.
Thursday, December 12, 2024

KEK Kolaborasi Siapkan Malang Kota Kreatif Dunia

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Menyongsong Kota Malang sebagai Kota Kreatif Dunia, Wakil Ketua Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Kota Malang Vicky Arief mengaku sudah menyiapkan beberapa hal untuk kolaborasi mendapatkan predikat tersebut. Setelah terbangun komitmen dan semangat yang sama, pihaknya bersama Malang Creative Fushion akan membantu menyelesaikan berbagai persyaratannya kepada UNESCO.

“Dalam waktu dekat akan dibentuk tim yang akan fokus ke Dossier (berkas-berkas). UNESCO punya persyaratan siapa saja kota kabupaten yang mendaftar kota kreatif dunia, harus melengkapi dossier yang akan bekerjasama dengan KEK dan Malang Creative Fushion untuk mengisi persyaratan tersebut,” ujar Vicky ditemui Malang Posco Media, kemarin.

Menurut Vicky, ekosistem ekonomi kreatif di Kota Malang sendiri sebenarnya sudah bertumbuh begtu baik. Namun mengapa tidak didaftarkan sejak tahun lalu, karena Vicky ingin agar pengurusan persyaratannya bisa sekali selesai.

“Kami ingin sekali maju langsung lolos, karena ada juga yang sampai dua-tiga kali tidak lolos, percuma. Kami paham mekanisme dossier yang paling penting adalah dampak. Dengan kehadiran sistem ekonomi kreatif itu apa. Dampak sosial atau ekonomi. Dengan adanya Ekraf, salah satunya isu pengangguran itu kita coba selesaikan perlahan,” jelas Vicky.

Dengan predikat itu, ditegaskan Vicky yang paling penting bukan gengsinya. Melainkan karena adanya peluang pasar yang lebih bagus untuk pertumbuhan ekonomi kreatif di Kota Malang

“Yang penting kita kejar adalah akses market di antar negara. Kalau sudah terlegitimasi kota kreatif dunia, otomatis bicara nilai ekspor kita akan semakin tinggi. Karena kita ini tidak jago kandang, bisa langsung antar negara terdistribusi,” tegas Vicky.

Dengan sebanyak kurang lebih 8 ribu pelaku ekonomi kreatif se Kota Malang, Vicky yakin Kota Malang mampu menjadi kota kreatif dunia. Apalagi Kota Malang mengusung subsektor aplikasi dan games sebagai lokomotif penggerak subsektor ekonomi kreatif lainnya.

“Ditetapkan lokomotifnya adalah subsektor aplikasi dan games. Mereka ini yang mampu untuk menggerakkan sektor lain. Kuliner, kriya, fashion dan lain lain itu gerbongnya. Diharapkan aplikasi bisa masuk ke seluruh sektor,” tutupnya. (ian/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img