Malang Posco Media – EKONOMI digital merupakan aktivitas ekonomi dengan basis teknologi digital dan internet. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, menjadi pendorong utama transformasi teknologi yang melahirkan sebuah transformasi digital.
Dampak tranformasi digital, banyaknya kegiatan bisnis yang berbasis platform e-commerce. Kegiatan bisnis dengan platform e-commerce, kini dilakukan oleh semua pengusaha perdagangan.
Pemanfaatan dari tranformasi digital saat ini, juga dikarenakan kebiasaan masyarakat yang menggunakan teknologi dalam kegiatan sehari-hari. Dianggap lebih mudah dan praktis.
Masyarakat kini menggunakan layanan keuangan di perbankan digital seperti mobile banking, internet banking, ATM, e-money, kredit virtual, debit online dan aplikasi keuangan lain di smartphone.
Potensi Indonesia sebagai raksasa ekonomi digital di Asia Tenggara bukanlah khayalan semata. Ini dapat dilihat dari jumlah pengguna internet dari penduduk Indonesia, yang terus bertumbuh pesar.
We Are Social mencatat, Januari 2022, pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 205 juta pengguna. Sama dengan 73,7 persen dari populasi penduduk Indonesia yang tidak kesulitan dalam mengakses internet.
Nilai pengguna internet oleh penduduk Indonesia itu, naik 1 persen dibandingkan dengan jumlah pengguna pada Januari 2021 yang tercatat sekitar 203 juta jiwa. Selain itu, masyarakat Indonesia sudah semakin terbiasa melakukan pembayaran berbasis elektronik.
Transaksi uang elektronik mengalami pertumbuhan. Melalui data dari Bank Indonesia (BI), pada Februari 2022, jumlah uang elektronik yang beredar di Indonesia telah mencapai 594,17 juta unit.
Sekitar 86,34 persen, merupakan uang elektronik berbasis server dan 13,67 persen merupakan uang elektronik berbasis chips atau kartu. Volume transaksi uang elektronik tahun 2022 ini, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Tahun 2021 mencapai 8,26 miliar kali transaksi dengan nilai transaksi sebesar Rp 786,35 triliun, merupakan bukti bahwa masyarakat Indonesia kini mengalami perubahan perilaku.
Yang kerap berbelanja secara offline, kini cenderung berbelanja dengan cara online. Berkembang pesatnya, pasar digital di Indonesia juga berdampak pada banyaknya perusahaan startup yang bermunculan.
Perusahaan rintisan itu merupakan perusahaan baru yang menciptakan sebuah produk atau jasa, di tengah ketidakpastian karena startup adalah perusahaan yang masih dalam masa penelitian.
Perkembangan bisnis startup di Indonesia, cukup cepat. Bahkan setiap bulan bermunculan usaha startup yang baru. Adapun beberapa usaha startup yang sudah berkembang di Indonesia yaitu Go-jek, Bukalapak.com, Traveloka, Grab hingga Tiket.com.
Berkembang juga startup yang mulai merambah pada bidang pertanian, pendidikan dan kesehatan, seperti AgriTech, Healtech dan Edutech. Tahun 2021, Agritech merupakan startup yang berkembang membantu perubahan dalam sektor akses pasar, produksi, rantai pasok, transaksi dan solusi pembiayaan dalam pertanian.
Kemudian sektor EduTech merupakan startup pada bidang pendidikan yang tidak hanya memberikan layanan pendidikan namun juga memberikan bimbingan seperti pelatihan dalam peningkatan skil bagi para pekerja.
Pada sektor kesehatan, HealthTech seperti Halodoc mengalami peningkatan pengguna dari tahun 2020. Hal ini juga merupakan dampak dari adanya wabah virus Covid-19.
Pada tahun 2019 Indonesia juga telah menempati posisi kelima di dunia dengan status kualitas start up yang unggul. Dari berbagai data tersebut sangatlah mungkin bagi Indonesia untuk menjadi negara yang berpotensi mempunyai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Hasil riset dari Google, Temasek dan Brain & Company, pada tahun 2021 gross market value (GMV), ekonomi digital Indonesia menjadi yang terbesar di Asia Tenggara yaitu mencapai US$70 miliar.
GMV dari e-commerce merupakan yang terbesar di Indonesia dengan US$53 miliar kemudian disusul pada sektor transportasi dan kuliner yang berada di posisi kedua dengan GMV berjumlah US$6,9 miliar.
Dan pertumbuhan ini akan terus meningkat sampai beberapa tahun ke depan. Berdasarkan laporan dari Google, Temasek, dan Brain & Company pertumbuhan dari ekonomi digital Indonesia meningkat 20 persen.
Diperkirakan pada tahun 2025 GMV Indonesia mencapai US$146 miliar. Melihat pesatnya perkembangan, ekonomi digital di Indonesia juga membuatnya memiliki berbagai berpeluang, seperti kontribusi terhadap PDB. Industri merupakan salah satu sektor yang berkontribusi besar dalam pencapaian PDB nasional dengan target USD133 miliar, tahun 2025.
Semakin tingginya minat para investor asing untuk berkecimpung ke dalam ekonomi digital Indonesia dan juga peluang adanya inovasi baru tentang teknologi baru, tentu akan membuat kokoh ekonomi digital Indonesia. (*)