spot_img
Wednesday, September 18, 2024
spot_img

Minim Perusahaan Rekrut Disabilitas

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Belum banyak disabilitas di Kabupaten Malang yang bekerja di perusahaan ataupun lembaga pemerintahan. Dari data yang dimiliki Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang hanya 49 perusahaan yang memperkerjakan disabilitas.

“Masih minim perusahaan yang merekrut disabilitas. Baru 49 perusahaan yang menyerap tenaga kerja disabilitas. Padahal amanat undang-undang mewajibkan perusahaan atau lembaga pemerintahan menyerap tenaga kerja dari disabilitas,’’ kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang Yoyok Wardoyo.

Dijelaskannya, di Kabupaten Malang jumlah perusahaan sebanyak 1.400, baik kategori perusahaan mikro, kecil, sedang, menengah dan besar. Yoyok menyebutkan dari 49 perusahaan tersebut menyerap 129 tenaga kerja disabilitas.

“Ini juga masih menjadi problem. Karena secara aturan sudah jelas. Minimal satu persen dari jumlah total karyawan itu diisi dari disabilitas. Sedangkan untuk lembaga pemerintahan dua persen,’’ tambah Yoyok.

Mantan anggota TNI AD ini sejatinya tidak pernah tinggal diam terkait hal ini. Pihaknya terus melakukan sosialisasi, baik itu ke perusahaan maupun kepada para penyandang disabilitas.

“Kami juga bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Brawijaya untuk pendampingan disabilitas yang ingin bekerja di perusahaan. Artinya kami tidak lepas tangan. Mereka tetap terpantau dan terawasi. Sehingga selama menjalankan tugas sebagai karyawan, mereka bisa merasa nyaman,’’ ucapnya.

Sementara selain melakukan komunikasi dengan perusahaan-perusahaan, Dinas Tenaga Kerja juga melakukan upaya membangkitkan semangat para penyandang disabilitas dengan membuat pelatihan. Dikatakan Yoyok sudah beberapa kali sejaki dirinya menjabat sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja menggelar pelatihan.

“Seperti penyandang tuna netra. Beberapa waktu lalu kami ajak mereka mengikuti pelatihan memijat. Tujuannya jelas, dengan mengikuti pelatihan serta belajar, mereka bisa berdikari menjadi tukang pijat. Mereka menjadi mandiri, dan tidak tergantung dengan orang lain,’’ urainya.

Begitu juga penyandang disabilitas tuna rungu, beberapa waktu lalu mereka diikut sertakan dalam pelatihan input data. Tujuannya jelas, setelah mereka mengikuti pelatihan dapat menjadi tenaga admin.

“Ada juga yang dilatiih sebagai gardener. Dan lainnya. Ya itu tadi tujuan kami, saat mereka ini mengikuti pelatihan, ada ketrampilan yang dimiliki, diharapkan mereka menjadi mandiri. Sehingga tidak tergantung lagi kepada orang lain,’’ tandasnya.(ira/aim)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img