MALANG POSCO MEDIA- Memberdayakan wanita dan sesama merupakan semangat Lila Syarif. Ia membagikan keahliannya.
Lila rutin mengadakan pelatihan atau workshop pembuatan clay untuk semua kalangan. Namun saat ini, Lila juga mendorong untuk lebih banyak wanita atau ibu-ibu untuk bisa membuat clay.
“Kalau pelatihan ini memang tujuannya saya ingin mengenalkan clay ke masyarakat lebih luas. Sekaligus supaya mereka bisa berdaya. Karena saya yakin, walaupun ibu-ibu, kalau saya bisa mereka juga pasti bisa. Mereka tidak cuma dapat penghasilan tapi mereka juga bisa menghargai sebuah karya. Tidak mudah menawar karya temannya,” ujar Lila.
Setidaknya, dalam satu minggu sekali ia selalu membuka pelatihan. Tapi jika misalnya sedang repot, bisa dua minggu sekali. Yang jelas, pelatihan seperti ini akan terus berlanjut. Tempatnya pun sangat fleksibel, bisa menyesuaikan dan berpindah- pindah.
“Yang penting, saya membayangkan nanti akan lebih solid komunitasnya. Malah harga juga bisa diatur dengan baik. Ekosistemnya yang perlu kita bangun,” lanjut dia.
Lila juga memberikan pelatihan kepada masyarakat berkebutuhan khusus. Bahkan ia menjadi seorang guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) River Kids. Ceritanya, secara tidak sengaja Lila dikenal mampu membuat karya clay oleh pihak sekolah. Akhirnya ia pun ditawari untuk mengajar clay di sekolah tersebut.
Menurut Lila, mengajar anak-anak berkebutuhan khusus tidak melulu sulit. Justru relatif mudah karena beberapa anak berkebutuhan khusus sangat bertalenta.
“Mereka menggerakkan tangan saja bisa jadi sebuah naga. Mereka hanya butuh diarahkan,” kata wanita kelahiran 1978 ini.
Lila ingin mereka berdaya dengan karya clay. Sebab kerajinan clay bisa memberi pemasukan atau pendapatan yang lebih bagi mereka.
“Kalau anak SLB itu seperti ngasih jalan, seperti jalan hidup juga. Kalau mereka lulus, bisa punya penghasilan kan keren. Kalau bisa berkarya clay di rumah, akan memiliki nilai jual tinggi, kenapa tidak,” tandasnya. (ian/van)
