MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Protes beberapa pedagang karena tidak adanya lapak tertutup, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menjelaskan sejak awal konsep revitalisasi di Pasar Madyopuro adalah terbuka. Eko menerangkan, penerapan konsep itu disesuaikan dengan kondisi terkini pasar tersebut.
Eko menegaskan, Detail Engineering Design (DED) yang diajukan Pemkot Malang ke pemerintah pusat memang terbuka.
“Hal ini yang harus dipahami oleh semua pihak, baik masyarakat, pedagang dan semua orang yang peduli terhadap Pasar Madyopuro,” ujarnya kemarin.
Eko berharap para pedagang bisa memahami hal ini. Dia juga mengaku telah mendengar keluhan sejumlah pedagang yang berharap ada penambahan pintu gulung di tempat mereka berdagang. Sejumlah pedagang diketahui telah memasang pintu gulung secara mandiri.
Pemasangan pintu gulung atau rolling door itu untuk keamanan barang-barang yang dijual. Diskopindag Kota Malang pun telah memberikan solusi atas permintaan sejumlah pedagang.
“Dalam konteks ini kami masih mempunyai toleransi dan masih peduli kepada pedagang, sehingga apa yang mereka minta masih bisa kita akomodir,” tambah Eko.
Ia mengatakan pihaknya telah mengambil langkah konkret dengan mengajukan anggaran khusus di Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) APBD 2024. Namun anggaran itu nantinya difokuskan untuk pembuatan sekat, bukan untuk rolling door.
“Langkah ini sebagai upaya Pemkot Malang untuk menjaga ketertiban dan konsistensi dalam pengelolaan pasar pascarevitalisasi. Dengan demikian, keberadaan pemerintah bermanfaat bagi masyarakat dan sebagai wujud kepedulian terhadap pedagang,” pungkas Eko.
Sejauh ini, Pemkot Malang baru menganggarkan Rp 1 miliar untuk perbaikan Pasar Besar Malang. Eko mengatakan, Pemkot Malang tengah gencar untuk merevitalisasi pasar.
“Pasar adalah pusat perekonomian sehingga kondisinya harus betul-betul nyaman didatangi pembeli. Kami berkomitmen untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pasar tradisional,” ujarnya.(ica/aim)