Menjelang Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak Gelombang 2 tahun 2023 Kabupaten Malang, Polres Malang dan TNI telah melakukan sejumlah langkah antisipasi. Salah satunya telah memetakan daerah rawan konflik. Dengan berbekal dasar observasi dan berkaca pada Pilkades sebelumnya, sejumlah desa terus diawasi dan dilakukan sosialisasi.
Untuk diketahui, Pilkades serentak dilakukan Minggu (14/5) diikuti oleh 56 desa di Kabupaten Malang. Dari jumlah tersebut 48 desa di wilayah hukum Polres Malang. Pihak kepolisian sudah mencatat, dari 48 desa, dua desa di antaranya termasuk kategori sangat rawan.
Dua desa yang terkategori sangat rawan sama-sama berada di Kecamatan Dampit, yaitu Desa Majang Tengah dan Desa Amadanom.
Sementara lima desa yang terkategori rawan adalah Desa Rembun Kecamatan Dampit, Desa Sumberejo Kecamatan Poncokusumo, Desa Tegalgondo Kecamatan Karangploso, Desa Karangsari Kecamatan Bantur, dan Desa Permanu Kecamatan Pakisaji.
“Pemetaan titik-titik rawan ini didasarkan pada Pilkades sebelumnya yang digelar pada tahun 2017. Terjadinya chaos sangat mungkin, oleh karena itu kami perkuat di unsur pengamanan,” ujar Wakapolres Malang, Kompol Wisnu S. Kuncoro, kemarin.
Dalam Pilkades nanti, pengamanan dilakukan Polres Malang dengan mengerahkan personil gabungan, baik dari kepolisian, TNI, Linmas, dan instansi terkait lainnya. Di samping itu, mereka juga membentuk Tim Saber Judi untuk mencegah praktik perjudian saat Pilkades.
Dikatakan Wisnu, pengamanan di desa yang sangat rawan akan disesuaikan dengan petunjuk dari Polda Jatim. Mereka akan mengerahkan tiga personil Polri, tiga personil TNI, dan enam personil Linmas. Polisi juga menyiagakan dua Satuan Setingkat Pleton (SST) Brimob.
“Yang kami siagakan, posisinya di Polsek Dampit. Namun demikian, tetap (menyesuaikan) info di lapangan, kondisi Brimob ini bisa pindah-pindah,” tambahnya. Dengan adanya pemetaan daerah rawan, Wisnu menyebutkan terjadinya chaos atau kekacauan sangat mungkin terjadi. “Oleh karena itu kita perkuat di unsur pengamanan,” tegasnya.
Di samping itu, Polres Malang memasang CCTV di desa yang sangat rawan. Wisnu juga mengimbau calon kepala desa (cakades) untuk berada di rumah atau di kantor desa saat pemilihan berlangsung.
Di sisi lain, terdapat wadah-wadah penyelesaian konflik berupa Omah Rembug yang digagas sebagai sarana komunikasi dan menyelesaikan masalah warga.
“Omah rembug yang digagas juga diharapkan dapat meredam dan mampu menjadi wadah penyelesaian masalah-masalah masyarakat dengan kepala dingin. Dengan cara diskusi,” imbuh Wisnu. (tyo/bua/mpm)