Bahasa didefinisi sebagai alat untuk berkomunikasi yang digunakan untuk menyampaikan isi pikiran atau batin kepada lawan bicara. Selain digunakan sebagai komunikasi, bahasa juga digunakan untuk beradaptasi terhadap lingkungan dan ketika bekerja sama dengan orang lain.
Karena hal tersebut, bahasa sangat penting bagi kehidupan. Tanpa adanya bahasa, manusia akan kesulitan untuk menyampaikan isi pikiran ataupun isi hatinya kepada manusia lainnya, baik secara lisan maupun tulis.
Jumlah bahasa yang digunakan di dunia ini tidak hanya terdiri dari satu bahasa saja, melainkan ada ribuan bahasa yang masih aktif digunakan. Menurut pada laman UNIESCO, terdapat 6.700 bahasa yang digunakan di dunia. Sedangkan jumlah bahasa daerah yang digunakan di Indonesia sekitar 718 bahasa (petabahasa.kemdikbud.go.id.).
Dengan jumlah bahasa daerah di Indonesia tersebut tidak heran jika negara kita menempati urutan kedua dengan jumlah bahasa terbanyak di dunia. Melihat hal ini, Indonesia memerlukan bahasa pemersatu untuk berkomunikasi dengan masyarakat beda bahasa.
Masih ingatkah dengan kalimat berikut, “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Begitulah isi bait ketiga pada Sumpah Pemuda yang diikrarkan ketika kongres pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928. Dalam kalimat tersebut menyatakan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu antar daerah yang memiliki bahasa berbeda satu sama lain.
Bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa ibu ataupun bahasa kedua setelah bahasa daerah bagi masyarakat Indonesia. Apabila begitu, apakah masih perlu pelajaran bahasa Indonesia diajarkan di sekolah? Tentu saja masih perlu. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar anak zaman sekarang tidak mengetahui penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Seperti penggunaan bahasa baku, tanda baca, kata hubung, dan sebagainya.
Selain itu, penggunaan bahasa Indonesia yang benar juga ditunjukkan lewat lisan seperti bertutur dengan sopan ketika berbicara dengan orang tua dan bisa menempatkan diri ketika menggunakan bahasa Indonesia yang formal dan informal.
Sekarang bahasa Indonesia sendiri mulai dicampur dengan bahasa gaul ataupun bahasa asing seperti bahasa Inggris. Penggunaan bahasa-bahasa gaul sering ditemui dalam sosial media juga dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menyebabkan lunturnya pengetahuan dalam memakai bahasa Indonesia dengan benar.
Namun, penggunaan bahasa gaul tidak salah asalkan tidak digunakan ketika dalam situasi formal dan masih tergolong sopan karena menurut survei yang ditunjukkan oleh Microsoft sepanjang 2020 Indonesia menjadi pengguna sosial media paling tidak sopan se-Asia Tenggara.
Selain penggunaan bahasa gaul, menguasai bahasa Inggris dianggap lebih penting oleh sebagian masyarakat Indonesia sebagai akibat adanya globalisasi. Globalisasi terjadi karena dampak dari perkembangan teknologi yang pesat. Globalisasi sendiri tidak hanya mencakup beberapa negara saja, tetapi seluruh negara yang ada di dunia. Akibatnya, bahasa Inggris yang diakui sebagai bahasa Internasional harus dipelajari sebagai bentuk adaptasi dalam menghadapi persaingan global. Kemudian fungsi lain mempelajari bahasa Inggris adalah untuk memudahkan berkomunikasi dengan orang dari berbagai negara.
Hingga saat ini, masyarakat Indonesia lebih bangga menggunakan bahasa Inggris ataupun bahasa asing lainnya. Banyak orang tua mulai membiasakan anaknya untuk berbahasa Inggris dan mengesampingkan penggunaan bahasa Indonesia. Namun, perlu diingat bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya tidak bisa menggantikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
Karenanya pengadaan pelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan, mengingat orang Indonesia sendiri tidak terlalu memahami bahasa Indonesia dengan benar, baik secara lisan maupun tulis. Dalam hal ini pelajaran bahasa Indonesia dapat memberikan pengajaran tentang cara berbahasa dengan santun dan mengajarkan cara menulis bahasa Indonesia dengan benar tanpa mengabaikan tanda baca. Biarpun begitu, realitasnya banyak siswa yang sering mengabaikan pelajaran bahasa Indonesia dan menganggapnya sepele karena sudah digunakan sehari-hari.
Cara mengajar guru di sekolah juga berpengaruh pada minat siswa dalam belajar bahasa Indonesia. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia seharusnya lebih menambah inovasi ketika mengajar dan bukan hanya tentang mengerjakan soal terus-menerus.
Pembelajaran bahasa Indonesia sendiri mencakup empat keterampilan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan-keterampilan inilah yang akan dipelajari dan dapat berguna juga pada mata pelajaran lainnya yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar.
Sementara itu, telah disadari bahwa bahasa Indonesia semakin lama semakin berkembang menyesuaikan zaman, maka ejaan yang berlaku juga sering berubah. Pedoman ejaan yang berlaku saat ini adalah EYD V. Karenanya mempelajari bahasa Indonesia tidak akan hanya berhenti pada satu titik. Tidak menutup kemungkinan apabila pedoman ejaan yang digunakan akan berubah lagi nantinya.
Karena itu, bagi sebagian orang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak sesederhana yang dibayangkan. Hal ini dapat terjadi karena dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia sering mencampur penggunaan bahasa baku dan tidak baku sehingga semakin lama akan kesulitan membedakan antara bahasa baku dan tidak baku.
Ini juga berpengaruh ketika menulis yang diharuskan memperhatikan ejaan serta tanda baca agar lebih nyaman ketika dibaca. Saya sendiri sadar dalam penulisan ini masih banyak kesalahan dan masih perlu berbenah.
Sebenarnya tidak ada salahnya mempelajari bahasa Inggris ataupun bahasa asing lainnya. Belajar bahasa asing lainnya merupakan bentuk untuk beradaptasi pada era globalisasi saat ini. Akan tetapi, tetap saja bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang diakui sebagai bahasa pemersatu.
Alangkah baiknya tidak mengabaikan bahasa Indonesia ketika belajar bahasa asing dan tidak menyisihkan bahasa daerah ketika belajar bahasa Indonesia. Siapa lagi yang akan menjaga bahasa Indonesia jika bukan orang Indonesia itu sendiri. Sebagai masyarakat Indonesia kita patut berbangga menggunakan bahasa Indonesia.(*)