spot_img
Monday, May 6, 2024
spot_img

Mudik Ujian Kelulusan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Suka ria mudik dan aroma lebaran sudah terasa dan tercium. Kegembiraan terpancar di hati dan perasaan mayoritas warga Indonesia ketika Presiden Joko Widodo mengumumkan boleh mudik tapi tetap dengan prokes ketat, Rabu (6/4) lalu. Hampir semua aturan mudik dilonggarkan setelah dua tahun lebaran sebelumnya dibatasi superketat. Lebaran tak terasa lebarannya tanpa hingar bingar mudik ke kampung halaman.

Meski kabar gembira itu dibarengi dengan naiknya harga pertamax dan langkanya minyak goreng yang harganya melambung tinggi dan membuat kalang kabut masyarakat, namun diperbolehkannya mudik seolah menjadi angin surga bagi masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam yang akan merayakan lebaran. Adanya permainan distribusi minyak goreng yang melibatkan oknum pemerintahan pun seperti kalah dengan semaraknya persiapan mudik dan lebaran tahun ini.

Presiden Jokowi memperkirakan sedikitnya 85 juta penduduk Indonesia akan melakukan ritual mudik ke kampung halamannya masing masing. Resepsi akbar tahunan ini harus diantisipasi sebaik mungkin sebab bila tidak, mudik masal ini akan menjadi masalah. Mudik masal bisa menjadi boomerang melonjaknya kembali Covid-19 di Indonesia, entah sudah memasuki gelombang yang keberapa.

Karena itu Jokowi meminta semua stakeholder di semua lini bersikap tegas soal protokol kesehatan pemudik. Ya, mudik memang dilonggarkan tapi bukan berarti protokol kesehatan diabaikan yang berakibat fatal. Karena itu semua pihak harus saling menjaga dan saling peduli akan keselamatan bersama dalam merayakan momen lebaran kali ini.

Dahlan Iskan sang begawan media menulis, seperti dipublish jppn.com edisi Rabu (20/4/2022) soal imunitas masyarakat Indonesia yang tertinggi di dunia. Judul tulisannya 92,2 Persen. Dahlan mengawali tulisan dengan diksi yang cantik.

DEAR Omicron, thanks!

Itu pasti berlebihan. Omicron bukan Tuhan. Juga bukan pemerintah yang rajin mendorong vaksinasi. Berita gembiranya: seluruh dunia kemarin tahu. Ada berita baik dari Indonesia: tingkat imunitas masyarakat Indonesia telah mencapai 99,2 persen.

Kantor berita internasional Reuters sampai memberitakan itu. Sumbernya: Pandu Riono, epidemiologist dari Universitas Indonesia. Rupanya UI telah ditunjuk pemerintah untuk melakukan penelitian khusus:  seberapa luas masyarakat kita sudah punya imun pada Covid-19.

Maret lalu survei itu dilakukan lagi. Respondennya 2.100 orang. Di Jawa. Dan Bali. Mereka diambil darah. Diperiksa di lab. Hasilnya itu tadi: 99,2 persen sudah memiliki imun. Angka itu lebih tinggi dari Inggris: 92 persen. Jangan-jangan sudah yang tertinggi. Dari mana saja sumber imunitas itu? Tentu Anda sudah tahu: vaksinasi. Juga karena ada yang terkena Covid generasi induk-sembuh.

Biar pun tiap bulan angka imunitas itu naik terus, pemerintah terlihat  sangat hati-hati. Pun setelah 99,2 persen. Belum ada gambaran kapan bebas masker. Pemerintah kita belum mau menyinggung bebas masker. Mungkin karena ujian Covid masih akan kita hadapi lagi. Semoga ini ujian terakhir: Lebaran Idul Fitri. Orang bisa menyebut sebagai ”ujian kelulusan.”

Dahlan mengaku termasuk yang sangat gembira. Tapi masih ada yang lebih gembira lagi. “Kalau yang sudah punya antibodi 99,2 persen berarti  sebenarnya sudah 100 persen,” ujar seorang peneliti virus.

Karena masih harus menghadapi ujian kelulusan Covid-19, maka mudik lebaran kali ini semua pihak harus benar-benar disiplin. Tidak hanya disiplin protokol kesehatan saja, tapi disiplin berlalu lintas, disiplin antre, disiplin diri agar tidak terpancing emosi, disiplin bicara, disiplin dalam bersikap dan berperilaku selama mudik dan pasca mudik lebaran.

