Malang Posco Media-Kapan mudik? Kapan pulang Indonesia? Gak kangen Surabaya kah?? Kenapa gak bisa pulang?? Ayoo pulaaang aja. Balik Indonesia sajalah. Begitulah kira-kira pertanyaan keluarga dan kerabat yang ada di Indonesia kepada kami. Akhirnya mendapatkan pengalaman seperti ini. Lahir dan tinggal selama 29 tahun di Surabaya – Indonesia tercinta membuatku tak pernah mendapatkan pertanyaan “kapan mudik”. Beda dengan suami yang sejak mahasiswa sudah merantau dari Batu – Malang ke Surabaya pasti sudah tak asing dengan pulang/mudik. Mengapa kami belum bisa mudik dari Portugal ke Indonesia??
Apabila seseorang ingin liburan ke Eropa, maka perlu membuat visa. Visa ini diterbitkan oleh kedutaan besar negara yang dituju. Harus mendaftar dan mengikuti persyaratan yang ada. Visa Schengen adalah visa yang bisa digunakan di beberapa negara Eropa. Sehingga cukup membuat 1 visa Schengen maka bisa mengunjungi banyak negara di Eropa. Masa ijin tinggal maksimum selama 3 bulan. Melebihi itu maka harus pengajuan membuat kartu penduduk negara setempat.
Flasback pada tahun 2021 bulan juli saat pertama kali datang ke Swiss. Suami menggunakan visa kerja sedangkan kami bertiga menggunakan visa schengen. Sesampai di Swiss langsung mendaftar ke pemerintahan setempat untuk proses pembuatan kartu penduduk atau Resident Permit (RP). Hanya dalam waktu 2 minggu kartu diterima dengan melewati segala proses rekam sidik jari dan foto.
Kartu RP hanya berlaku selama 1 tahun (Juli 2022). Pas karena tugas suami di Swiss hanya 1 tahun. Selesai dinas maka pulang ke Indonesia. Namun Tuhan berkehendak lain. Tidak pulang ke Indonesia, tidak diperpanjang di Swiss, melainkan dipindahkan ke Portugal. Sebagai karyawan tetap Portugal.
Tepat setelah 9 bulan tinggal di Swiss (Maret 2022), kami terbang ke Portugal meninggalkan Swiss dengan berbekal kartu RP Swiss. Penerbangan di Eropa sesama wilayah Schengen hanya seperti penerbangan domestik. Tidak ketat pengecekan. Check in cukup menunjukkan pasport dan kartu RP Swiss.
Problem dimulai saat masuk di Portugal. Akhir tahun Desember 2021 pemerintahan Portugal membuat wacana untuk mendirikan suatu badan organisasi baru yang berkosentrasi penuh untuk penanganan dokumen visa. Sebelumnya memiliki SEF (Servico de Estrangeiros e Fronteiras). Tugas utama SEF yaitu badan bea cukai, polisi imigrasi, dan pembuatan visa immigrant (pendatang). Pada saat korona, jumlah immigrant yang datang ke Portugal membeludak. Karena Portugal merupakan salah satu negara di Eropa yang ternyaman untuk sebagai tempat tinggal.
Jumlah sumber daya manusia (SDM) di SEF tidak mencukupi. Serta beban pekerjaan yang juga tidak seimbang. Akhirnya membuat SEF kelimpungan. Mereka menerapkan sistem buka tutup kantor SEF khususnya proses pembuatan visa immigrant. Para pegawai pendatang Philip Morris International (PMI) yang masuk di Portugal pada bulan Desember 2021 termasuk beruntung. Kartu RP untuk keluarganya tidak ada kendala. Langsung dapat appointment dari SEF.
Yang masuk bulan Januari 2022 sudah harus menggunakan calo dengan biaya tambahan per orang 100 Euro (Rp. 1.650.000). Teman suami dari Pakistan membayar 300 Euro untuk istri dan 2 anaknya. Agen relokasi dari PMI pun tidak bisa mengatasi penjadwalan pembuatan visa ijin tinggal untuk keluarga atau biasa disebut Visa Family Reunion (VFR). Sistem appointment di Portugal sedikit kuno. Yaitu menggunakan telepon. Ya, pelamar harus telp ribuan kali untuk diangkat oleh SEF. Tidak memiliki website online. Bisa kawan pembaca bandingkan dengan sistem di Indonesia. Tapi begitulah Portugal.
