MALANG POSCO MEDIA-Fitnah merupakan salah satu perbuatan yang sangat tercela. Karena dengan melakukan fitnah, berakibat dapat mencemarkan nama baik dan banyak lagi masalah yang timbul untuk orang yang di fitnah. Namun penderitaan akibat fitnah ini tidak hanya dirasakan orang yang difitnah, akan tetapi aktor utama yang menebar fitnah-pun akan merasakan akibatnya yang lebih besar. Sebab, orang yang suka memfitnah orang lain sebenarnya dia sedang menata penderitaan hidupnya sendiri. Seolah-olah dirinya tidak pernah memikirkan perbuatannya itu sebagai sebuah dosa. Padahal, perbuatannya itu justru mengantarkan dirinya ke dalam jurang kehinaan di dunia, lebih-lebih di akhirat.
Seseorang yang sedang memfitnah orang lain, berarti ia sedang mencelakai dirinya sendiri. Meski kerap tidak disadari, tapi cepat atau lambat Allah pasti akan membalas seseorang yang memfitnah orang lain. Allah SWT berfirman; “Fitnah itu besar (kejam) dari melakukan pembunuhan”. (QS. 2:217).
Perbuatan fitnah ini terkadang tidak disadari karena bisa bermula dari sebuah obrolan biasa, misalnya sedang bercerita tentang seorang teman. Dalam sebuah hadits dikatakan, “Wahai Rasulullah, apakah ghibah itu? Lalu Rasulullah menjawab, “Menyebut sesuatu yang tidak disukai saudaramu di belakangnya”. Kemudian para sahabat kembali bertanya, “Bagaimana jika apa yang disebutkan itu benar?” Rasulullah kemudian menjawab, “Kalau sekiranya yang disebutkan itu benar, maka itulah ghibah. Tetapi jika hal itu tidak benar, maka engkau telah melakukan fitnah (kebohongan besar)”. (HR. Muslin, Abu Daud, dan At-Tirmidzi).
Salah satu kisah menarik yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim tentang konflik antara Sa’id Ibn Zaid Ibn ‘Amr Ibn Nufail dan Arwa binti ‘Aus. Sa’id ditentang dan dilaporkan Arwa binti ‘Aus kepada Marwan Ibn al Hakam. Wanita itu menuduhnya mengambil sebagian dari tanahnya. Sa’id pun berkata; “Apakah aku mengambil sebagian dari tanah miliknya setelah aku mendengar ucapan dari Rasulullah SAW? Marwan bertanya, “Apa yang Anda dengar dari Rasulullah SAW?” Ia menjawab, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda; ‘‘Barang siapa mengambil sejengkal tanah secara zalim maka Allah akan mengalungkan ke lehernya tujuh lapis bumi. Maka, Marwan berkata; “Aku tidak akan memintamu bukti-bukti setelah ini.” Lalu Sa’id berkata; “Ya Allah, jika perempuan ini bohong maka butakanlah matanya dan matikan dia di tanahnya”. Sehingga, Urwah berkata;“Wanita itu tidak meninggal dunia sehingga matanya menjadi buta dan ketika ia berjalan di tanahnya, tiba-tiba ia terjatuh dan masuk terperosok lubang dan meninggal”. (HR Bukhari Muslim).
Dalam riwayat lain dengan makna yang sama, Muhammad Ibn Zaid melihat wanita tersebut dalam keadaan buta dan sedang meraba-raba dinding seraya berkata; “Aku tertimpa doanya Sa’id, dan sesungguhnya ia melewati sumur di rumah yang ia pertentangkan kemudian ia terjatuh ke dalam sumur dan itu menjadi kuburnya”. (HR Muslim).
Kisah di atas menunjukkan betapa buruk dan bahayanya dosa menuduh atau memfitnah, sekaligus memberi peringatan kepada kita bahwa perangai ini termasuk perbuatan jahat (zalim) yang semestinya ditinggalkan. Selain menimbulkan dampak yang buruk fitnah dalam Islam merupakan satu perbuatan yang sangat dilarang.
Membuat Hidup Menyesal
Fitnah merupakan satu hal yang sangat amat dilarang. Ketika seseorang melakukan fitnah maka akan menyebabkan hidup orang tersebut menjadi menyesal akan perbuatan tersebut. Oleh karena itu ketika mendengar suatu berita berhati-hatilah jangan sampai mempercayai fitnah. Allah berfirman dalam QS. 49: 6 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, jika datang orang fasik membawa berita maka periksa berita tersebut dengan teliti agar tidak menyebabkan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang nantinya akan menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan tersebut”.
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa ketika mendengar suatu berita buruk maka periksalah. Karena jika berita tersebut sebuah fitnah maka termasuk ke dalam dosar besar.Fitnah merupakan dosa yang paling dibenci Allah dan dilarang dalam Islam karena dapat mencegah seseorang masuk surga. Seseorang yang melakukan fitnah, ghibah dan juga menggunjing tidak akan pernah masuk surga mereka merupakan orang yang bangkrut sekalipun mereka berpuasa dan berdoa.
Rasulullah SAW. bertanya kepada sahabat “siapakah orang yang bangkrut?” lalu mereka berkata “orang yang tidak memiliki kekayaan”. Kemudian Rasulullah SAW berkata “Bukan itu, orang yang bangkrut adalah orang yang tidak mempunyai amal ibadah”. Lalu sahabat bertanya kembali “Bahkan ketika orang tersebut mengerjakan salat dan puasa? Dan Rasulullah SAW menjawab“Bahkan ketika dia salat dan puasa karena perbuatan baiknya akan diberikan kepada orang yang terzalimi, dia ghibah dan juga fitnah bahkan perbuatan buruk orang yang di fitnah dan di tindas akan diberikan kepada orang yang memfitnahnya”. (*)