MALANG POSCO MEDIA, MOJOKERTO – Pujian untuk Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur tidak hanya dari Dewan Pers, Ketua AMSI Pusat, Wenseslaus Manggut juga mengakui. AMSI Jatim dinilainya memiliki dukungan lokal yang kuat. “Tidak ada alasan AMSI Jatim untuk tidak berkembang, karena AMSI Jatim di lahan yang subur. Selamat bergabung bagi yang baru di AMSI,” ungkapnya.
Perihal latar belakang AMSI, dijelaskannya, saat awal berdiri, ada masalah dengan media siber. Khususnya dengan adanya kebebasan pers, muncul persoalan legalitas media. Menurutnya tidak ada proses dalam legalitas perusahaan Pers.
“Berdirilah AMSI, ada Divisi Legal, agar perusahaan Pers bisa legal, kualitasnya tidak sama dengan dengan media yang tidak paham jurnalisme, kita juga beri pelatihan bisnis media, mau model bisnis seperti apa. Tapi problem tidak sekedar internal, tapi juga dari eksternal,” terang Wenseslaus Manggut.
Pria yang akrab disapa Kak Wen ini menyebutkan, bahwa ekosistem saat ini tidak ramah dengan konten berkualitas. Menurutnya ekosistem yang ada lebih berminat pada konten yang viral, heboh atau konten yang hanya mementingkan clickbait.
Clickbait adalah istilah peyoratif merujuk kepada konten web yang ditujukan untuk mendapatkan penghasilan iklan daring, terutama dengan mengorbankan kualitas atau akurasi, dengan bergantung pada judul sensasional yang menarik mata agar diklik.
“AMSI harus keluar sedikit, agar tidak hanya membicarakan diri sendiri, tapi juga membahas ekosistemnya, karena kalau tidak, produksi konyen kita akan terseret arus di luar. Untuk itu, konten berkualitas itu harus dihargai, ada insentif. Perlu kita membicarakan dengan misalkan Google, FB, Tiktok atau dengan pihak yang membuat regulasi, yaitu pemerintah. Supaya konten berkualitas, harus dihargai. Kalau tidak dihargai akan bikin malas buat konten berkualitas, kalah dengan yang viral,” jelasnya.
Lebih lanjut, diharapkannya AMSI bisa membicarakannya dengan pihak-pihak terdekat, harapannya bisa menciptakan ekosistem lokal. Dicontohkannya, bisa melakukan kolaborasi dengan pebisnis lokal, agar bisa berada dalam satu ekosistem digital yang bisa menghargai konten berkualitas.
“Pebisnis lokal dikasih tempat, dalam satu rumah. Bisa dimulai dari Jatim, bikin ekosistem digital. Gongnya di Jatim, selanjutnya bisa mengundang AMSI se Indonesia,” pungkas Kak Wen dalam sambutannya. (bua)