Kami yang masuk bulan Maret 2022 sudah minim keberuntungan. Suami cukup mudah karena apply visa kerja. Visa untuk student atau visa mencari pekerjaan di Portugal tidak ada masalah. Hanya yang bermasalah yaitu VFR. Dari mendaftar bulan Maret 2022 baru mendapat appointment Juli 2022. Bisa dibandingkan lagi betapa bedanya dengan saat di Swiss yang hanya 2 minggu.
Setelah kepala keluarga mendapatkan kartu RP, maka disitulah baru bisa pengajuan untuk VFR. Dan tepat juga waktunya kantor SEF tutup!!!!! Hanya Tuhan yang tahu kapan ada kuota buka dan tutup. Benar-benar misterius. Kami pun sudah menggunakan jalur calo. Dua agen calo berbeda yang menawarkan harga 100 Euro dan 150 Euro (Rp. 2.500.000) per kepala. Kami say YES! Akan bayar berapapun demi bisa dapat kartu RP. Meskipun itu harus merogoh dalam uang tabungan kami. Tapi ternyata GAGAL!!! Tuhan masih memiliki rencana lain yang lebih indah untuk kami.
Para keluarga pegawai PMI dari segala mancanegara yang datang setelah kami, bisa dipastikan 100% bahwa sampai sekarang juga belum mendapatkan kartu RP. Belum bisa keluar Portugal karena pasti ketahuan kalau ada pengecekan imigrasi di bandara.
1,5 tahun tinggal di Portugal tanpa memiliki RP. Bisa dibilang immigrant gelap. Kerugiannya adalah anak tidak bisa masuk sekolah public school yang gratis. Harus pilih swasta atau international school. Beberapa imunisasi tidak dicover rumah sakit. Jadi harus bayar sendiri, dan juga tidak bisa mencari pekerjaan sampingan.
Berita angin segar akhirnya terdengar. Pemerintahan Portugal mengeluarkan badan organisasi baru bernama AIMA ( Agencia Para a Integracao, Migracoes, e Asilo) yang baru launching tanggal 29 Oktober 2023. AIMA mengusung sistem baru tidak lagi menggunakan telepon untuk membuat appointment. Akan menggunakan sistep online. Dalam 3 bulan akan merampungkan sistem online yang akan digunakan untuk pembuatan kartu baru dan perpanjangan RP. Sedangkan awal tahun 2024 akan memulai untuk memproses 347.000 pemohon. Kami tidak sendiri moms. Banyaaak sekali immigrant yang menanti appointment pembuatan kartu RP seperti kami.
AIMA akan mempersiapkan 34 kantor yang tersebar di Portugal dan menambah 10 kantor setiap tahun. Dengan anggaran 81 juta Euro AIMA berharap bisa menyelesaikan permasalahan ini di Portugal. Akan memperkerjakan 740 karyawan. Awal tahun 2024 akan menyelesaikan 347 ribu pemohon yang tertunda. Begitu kabar dari berita di Portugal. Semoga bisa segera menerbitkan kartu RP kami bertiga. Amin!!!
Apa yang terjadi kalau nekat naik pesawat tanpa punya kartu RP? Yang pertama wajib membayar denda karena tidak punya ijin tinggal di Portugal. Kedua, otomatis akan dideportasi ke negara asal. Ketiga, dalam kurun waktu tertentu tidak diperbolehkan mengajukan visa di negara tersebut. Apabila kami nekat maka keluarga kecil kami akan terpisah ribuan kilometer. Bisa tiba di Indonesia tapi tidak bisa berangkat lagi.
Hidup merantau di Eropa ada plus dan minusnya. Yang terlihat oleh banyak orang cenderung lebih ke enaknya. Dapat gaji Euro, bisa jalan-jalan di tempat turis, merasakan 4 musim berganti. Namun dibalik itu juga harus siap dengan keadaan tidak ideal seperti ini. Jujur, Indonesia juga tak kalah canggih lho. Hehehe. Gimana kawan pembaca, mau nyusul kami untuk merantau di Portugal??? (OPP/MPM).