Jeny Kusuma Ningrum, Disabilitas Berprestasi Asal Malang
Di balik keterbatasan, masih ada banyak sekali kelebihan yang dimiliki. Itu dibuktikan Jeny Kusuma Ningrum, seorang penyandang disabilitas.
=========
MALANG POSCO MEDIA – Fokus menggores di atas kertas mewarnai sore itu. Seorang perempuan muda di kursi roda sedang asyik menuangkan ide-idenya di kertas putih yang ada di hadapannya.
Namanya adalah Jeny Kusuma Ningrum. Wanita kelahiran Kota Malang ini terus mengasah semangat dan potensinya. Meskipun memiliki kekurangan, namun ia tak pernah menyerah untuk dapat terus membuktikan pada dunia bahwa ia bisa dan mampu.
Terlahir sebagai seorang Tuna Daksa dan Grahita serta mengalami lumpuh otak 30 persen, namun itu semua bukan halangan baginya. Kegigihan nampak di wajahnya ketika asyik menggambar.
“Awalnya saya juga merasa patah semangat, tidak tahu harus bagaimana. Namun setelah sekian lama, saya menyadari bahwa saya harus bisa bangkit. Makanya saya berani mendaftarkan Jeny ke SD, meskipun sempat ditolak karena terlambat, setelah sekian persiapan akhirnya bisa diterima, “kisah Endang Ismiati, orang tua Jeny kepada Malang Posco Media.
Meskipun sudah berusia 25 tahun, karena kelumpuhan otak 30 persen membuat Jeny masih seperti anak-anak. Meskipun begitu sebagai orang tua, Endang tak pernah berhenti untuk mendukung anaknya tersebut.
Bahkan setelah Endang mengetahui bakat anaknya, ia mulai mendaftarkannya untuk mengikuti lomba. Awalnya dengan alat seadanya, crayon seharga Rp 12 ribu, ia memberankkan diri untuk mengikutkan putrinya dalam sebuah perlombaan menggambar.
“Saat itu anak saya adalah satu-satunya yang disabilitas dan lawannya itu adalah mereka-mereka yang sudah profesional bahkan ada yang les juga. Dengan alat seadanya saya ikutkan lomba tujuannya untuk dapat menumbuhkan keberanian dan percaya diri pada Jenny untuk bisa bersosialisasi dengan sekitarnya,” ungkap Endang.
Terus menerus mengalami kekalahan tak membuatnya patah semangat. Ia bahkan terus mengikutkan Jeny ke berbagai perlombaan menggambar. Dia sering melirik, bahkan tak malu bertanya kepada peserta lain terkait bagaimana teknik menggambar sampai pewarna apa yang digunakan.
Hingga perjuangan tersebut tak sia-sia. Karya Jeny bisa mendapatkan juara, bahkan setiap perlombaan Jeny selalu mendapatkan nomor juara. Entah juara tiga, dua atau juara satu. Tak sampai di sana, karya Jenny juga diapresiasi oleh orang-orang hebat seperti Ketua DPRD Kota Malang hingga Ketua MPR RI pada tahun 2022 lalu.
“Alhamdulillah dari sana karya Jeny selalu diapresiasi oleh banyak orang. Pernah diundang oleh Kapolda Jawa Timur dalam suatu acara untuk menggambarkan wajah Ibu Kapolda. Sebenarnya Jeny lebih ke Kaligrafi dan pemandangan. Meskipun belum maksimal tapi sudah yang terbaik,” imbuhnya.
Bahkan Jeny juga pernah diminta untuk menggambar beberapa gambaran seperti hotel, binatang, balon udara dan lainnya untuk Hotel Grand Mercure Malang Mirama.
Di balik keterbatasannya, Jeny adalah sosok yang mandiri. Hal itu diungkapkan langsung oleh sang ibu.
“Meskipun tidak bisa mandiri seratus persen, namun ia adalah sosok yang luar biasa bagi saya. Bisa makan sendiri, mandi sendiri bahkan cuci piring sendiri. Meskipun tingkah polahnya seperti anak-anak dan saya tetap mengawasinya,” tandasnya. (adam malik/van)