MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang meninjau ketersediaan bahan pangan dan bahan bakar dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1443 H, Rabu (27/4). Sasarannya yakni di Pasar Bunulrejo, distributor CV. Podo Seneng Sehat dan Depo Pertamina Jalan Halmahera.
Setelah melihat secara langsung kondisi pasar di Pasar Bunulrejo, Sutiaji menemukan bahwa beberapa komoditi pasar memang terpantau mengalami kenaikan harga. Ditengarai kenaikan itu disebabkan oleh dinamika harga BBM beberapa waktu ini.
“Ada beberapa komoditi setelah dicek di lapangan memang semuanya hampir rata rata itu ada kenaikan. Bukan karena hanya demand yang tinggi menjelang lebaran, juga ada faktor kenaikan BBM. Biasanya kalau tidak ada kenaikan BBM, sembako itu mesti naik, tapi tidak sesignifikan ini,” ujar Sutiaji kepada awak media usai melakukan pemantauan pasar.
Atas kenaikan harga pangan, ia bersama TPID tak dipungkiri juga sedikit merasa was-was terkait pengendalian harga pasar itu. Meski saat menjelang Ramadan kemarin, pihaknya bersyukur harga bahan pangan tidak terlalu fluktuatif. Ia menyebut, yang mengungkit terjadinya inflasi adalah dari pengaruh kenaikan harga minyak goreng
“Sementara ini yang tertinggi yang membawa dampak daya ungkit inflasi adalah minyak goreng. Tapi Alhamdulillah ketersediaan di lapangan sudah ada. (Migor) Curah yang dulu susah, sekarang ada, harganya standar. Di distributor Rp 14 ribu di pasar Rp 15 ribu wajar. Kemasan juga demikian (tersedia),” sebut Sutiaji.
Berdasarkan hasil tinjauan langsung ke pasar, beberapa komoditi yang mengalami kenaikan diantaranya adalah tepung terigu, gula, cabai, bawang merah hingga daging ayam.
“Yang naik signifikan adalah tepung terigu, itu per kilogram mengalami kenaikan hampir 20 persen. Cabai, bawang merah naik 20 persen. Beras tidak (naik), standar. Baik premium maupun medium. Yang juga naik daging ayam naiknya Rp 5 ribu. Telur saya kira kenaikan tidak signifikan dari harga biasa,” rinci Sutiaji.
Sementara untuk ketersediaan bahan bakar atau BBM, Sutiaji menyampaikan cadangan untuk peningkatan menjelang liburan lebaran diprediksi mencapai 20 persen. Sedangkan LPG sebesar 10 persen.
“Sekarang sudah kelihatan, belum puncak (masa mudik lebaran) LPG sudah 6 persen, BBM 15 persen. Tapi tidak usah dikhawatirkan, itu persiapan suplainya, bahan disini siap. Makanya disini jangan sampai ada keterlambatan atau kendala di lapangan untuk suplai barang ke masyarakat,” tegasnya.
Maka dari itu ia meminta masyarakat untuk tidak panik dengan kenaikan harga bahan pangan. Pihaknya bakal rutin melakukan pemantauan selama masa libur lebaran ini. Selain itu juga ada upaya untuk melakukan operasi pasar murah.
“Operasi pasar saya kira semuanya. Bulog dengan BI, dan semua dengan CSRnya. Supaya ketika Idul Fitri itu bahan (pangan) sudah ada dengan operasi pasar. Yang itu juga berpengaruh terhadap inflasi. Tidak usah ada panic buying seakan akan barang tidak ada,” tuturnya.
Senada, Kepala Bank Indonesia Samsun Hadi yang juga merupakan anggota TPID Kota Malang menyampaikan bahwa ketersediaan bahan pangan dan bahan bakar cukup untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan.
“Alhamdulilah setelah kita cek di beberapa tempat, ketersediaan itu ada untuk memenuhi terutama lebaran ini. Apalagi ini lebaran yang ramai setelah dua tahun. Alhamdulillah ketersediaan ini terjaga dengan baik. Kebutuhan masyarakat selama lebaran nanti tersedia dengan baik,” ujarnya.
“Kita akan terus memantau pergerakan beberapa kebutuhan pokok karena kita sudah monitor ada beberapa kebutuhan pokok sesuai siklus tahunan itu naik. Itu akan terus kita monitor,” sambungnya. (ian/jon)