.
Sunday, December 15, 2024

Menanti

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Oleh : Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M.Si

MALANG POSCO MEDIA – Memakmurkan masjid berarti membangun, mendirikan dan memelihara masjid, menghormati dan menjaganya agar bersih dan suci, serta mengisi dan menghidupkannya dengan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah swt.

Salah satu yang diperingatkan oleh Rasulullah saw adalah bila masjid sudah dibangun, apalagi dengan megah dan indah, tapi hanya sedikit orang yang memakmurkannya, beliau bersabda: “Sungguh akan datang pada umatku suatu masa dimana mereka saling bermegah-megahan dengan membangun masjid tapi yang memakmurkannya hanya sedikit.

Secara fisik, memakmurkan masjid berarti harus mendatanginya, meskipun dunia sudah berubah menjadi dunia maya di mana orang tidak harus hadir secara fisik, tapi dalam konteks masjid tetap harus mendatanginya. Ini sekaligus bukti adanya ikatan hati dengan masjid. Bahkan ketika kita keluar dari masjid rasanya sudah ingin kembali lagi ke masjid, hatinya selalu terpaut kemasjid. Barang siapa yang hatinya selalu terpaut di masjid, dia termasuk ahli surga.

Setiap amal yang baik pasti ada nilai keutamaan yang telah ditetapkan oleh Allah swt dan RasuI-Nya. Keutamaan yang sedemikian besar memotivasi kaum muslimin untuk selalu melaksanakan kebaikan. Begitu pula bila kita memakmurkan masjid sehingga menjadi penting untuk dipahami nilai keutamaannya.

Pertama, membuktikan kebenaran iman. Kedatangan seorang muslim ke masjid dalam rangka memakmurkan masjid dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakatnya membuatnya harus diakui sebagai orang yang dapat membuktikan keimanan. Karenanya kita pun tidak perlu lagi meragukan keimanan orang yang suka datang ke masjid.

Rasulullah saw bersabda: “Apabila kamu sekalian melihat seseorang biasa ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia benar-benar beriman.” (HR. Tirmidzi dari Abu Sa’id Al Khudri).

Kedua, mendapatkan perlindungan pada hari kiamat. Orang yang sering datang ke masjid dalam rangka memakmurkannya menunjukkan bahwa ia memiliki ikatan batin dengan masjid. Kecintaan kepada masjid memang seharusnya membuat hati terpaut kepadanya sejak keluar dari masjid hingga kembali lagi ke masjid.

Manakala seseorang telah memiliki ikatan hati yang begitu kuat dengan masjid, maka dia akan menjadi salah satu kelompok orang yang kelak akan dinaungi oleh Allah pada hari akhirat. Rasulullah saw bersabda: “Ada tujuh golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah; seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid ketika ia keluar hingga kembali kepadanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Apabila hati seseorang telah memiliki rasa cinta dan terpaut kepada masjid, tidak hanya akan membuat ia betah jika berada di dalam masjid, tapi juga pembinaan yang didapat dari masjid akan memberikan pengaruh yang sangat positif terhadap seluruh aktivitasnya di luar masjid.

Ketiga, derajat yang tinggi dan ampunan. Mencapai derajat yang tinggi dan memperoleh ampunan dari Allah swt merupakan dambaan setiap muslim, untuk meraihnya bisa dilakukan dengan datang ke masjid dalam rangka memakmurkannya. Manakala seseorang suka ke masjid, maka langkah-langkah kakinya akan dinilai sebagai penghapus dosa dan pengangkat derajat.

Rasulullah saw bersabda: “Salat seseorang dengan berjamaah itu melebihi salatnya di rumah atau di pasar sebanyak dua puluh lima kali lipat. Sebabnya ialah karena bila ia berwudhu dilakukannya dengan baik lalu pergi ke masjid sedang kepergiannya itu tiada lain dari hendak salat semata-mata, maka setiap langkah yang dilangkahkannya, diangkatlah kedudukannya satu derajat dan dihapuskan dosanya sebuah. Dan jika ia sedang salat, maka para malaikat memohonkan untuknya rahmat selama ia masih berada di tempat salat itu selagi ia belum berhadats, kata mereka: “Ya Allah, berilah orang ini rahmat, Ya Allah kasihilah dia. Dan orang itu dianggap sedang salat sejak ia mulai menantikannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Keempat, ketenangan dan Rahmat. Memakmurkan masjid membuat seorang muslim akan memperoleh ketenangan, rahmat dan kemampuan melewati jembatan menuju surga. Rasulullah saw bersabda: “Masjid itu adalah rumah setiap orang yang bertaqwa, Allah memberi jaminan kepada orang yang menganggap masjid sebagai rumahnya, bahwa ia akan diberi ketenangan dan rahmat serta kemampuan untuk melintasi shiratal mustaqim menuju keridhaan Allah, yakni syurga.” (HR. Thabrani dan Bazzar dari Abud Darda ra).

Kelima, menanti salat dianggap salat. Orang yang melaksanakan salat berjamaah di masjid amat bagus bila menanti beberapa saat sebelum masuk waktu salat agar ia tidak termasuk orang yang terlambat. Manakala ia menanti pelaksanaan salat berjamaah, maka penantiannya itu termasuk dinilai sebagai waktu yang digunakan untuk salat. Ini berarti bila salat hanya berlangsung lima menit dan ia menantikan pelaksanaan salat selama lima menit, maka ia seperti melaksanakan salat selama sepuluh menit, demikian yang kita pahami dari hadits di atas.

Karena itu, menanti salat berjamaah memiliki keistimewaan tersendiri bagi kaum muslimin. Rasulullah saw bersabda: “Selalu seseorang teranggap dalam salat selama tertahan oleh menantikan salat, tiada yang menahannya untuk kembali ke rumahnya hanya semata-mata karena menantikan salat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Keenam, langkah yang jauh menambah pahala. Keutamaan yang juga amat istimewa bagi orang yang melaksanakan salat berjamaah adalah ia akan memperoleh pahala yang lebih besar bila jarak tempuh menuju masjid lebih jauh, karena langkah-langkah kakinya akan dihitung dan dicatat. Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya orang yang terbesar pahalanya dalam salat adalah yang paling jauh perjalanannya.” (HR. Muslim dari Abu Musa).

Kepastian dicatatnya langkah-langkah menuju masjid membuat sahabat Bani Salamah tidak jadi pindah ke dekat masjid, apalagi Rasulullah saw menekankan agar sahabat Bani Salamah tetap tinggal di daerah yang lebih jauh dari masjid. Hal ini diceritakan oleh sahabat Jabir ra: “Di sekitar masjid terdapat tanah-tanah kosong, maka Bani Salamah ingin pindah ke dekat masjid. Hal itu sampai ke telinga Nabi, maka sabdanya: “Kudengar berita bahwa kamu akan pindah ke dekat masjid, benarkah itu?” Ujar mereka: “Benar Ya Rasulullah, kami bermaksud demikian.” Beliau pun bersabda: “Wahai Bani Salamah, tetap sajalah di tempatmu masing masing, langkah-langkahmu pasti dicatat.” (HR. Ahmad dan Abu Daud).

Betapa esensinya memakmurkan masjid, hati menjadi tenang, banyak relasi, ditingkatkan derajatnya, diampuni dosa-dosanya, kualitas iman meningkat dan Rahmat Allah akan selalu turun pada hamba yang hatinya selalu terpaut di dalam masjid.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img