.
Thursday, December 12, 2024

Mulanya Tolong Seorang Ibu, Kini Klien Berdatangan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Duo Sahabat Asal Malang Ciptakan Jasa Keamanan Siber

Malang Posco Media – Keamanan siber sudah tak bisa dianggap remeh. Sebab rawan dibobol. Persoalan itu diatasi duo sahabat asal Kota Malang Dean Diyantha Putrandi dan Novaldi Nur Rochman Putra. Mereka menciptakan  jasa keamanan siber. Namanya  Digital Solusi Group (DSG).

Salah salah satu foundernya, Novaldi Nur Rochman Putra menceritakan  saat ini startup mereka sudah digunakan berbagai instansi. Baik kalangan pengusaha, hingga pemerintah. Skala nasional maupun internasional.

Menurut alumnus FIA Universitas Brawijaya (UB) Malang ini, sekarang  jumlah klien yang mendapat perlindungan dari DSG sudah lebih dari 100 perusahaan. Tersebar di 200 kota di seluruh Indonesia.

“Klien juga ada yang dari negara lain, istilahnya juga terjaring ke benua lain seperti di Asia, Eropa, Australia sampai ke Afrika,” kata Novaldi sapaan akrabnya.

Pria yang saat ini sedang melanjutkan studi S2 di UPN Jakarta  ini menjelaskan selama  satu tahun platformnya bisa melakukan proteksi terhadap lebih dari 1 juta serangan siber. Sebesar itulah serangan siber yang ditangani setiap tahunnya dari klien-klien yang dimiliki.

Dijelaskannya DSG  berdiri  tahun 2018. Namun masih dalam bentuk konsep dan belum bisa berkembang pesat. Inisiator awal adalah sahabatnya Dean Diyantha Putrandi.

Saat itu Dean belum bisa menemukan partner tepat yang bisa mengembangkan platform digital startup tersebut. Kemudian Novaldi bergabung. Tepatnya di tahun  2021. Saat itulah DSG mulai berkembang mencari klien. Awal DSG bukanlah platform digital jasa keamanan siber. Kebih pada menjual produk software.

“Suatu ketika kami didatangi seorang ibu-ibu. Dia minta bantuan karena hardisk yang berisi file penting tidak dapat diakses, tanpa tahu sebabnya. Isinya itu foto almarhum ibunya. Dia bingung karena itu kenangan penting dan sudah tidak ada lagi backupnya,” ceritanya.

Saat itu, Novaldi dan Dean hanyalah dua orang yang menjual software. Tapi sedikit-sedikit mengerti mengenai back up data. Setelah berdiskusi dibantulah sang ibu tersebut. Akhirnya data tersebut bisa dikembalikan. Dari situ, keduanya merasa small kindness bisa membantu orang lain. Ini juga menjadi peluang bisnis yang bagus. Yakni bisa menjual jasa keamanan siber.

Dari situ keduanya mulai menjajal jasa keamanan siber. Klien pertama yang didapat adalah sebuah rumah sakit swasta.

“Klien pertama saya ingat itu salah satu rumah sakit swasta di Malang. Mereka minta bantuan karena dapat serangan siber. Ada virus software, mereka minta bantuan agar teratasi dan agar tidak terkena jaringan data lainnya. Dan kami bisa atasi,” papar pria 28 tahun ini.

Mulai dari situ keduanya semakin yakin bisa mengerjakan jasa keamanan siber dengan platformnya lebih baik lagi. Mulailah mereka mendapat klien-klien lain. Dari usaha kecil kuliner, beranjak ke perusahan seperti hotel hingga sekarang lebih besar lagi.

Seiring berjalannya waktu, DSG mendapat kepercayaan untuk pengamanan sistem digital di berbagai industri.

Mulai dari oil and gas, pendidikan, hospitality, healthcare, manufaktur, logistik, konstruksi, real estate, properti developer, marketing agency dan digital media. Selain itu asuransi, sekuritas, venture capital, fintech, koperasi, perbankan, BUMN, BUMD hingga  objek vital nasional. Juga  perusahaan multinasional hingga kerjasama dengan pemerintah luar negeri.

“Saat itu, kami didatangi klien dari luar negeri. Inti kerjasamanya, inisiatif yang dilakukan pemerintah dua negara untuk inklusivitas perlindungan kerjasama antar negara tersebut. Dan berjalan sampai sekarang,” paparnya.

Ke depan mereka menargetkan  ekspansi ke luar negeri dengan memulai langkahnya pada akhir tahun ini.

Pasalnya semakin tahun security layers lebih luas. Dari aplikasi yang di develop perusahaan bisa jadi tidak aman. Padahal sayangnya banyak pihak tidak paham bahwa semua hal yang berkaitan dengan digital bisa diproteksi.

“Intinya memang keamanan siber semakin harus dimiliki seluruh perusahaan atau perorangan. Kita harus paham data-data penting kita harus diproteksi. Karena serangan siber tidak pandang bulu. Tidak mengenal kamu siapa, latar belakangnya apa, dampaknya apa. Jika kena ya akan kena,” pungkasnya. (sisca angelina/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img