Kita semua masih sangat ingat kampanye di berbagai media dan platform saat awal Covid-19 menyerang Indonesia. Disiplin adalah vaksin dan obat mencegah penyebaran Covid-19. Kunci utamanya adalah pada sikap disiplin. Mampukah para pemudik untuk disiplin? Ini yang harus digaungkan agar mudik lebaran dan pasca lebaran tahun ini aman. 

Brendon Burchard penulis Amerika yang menjadi seorang trainer yang dibayar mahal karena memiliki follower yang banyak sekali di media sosialnya. Dia ditanya mengenai kunci suksesnya. Jawabnya sederhana: DISIPLIN. Brendon pembicara motivasi dan pelatih kinerja tinggi ini mengatakan dirinya rajin membuat video motivasi dan pengajarannya setiap minggu dan diunggah.

Lalu, dia sendiri yang secara disiplin berlatih dan belajar cara pengkodean serta membuat program sederhana untuk kebutuhan websitenya sendiri, pada saat memulainya. Itulah kedisiplinannya dalam melakukan Digital Marketing. Disiplin itulah yang kini membuatnya kini dibayar mahal.

Ataupun, saat ingin menulis buku pertama kalinya, Brendon ingat ketika membuat komitmen. Lalu, selama dua tahun, hampir setiap hari Ia memutuskan untuk mempunyai kemajuan dalam menulis buku. Hasilnya, adalah buku pertamanya: Emotional Quality Management.(hrexcellency.com).

Mudik lebaran akan menjadi ujian kelulusan yang sukses bila para pemudik disiplin. Tapi bila tidak, maka ujian Covid-19 akan bisa kembali lagi. Dan ini pertaruhan besar pemerintahan, khususnya Presiden Jokowi dengan kabinetnya. Karena itu, sekecil apapun perilaku kita, harus tetap disiplin.

Ada satu contoh sikap antidisiplin yang buruk, cenderung melawan dan mengancam keselamatan pengendara. Semua tahu, jembatan Tunggulmas sengaja ditutup kepolisian karena menimbulkan titik kemacetan baru. Mengantisipasi padatnya arus mudik di kawasan Dinoyo – Tlogomas sampai Kota Batu dan sekitarnya, akses masuk dan keluar jembatan Tunggulmas ditutup.

Tak hanya ditutup dengan barrier, tapi sampai dilas dengan papan penghalang besi. Tujuannya jelas agar tidak digeser dan dipindah pengendara yang masih nekat melintasi jembatan tersebut. Tapi upaya kepolisian masih kalah dengan ulah ‘tikus.’ Saya sengaja menyebut ‘tikus’ karena ternyata penutupan akses itu dibobol.

Para pengendara yang bermental ‘tikus’ itu nekat maksa melintasi jembatan dari celah jalan di antara tiang traffic light. Parahnya mereka keluar masuk tanpa memedulikan keselamatan dirinya sendiri dan pengendara lainnya. Mental-mental antidisiplin dan suka mencari celah inilah yang rawan dalam mudik lebaran kali ini. Kalau ada, lebih baik, ditindak tegas saja. Jangan beri ampun. Lebih baik keras sama satu dua orang daripada harus mengorbankan banyak orang.

Zig Ziglar seorang pakar motivasi berkata, “Kalau kita bersikap keras kepada dunia, maka akhirnya dunia akan bersikap lembut pada kita. Tetapi, kalau kita bersikap lembut kepada dunia, akhirnya dunia akan bersikap keras kepada kita.” 

Artinya, kalau kita ingin mudahnya tanpa mau susah-suah berdisiplin, maka akhirnya jalan hidup kita akan menjadi begitu sulitnya. Bahkan penulis dan pembicara mendiang Stephen Covey pernah mengutip kalimat menarik, “Sebenarnya orang suksespun memiliki rasa malas seperti yang dirasakan orang lain umumnya. Hanya saja, mereka tetap berusaha melakukan dan menjadikan itu sebagai kebiasaannya sehingga kebiasaan inilah yang akhirnya menentukan masa depan mereka.”

Kelonggaran mudik lebaran membuat masyarakat gembira. Suka ria mudik boleh boleh saja. Yang utama harus dijaga bersama adalah jangan sampai Covid-19 dengan segala variannya justru mudik ke Indonesia. Selamat happy dan tetap waspada!.(*)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img