Hari ini, Kamis, 10 November, diperingati sebagai Hari Pahlawan. Para pahlawan zaman dahulu, seperti Jenderal Sudirman dan Bung Tomo berjuang melawan penjajah di alam nyata. Kini, pahlawan era internet dan media sosial (medsos) musuh yang harus dihadapi tak lagi penjajah yang menyerang secara nyata. Penjajah era kekinian muncul di ranah daring atau online. Untuk itu saat ini dibutuhkan pahlawan-pahlawan digital yang melek teknologi.
Tema Hari Pahlawan tahun 2022 ini adalah “Pahlawanku Teladanku.” Setiap peringatan Hari Pahlawan kita selalu diingatkan kembali pada peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya sebagai salah satu momen paling bersejarah dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Melalui tema ini diharapkan para generasi muda dan penerus bangsa agar dapat mengimplementasikan dan meneladani nilai-nilai luhur para pahlawan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pahlawan digital adalah mereka yang melek media dan teknologi. Pahlawan pada masa kecanggihan teknologi saat ini dituntut menang berperang melawan beragam hoaks, penetrasi budaya, ideologi, dan produk asing lewat teknologi. Semua orang yang mampu membentengi budaya, ideologi, dan produk bangsa sendiri dari penjajahan bangsa lain yang masuk lewat aneka platform media baru itulah pahlawan digital.
Pahlawan digital juga sebutan bagi mereka yang mampu menggunakan teknologi sebagai sarana guna menumbuhkan kehidupan yang lebih baik di sektor ekonomi, sosial, budaya, dan kemasyarakatan. Pahlawan digital adalah mereka yang dengan beragam platform teknologi mampu menumbuhkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), memacu partisipasi publik dalam pembangunan, dan mewujudkan kehidupan yang lebih aman, damai, dan sejahtera.
Perubahan Lanskap Kehidupan
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah melahirkan Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), robot, dan big data yang telah mengubah lanskap kehidupan manusia. Kehadiran teknologi baru juga telah melahirkan penjajahan bentuk baru. Untuk itu dibutuhkan pahlawan-pahlawan gaya baru yang mampu berperang melawan musuh yang menyerang lewat beragam kecanggihan teknologi komunikasi terkini.
Teknologi internet telah melahirkan masyarakat digital. Sebuah tatanan masyarakat yang menggunakan ilmu pengetahuan yang berbasis teknologi modern agar kehidupan manusia dapat berjalan dengan nyaman. Masyarakat digital dibangun dengan dukungan teknologi yang lebih mengandalkan manusia sebagai komponen utamanya. Masyarakat era ini lebih mengandalkan kecerdasan buatan sebagai komponen utamanya dan menjadikan teknologi sebagai perangkat wajib bagi manusia.
Model masyarakat digital adalah suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia yang berbasis teknologi (technology based). Konsep masyarakat digital merupakan kelanjutan dari konsep-konsep Society 1.0 (berburu dan mengenal tulisan), Society 2.0 (pertanian dan bercocok tanam), Society 3.0 (industry), Society 4.0 (manusia mengenal komputer hingga internet), dan Society 5.0 (semua teknologi menjadi bagian dari manusia itu sendiri).
Penetrasi teknologi komunikasi lewat internet dan beragam platform media baru banyak diakses masyarakat digital. Interaksi komunikasi berlangsung dalam lingkup global dan menihilkan batas (border) geografis. Aneka budaya asing akan masuk ke tanah air dengan lebih bebas dan leluasa. Penjajahan model baru bisa merasuk ke Indonesia lewat produk budaya asing dan aneka bujuk rayu dalam bingkai modernisasi dan kapitalisme global.
Pada era ini telah mengubah konsep siapa itu penjajah dan siapa itu pahlawan. Konsep penjajah dan pahlawan saat ini telah bergeser. Kalau Jenderal Sudirman dan Bung Tomo kala itu harus berhadapan dengan musuh nyata tentara bersenjata. Dulu pahlawan berjuang mengusir penjajah dengan senjata bambu runcing dan peralatan seadanya. Saat ini musuh-musuh bangsa tak semua terlihat kasat mata. Lewat teknologi para penjajah dunia maya itu beraksi.
Pahlawam Digital
Pahlawan era digital adalah sosok yang berjuang melawan dampak buruk teknologi. Untuk itu kemampuan melek media dan teknologi menjadi kemampuan yang penting sebagai bekal melawan penjajah gaya baru. Pahlawan sekarang memang tak lagi dituntut heroik dengan mengangkat senjata melawan penjajah. Pahlawan sekarang adalah mereka yang mampu memberi inspirasi dan pengaruh positif bagi masyarakat.
Sosok pahlawan digital adalah tokoh masa kini (living heroes) yang dapat membawa Indonesia sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya. Pahlawan kekinian dituntut mampu beradaptasi dengan perubahan dan mampu menciptakan inovasi demi kemanfaatan buat masyarakat. Pahlawan sekarang selalu merasakan kegelisahan dan penderitaan masyarakat.
Bangsa ini membutuhkan banyak pahlawan digital yang berasal dari generasi muda guna berkontribusi nyata bagi masyarakat. Generasi muda yang aksesibilitasnya pada teknologi sangat tinggi menjadi aset bangsa yang berharga dalam menghadapi berbagai serangan siber. Pahlawan digital tak lagi berperang adu fisik. Pahlawan kekinian adalah mereka yang berperan dengan ide, gagasan, inovasi, dan sikap kritis.
Semua orang bisa jadi pahlawan. Baik itu menjadi pahlawan untuk diri sendiri, keluarga, dan untuk negara. Menjadi pahlawan kekinian harus memiliki inspirasi, inovasi, kritis, dan kreatif. Sikap kemandiriaan perlu dikedepankan agar bangsa ini tak hanya mengekor bangsa lain. Kekuatan dan potensi bangsa ini bisa menjadi modal berharga dalam menjadikan bangsa yang maju dan mandiri.
Pahlawan saat ini adalah mereka yang punya solusi terhadap berbagai persoalan bangsa. Beragam informasi hoaks, fake news, fitnah, dan adu domba yang banyak beredar lewat medsos harus menjadi musuh bersama untuk diberantas. Pahlawan digital harus menjadi penjernih informasi di tengah banjir informasi yang keruh. Pahlawan digital adalah mereka yang mampu menjadi suluh di tengah banjir informasi dan sulitnya menemukan kebenaran di era pasca kebenaran (post truth) saat ini.
Mengutip apa yang pernah disampaikan Presiden Soekarno bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tak pernah lupa akan jasa para pahlawannya. Untuk itu jangan pernah sekalipun melupakan sejarah (jas merah).
Memperingati Hari Pahlawan saat ini tentu tak cukup hanya dengan ramai-ramai bikin twibbon bertema Hari Pahlawan dan memviralkannya di medsos semata. Spirit Jenderal Sudirman dan Bung Tomo perlu diejawantahkan sesuai konteks zaman dan kemajuan teknologi saat ini. (*)