinergikan bersama. Potensi mengangkat UMKM dalam bidang fashion dan asesoris Arema FC.
Peluang ini tinggal siapa yang mendahului. Arema FC menggandeng Pemerintahan di Malang Raya atau Arema FC yang menggandeng UMKM di Malang Raya untuk bersama-sama membuat kesepakatan soal produk kaos dan segala jenis asesoris Arema FC. Mengapa ini penting? Karena ini bisnis yang punya prospek menjanjikan dan penjualnya aman dari persoalan hukum, khususnya merk.
Lihat saja potensinya. Dengan adanya Surat Edaran Sekda di Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu, maka sudah ada potensi puluhan ribu ASN yang wajib menggunakan atribut, kaos atau baju Arema. Di Kabupaten Malang jumlahnya sekitar sekitar 23 ribu, KotaMalang sekitar 13 ribu, dan Kota Batu sekitar 4 ribuan.
Belum lagi di lingkungan instansi vertikal lainnya, lingkungan pendidikan kampus dan sekolah-sekolah serta kalangan bisnis. Semua juga ikut berpartisipasi mengikuti surat edaran menggunakan atribut Arema FC. Ditambah jumlah besar puluhan ribu Aremania yang sudah mendarah daging mendukung Arema FC.
Maka bila potensi ini diberdayakan dan dikelola dengan baik, maka Arema FC menjadi magnet yang menyumbangkan pertumbuhan ekonomi kreatif pelaku UMKM di Malang Raya. Apalagi potensi ini akan berjalan terus sepanjang tahun dan momen khusus. Kenapa melibatkan UMKM, karena tidak semua Aremania dan masyarakat mampu membeli jersey original Arema FC. Karena kualitas premium maka pasti harganya juga sepadan.
Dhimam Abror Djuraid mantan Pemred Jawa Pos menulis di Malang Posco Media (1/8/2022), dalam dunia marketing dikenal adagium yang menyatakan ‘’content is the king’’, isi adalah raja. Orang redaksi boleh menepuk dada dengan menyebut dirinya sebagai ‘’the king maker’’ karena menciptakan konten yang berkualitas.
Tetapi, departemen marketing tidak akan mau kalah, dan mengklaim dengan jargon ‘’marketing is the queen’’, marketing-lah yang menjadi ratunya. Sang raja boleh berkuasa, tetapi sang ratu yang menentukan keputusan-keputusan penting. Itulah hebatnya sang ratu, itulah dahsyatnya marketing.
King dan queen memegang mahkota dan singgasana. Tetapi, masih ada satu lagi kekuatan yang tidak boleh diremehkan. Dialah ‘’brand’’ atau merek. Konten boleh mengklaim sebagai ‘’the king’’, dan marketing sebagai ‘’the queen.’’ Tapi brand adalah ‘’the kingkong’’, rajanya raja. Konten dan marketing tidak akan ada artinya kalau brand tidak kuat. Karena brand adalah kingkong.
Arema FC adalah brand atau merek. Nama besar Arema FC sudah menjadi jiwa, ruh bahkan napas bagi Aremania dan Arek Arek Malang. Kondisi apapun yang melingkupi Arema FC tak akan menyulutkan semangat, dukungan dan kecintaan Aremania. Dalam kondisi apapun, Aremania tetap cinta mati. Apalagi saat Arema FC berprestasi menjadi juara Piala Presiden tiga kali.
Maka, Jiwa Jawara yang digaungkan adalan kobaran api yang membakar semangat semuanya untuk Satu Jiwa dengan Arema FC meraih juara. Jiwa Jawara akan bisa diwujudkan bila masing-masing bisa mengendalikan dan memenangkan pertarungan dengan dirinya sendiri. Pelatih, pemain, manejemen dan masyarakat tidak boleh egois. Semua harus kembali pada kerja dan tujuan utama tim.
Pertempuran di medan apapun, termasuk di lapangan hijau adalah pertempuran besar. Tapi pertempuran besar yang sesungguhnya adalah melawan diri sendiri. ‘’Kita kembali dari pertempuran kecil menuju pertempuran yang lebih besar,’’ kata Rasulullah usai peperangan Uhud. Sahabat bertanya: apa itu ya Rasulullah? ‘’Perang melawan hawa nafsu (diri sendiri),’’ jawab Rasulullah.(*)