Oleh : Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M.Si
MALANG POSCO MEDIA – Modal sosial bukanlah kekayaan atau uang, tetapi berupa sikap yang menyenangkan, pola pikir positif, kemauan baik, rasa bersahabat dan kerja sama erat yang membentuk kelompok sosial, baik di dalam organisasi maupun lingkungan masyarakat. Hasilnya, kemajuan tidak hanya dicapai oleh individu dan organisasi tetapi juga oleh warga di sekitar organisasi dalam berbagai bidang kehidupan.
Banyak para ilmuan yang menyatakan bahwa struktur dan fungsi sosial hanya bisa dipahami lewat modal sosial, di samping juga modal ekonomi. Pada setiap transaksi ekonomi yang bersifat material selalu disertai transaksi non-ekonomi yang bersifat immaterial berbentuk modal sosial, yaitu berupa hubungan interpersonal di antara pelaku transaksi. Misalnya, hubungan antara tenaga penjual dengan konsumen. Selain itu, perbedaan modal ekonomi dan modal sosial terlihat pada konversi. Modal ekonomi mudah dikonversi dalam bentuk uang atau pemilikan, sedangkan modal sosial (gelar akademik) bisa juga dikonversi menjadi modal ekonomi (nilai jual ekonomi).
Coleman (2022) menganalisis proses sosial dengan menggunakan teori pilihan rasional yang sarat dengan prinsip ekonomi. Di sini modal sosial berperan menciptakan modal manusia. Jadi, modal sosial bersifat produktif. Tanpa modal sosial, seseorang tidak mungkin memperoleh keuntungan material atau keberhasilan yang optimal. Namun, modal sosial hanya memberi manfaat pada situasi tertentu saja. Contoh kerja sama yang positif dengan seorang pejabat merupakan modal sosial ketika yang bersangkutan berkuasa, tapi bisa juga terjadi sebaliknya.
Sementara itu, Francis Fukuyama (1995) menyatakan bahwa kondisi kesejahteraan, demokrasi dan daya saing suatu masyarakat ditentukan oleh tingkat kepercayaan antara sesama warga. Tingkat kepercayaan bertalian dengan akar budaya, etika dan moral, yang diwujudnyatakan dalam perilaku saling bantu dan kerja sama.
Keberhasilan ekonomi suatu negara bangsa setara dengan perpaduan yang harmonis antara organisasi ekonomi skala besar, korporasi yang demokratis, dan nilai budaya seperti resiprositas, tanggungjawab moral dan kepercayaan.
Kinerja Organisasi
Ada beberapa elemen penting modal sosial yang berpengaruh pada kinerja organisasi. Pertama, kepercayaan (trust), kepercayaan sosial dalam dunia modern muncul dari dua sumber: norma resiprositas dan jaringan partisipasi warga. Kepercayaan merupakan unsur pokok dalam transaksi ekonomi, kendati para ekonom jarang membahas gagasan ini. Kepercayaan adalah sejenis pelumas yang memungkinkan partisipasi voluntar dalam produksi dan perdagangan.
Pengalaman menunjukkan secara logis bahwa banyak keterbelakangan ekonomi di dunia dapat dijelaskan dengan kurangnya “mutual confidence.” Kepercayaan adalah penting karena keberadaan atau ketiadaannya berpengaruh pada apa yang akan dilakukan. Selain itu, dengan adanya rasa saling percaya, suatu transaksi yang menguntungkan dapat berjalan dengan lancar.
Ketika seseorang mempercayai orang lain (atau lembaga) untuk mengerjakan sesuatu bukan semata-mata karena dia berjanji mau melakukannya, akan tetapi karena mengenal wataknya, pilihan-pilihan dan akibat dari berbagai tindakannya, dasar pengetahuannya dan kemampuannya.
Pendeknya, janjinya harus bisa dipercaya. Kepercayaan antara orang-orang dan lembaga saling berhubungan. Namun, kalau kepercayaan terhadap seseorang goyah, maka tidak akan mempercayai janjinya dan tidak akan mengadakan suatu perjanjian dagang atau transaksi ekonomi dengannya.
Kedua, reputasi. Kepercayaan didasarkan pada reputasi, dan reputasi diperoleh berdasarkan perilaku yang teramati. Reputasi adalah suatu aset, kalau seseorang melakukan investasi dalam bentuk reputasi, dia akan menikmati manfaatnya.
Namun demikian, di antara para anggota organisasi mulai dari pimpinan tertinggi sampai pegawas di level paling bawah, perlu ada kesepakatan-kesepakatan tentang rule of game dalam organisasi, tentang sasaran dan tujuan yang harus dicapai dan tentang apa yang harus dilaksanakan dan apa yang tak boleh dilaksanakan dalam organisasi.
Ada empat situasi di mana para anggota organisasi bisa memegang teguh kesepakatan-kesepakatan yang telah mereka buat Bersama. Pertama, para anggota organisasi saling mempedulikan dan memperhatikan satu sama lain. Kedua, para anggota dihargai, dan mereka tahu bahwa dirinya dihormati. Ketiga, kesepakatan-kesepakatan itu diperkuat dengan mengenakan suatu sanksi kepada anggota yang perilakunya menyimpang, dan Keempat, ada pihak luar yang menegakkan kesepakatan-kesepakatan itu.
Kalau kesepakatan-kesepakatan diimplementasikan secara konsisten, sesuai aturan main dalam organisasi, maka akan tercipta suatu iklim yang kondusif bagi pelaksanaan tugas-tugas dalam organisasi, yang selanjutnya berimplikasi pada produktivitas organisasi.
Banyak sekali transaksi berlangsung hanya karena orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempedulikan satu sama lain. Mereka secara rasional percaya bahwa semua orang saling mempedulikan satu sama lain sehingga mereka saling percaya untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka.
Para ekonom memodelkan situasi demikian sebagai suatu situasi di mana para anggota organisasi atau kelompok mempunyai interdependent utilities. Rumah tangga mencontohkan suatu institusi yang dibangun berdasarkan care dan affection. Karena biaya pemantauan dalam rumah tangga cukup rendah (sekelompok orang yang tinggal bersama atau yang erat interaksinya dalam kehidupan sehari-hari akan mampu mengamati dan saling mengenal satu sama lain dengan baik). Institusi ini mengalami lebih sedikit masalah moral hazard dan masalah-masalah lain dibanding dengan institusi yang lebih kompleks lainnya.
Jaringan Kerja
Seseorang mungkin mula-mula menganggap jaringan sebagai sistem saluran komunikasi untuk melindungi dan mempromosikan hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal merupakan gagasan yang lebih tajam, yang mencerminkan kepercayaan bersama. Jaringan mencakup domain yang luas. Jaringan ini berupa jaringan yang terajut dengan erat seperti keluarga inti dan bersifat ekstensif seperti sebuah organisasi voluntar.
Kita dilahirkan dalam jaringan tertentu dan memasuki jaringan-jaringan baru. Jadi, jaringan-jaringan itu sendiri saling berhubungan satu sama lain. Hubungan-hubungan jaringan juga dapat diekspresikan dalam bentuk saluran, meski keputusan untuk membentuk saluran yang menghubungkan jaringan-jaringan merupakan keputusan kolektif untuk mewujudkan cita-cita yang diidealkan.(*)