spot_img
Wednesday, June 26, 2024
spot_img

Piala Eropa 2024

Panggung Terakhir Bagi Toni Kroos dan Ronaldo

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Gelaran Euro atau Piala Eropa 2024 di Jerman akan menjadi panggung terakhir Toni Kroos di kubu tuan rumah yang memutuskan pensiun. Kroos yang baru saja menjuarai Liga Champions untuk keenam kalinya setelah membawa Real Madrid menang 2-0 dari Borussia Dortmund di partai final, akan mencari kepingan trofi Piala Eropa untuk melengkapi medali kejuaraan di lemarinya yang sudah banyak ia kumpulkan.

Selain Kroos, Piala Eropa juga sepertinya akan menjadi tarian terakhir mega bintang Portugal Cristiano Ronaldo yang kini sudah memasuki usia 39 tahun di pergelaran empat tahunan paling bergengsi di benua biru itu.

Ronaldo telah kehilangan trofi yang ia dambakan ketika ia hanya menyaksikan rivalnya Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia 2022 Qatar bersama Argentina. Dan di Piala Eropa, pemilik lima Ballon d’Or tampaknya tak ingin menutup karier sepak bola indahnya dengan tanpa trofi bergengsi seperti Piala Eropa.

Apalagi, selepas kepergian Fernando Santos dari kursi pelatih Portugal, kini Os Navegadores sedang dalam kepercayaan diri tinggi seusai ditangani Roberto Martinez.

Pemain depan Portugal Cristiano Ronaldo memeluk pelatih Portugal Roberto Martinez (kiri) selama sesi latihan di kamp pelatihan Cidade do Futebol di Oeiras, pinggiran Lisbon, pada 7 Juni 2024 menjelang pertandingan persahabatan Internasional melawan Kroasia menjelang UEFA Euro 2024 turnamen sepak bola di Jerman. (ANTARA/AFP/Patricia De Melo Moreira)

Martinez boleh gagal meramu generasi emas timnas Belgia di Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018. Namun, pelatih asal Spanyol itu tampaknya belajar dari pengalaman untuk tak mengulangi kesalahan yang sama ketika menukangi Portugal yang juga dihuni pemain-pemain bintang.

Martinez ditunjuk sebagai pelatih Portugal setelah negara yang memiliki ibu kota Lisbon itu tampil buruk di Piala Dunia 2022, setelah dihentikan Maroko pada perempat final dengan skor 0-1 yang membuat Ronaldo menangisi akhir kariernya yang diambang tanpa trofi Piala Dunia.

Pada 9 Januari 2023, Martinez ditunjuk sebagai pelatih Portugal dan sejak itu, tangan dingin pelatih 50 tahun itu membawa Portugal memenangi 13 laga dan hanya dua kalah dari 15 laga, dengan mencetak 49 gol dan hanya kemasukan 10 gol, dengan formasi andalan menggunakan formasi empat bek dalam pakem 4-3-3 yang juga bisa berubah 4-5-1 ketika bermain.

Catatan ini juga termasuk laju tak terkalahkan Portugal di babak kualifikasi Piala Eropa dengan menyapu bersih 10 laga, mencetak 36 gol dan hanya kebobolan dua gol.

Tak hanya kemenangan, hadirnya Martinez juga membuat Portugal bermain sebagai sebuah “tim” yang dimana hal ini jauh tidak terlihat dari apa yang ditampilkan saat masih diarsiteki Santos karena hanya berkutat mengandalkan skill individu para pemainnya dan minim kreativitas.

Dengan sumur pemain yang sangat dalam, Martinez membawa bakat-bakat terbaik Portugal dari segala umur. Ia mengatakan perpaduan usia ini akan membentuk tim Portugal sebagai tim yang sempurna.

Dari pemain-pemain muda, Martinez memanggil bomber Paris Saint-Germain Goncalo Ramos (22), bek Sporting Goncalo Inacio (22), winger Porto Francisco Conceicao (21), dan duo Benfica Joao Neves (19) dan Antonio Silva (20).

Darah-darah muda ini akan dikombinasikan bersama pemain-pemain yang sudah matang seperti gelandang kreatif Manchester Hnited Bruno Fernandes (29), striker haus gol Liverpool Diogo Jota (27), hingga duo Manchester City Ruben Dias (27) dan Bernardo Silva (29).

Sebagai pembimbing dan penjaga suasana ruang ganti, Martinez membawa tiga pemain berpengalaman Portugal yang menjadi pilar penting di Piala Eropa 2016 di Prancis, yaitu Rui Patricio (36), Pepe (41), dan Ronaldo (39).

Dengan Ronaldo yang akan menampilkan tarian terakhirnya, faktor pelatih Martinez yang sudah nyetel, dan pemain-pemain bintang dari segala usia, tampaknya trofi Piala Eropa 2024 bukan tidak mungkin berada di tangan Portugal.

Dan jika benar, tampakmya mereka tidak akan meraihnya dengan aroma keberuntungan seperti di Piala Eropa 2016, ketika mereka lolos ke fase gugur dengan menjadi salah satu peringkat tiga terbaik setelah hanya meraih tiga poin di bawah Hungaria dan Islandia.(ntr/nug)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img