Pendidikan adalah sayap yang akan membawa kita terbang menuju mimpi-mimpi. Namun, di balik sayap-sayap itu, terdapat sosok pahlawan yang terlupakan: para guru. Mereka adalah pelita dalam kegelapan, membimbing kita dalam perjalanan belajar yang tak berkesudahan. Dalam konteks kemerdekaan guru dalam mengajar, merdeka bukanlah sekadar kata, melainkan semangat yang mengilhami.
Merdeka bagi guru adalah membebaskan pikiran dan imajinasi sesuai aturan kurikulum pendidikan yang berlaku. Seorang guru yang merdeka dalam mengajar adalah seorang seniman yang menggoreskan warna-warni ilmu pengetahuan di langit-langit kelas. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi dan menghidupkan materi pelajaran.
Seperti halnya pelukis yang menciptakan lukisan, guru merdeka menghadirkan pelajaran sebagai kanvas yang penuh keajaiban. Andrea Hirata menuliskan dalam Novel Guru Aini menceritakan bahwa seorang guru yang mengajar pada tingkatan ekonomi masyarakat rendah dan siswa yang bercita-cita menjadi dokter untuk menyembuhkan penyakit ayahnya.
Guru memiliki nuansa untuk merubah harapan yang patah menjadi kuat kembali. Dalam sebuah praktik guru masa kini, merdeka dalam konteks kemerdekaan guru tak lepas dari tantangan. Seperti pelayar yang mengarungi lautan, guru merdeka menghadapi arus perubahan dan dinamika dalam dunia pendidikan.
Mereka harus terus belajar, beradaptasi, dan membawa inovasi ke dalam ruang kelas. Dalam suasana yang terus berubah, kemerdekaan guru adalah api yang tak pernah padam, membakar semangat untuk tetap berkarya. Menjadikan tunas-tunas bangsa menjadi subur untuk terus menghidupkan nyala sebuah bangsa yang sedang berkembang.
Kemerdekaan guru juga mengandung makna memberikan ruang bagi siswa untuk tumbuh dan berkembang. Seperti tukang kebun yang merawat tanaman, guru merdeka memberikan perhatian dan dukungan kepada setiap individu. Mereka menghormati keunikan dan potensi masing-masing siswa, membimbing mereka menuju pencerahan dan kesuksesan. J
ika kita bersepakat setiap siswa adalah memiliki karakter unik, maka literasi tepat adalah seorang tokoh-tokoh besar dunia memiliki keunikan tersendiri saat masih usia belia, tidak luput pula kadang terseok-seok dalam pendidikannya.
Merdeka dalam mengajar juga berarti mendorong pemikiran kritis dan kreativitas. Guru merdeka tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga mengajak siswa untuk bertanya, berpikir, dan mencari jawaban. Mereka adalah penggali intelektual yang memicu siswa untuk berpikir di luar kotak dan menjelajahi berbagai sudut pandang.
Jerome Bruner seorang psikolog US mengemukakan bahwa kemerdekaan mengajar harus memungkinkan guru untuk merancang pengalaman pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.
Dalam ruang kelas yang terbuka, kemerdekaan guru adalah bakat yang ditorehkan pada jiwa pendidikan. Guru merdeka adalah agen perubahan yang membawa harapan untuk masa depan. Seperti seorang penulis yang menulis kisah-kisah hebat, guru merdeka mencetak jejak-jejak kecerdasan dan kebaikan di hati siswa untuk selalu menuangkan ide kreatif serta memerdekakan cita-cita terbaiknya untuk masa depan.
Dalam perayaan kemerdekaan guru dalam mengajar, kita menghormati para pahlawan pendidikan yang memberi cahaya dalam kegelapan dan memberikan sayap bagi kita untuk terbang tinggi. Mereka adalah tonggak harapan yang membawa ilmu pengetahuan kepada generasi mendatang. Kemerdekaan guru adalah warisan yang tak ternilai, mengajarkan kita untuk hidup dengan integritas, semangat, dan kepedulian. Dari para pendahulu tokoh-tokoh pendidikan ini banyak hal yang bisa kita gali cara berpikirnya. Merdeka dalam kemerdekaan guru bukan hanya sekadar kata, tetapi sebuah misi yang menggebu-gebu.
Seperti para pejuang yang melawan tirani, guru merdeka memerangi ketidaksetaraan dalam akses pendidikan. Mereka bekerja tanpa lelah untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang, tanpa memandang latar belakang atau kondisi ekonomi. Kondisional setiap hak siswa adalah sama seperti ini yang wajib dikumandangkan.
Kemerdekaan guru tidak hanya tentang memberi pelajaran di dalam kelas. Ia juga tentang menjadi teladan yang baik dalam sikap dan perilaku. Guru merdeka adalah pemandu moral yang mengajarkan tentang integritas, kerja keras, dan rasa hormat.
Mereka mengajak siswa untuk berbuat baik, menghargai perbedaan, dan menjadi warga dunia yang bertanggung jawab. Dalam kebebasannya, guru merdeka membangun komunitas belajar yang inklusif dan harmonis. Mereka membangun hubungan saling percaya dengan siswa, orang tua, dan rekan kerja. Seperti sahabat yang selalu siap mendengarkan dan didengarkan.
Kemerdekaan guru juga mengajarkan bahwa pembelajaran tak pernah berakhir. Seperti seorang penjelajah yang terus menemukan wilayah baru, guru merdeka menggali pengetahuan dan berbagi wawasan. Mereka adalah ilmuwan yang haus akan pengetahuan, terus mengasah kemampuan mereka untuk memberi yang terbaik bagi siswa dan dunia.
Selain itu terdapat pula tanggung jawab besar. Seperti dalam sebuah novel yang membawa pesan moral, guru merdeka membawa tanggung jawab untuk membentuk karakter generasi mendatang. Mereka adalah arsitek perubahan yang membangun pondasi kebaikan dalam masyarakat.
Guru adalah panggilan suci yang tak kenal lelah. John Dewey, Salah satu tokoh pendidikan terkemuka, menyatakan bahwa guru harus memiliki kemerdekaan dalam mengajar agar dapat merancang pengalaman pembelajaran yang relevan dan menarik bagi siswa. Seperti dalam kisah-kisah heroik yang menantang batas-batas, guru merdeka menantang diri mereka sendiri untuk terus berkembang, berinovasi, dan memberikan yang terbaik bagi pendidikan. Ilmu yang mengandung pencerahan dan kebijaksanaan mutlak diperlukan untuk mengisi sebuah harapan-harapan generasi bangsa.
Siswa adalah pilar-pilar penting harapan dalam masyarakat pada tahun mendatang, pada mereka masa depan bangsa ini akan ditaruhkan. Asa yang baik itu pula yang akan membawa kita menuju masa depan yang lebih baik pastinya. Guru memiliki tanggung jawab besar menjaga asa itu dan menuangkannya dalam motivasi-motivasi terbaik terhadap siswa.
Dengan kata lain guru sebagai sayap pendidikan Indonesia tidak bisa terelakkan. Akhirnya daya dukung kemerdekaan guru dalam mengajar mutlak diperlukan dan dimengerti oleh semua pihak. Masyarakat wajib mengontrol kegiatan tersebut berjalan dengan sebaik-baiknya.(*)