spot_img
Sunday, September 8, 2024
spot_img

Pemanjat Tebing Belia Bersaing di FORKOT Malang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Perlombaan panjat tebing dalam Perhelatan Festival Olahraga Masyarakat Kota (FORKOT) Kota Malang, yang digelar di Taman Gayam, Minggu (21/7) mencuri perhatian masyarakat. Bukan tanpa sebab, para pemanjat tebing yang berkompetisi dalam ajang yang digelar oleh Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Kota Malang itu diikuti oleh para pemanjat tebing belia.

Bahkan, pemanjat tebing termuda kemarin, masih berusia 8 tahun atau setara usia SD. Tak pelak, perlombaan panjat tebing ini pun berlangsung seru dan menarik. Orang tua dan masyarakat pun juga begitu antusias mengikuti jalannya perlombaan tersebut.

“Orang tua sudah datang sejak pagi, bahkan sampai masak masak di lokasi. Ini sangat luar biasa pegiat olahraga usia dini. Karena orangtuanya interest dan antusias, begitu juga anaknya,” ungkap Mas’ud Prawidiandoko, Bagian Pembinaan Olahraga KORMI Kota Malang.

Antusiasme orang tua dan pegiat olahraga panjat tebing ini, dikatakan Mas’ud sungguh luar biasa. Pasalnya, di daerah lain yang sudah terdapat KORMI dan cabang organisasi olahraga masyarakat (COOM) panjat tebing atau FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia), tidak seantusias di Kota Malang.

“Makanya ini sudah luar biasa. Dengan adanya FORKOT pertama, menjadi embrio percontohan daerah lain, untuk membangkitkan COOM FPTI,” tambah Mas’ud

Total ada 15 pemanjat tebing yang berlomba pada FORKOT kemarin. Dalam FORKOT ini hanya dipertandingkan satu jenis kategori, yakni Boulder atau panjat tebing bebas yang dilakukan dengan formasi batuan kecil atau dinding batu buatan tanpa menggunakan tali dan sabuk pengaman. Mereka dibagi dalam dua kategori putra dan putri.

Dengan adanya FORKOT ini, lanjut Mas’ud, akan menjadi wadah bagi pegiat olahraga belia untuk nantinya menjadi pegiat olahraga bahkan juga atlet profesional. Sebab, kelompok umur sedini ini, hanya bisa terakomodir di KORMI sebagai komite yang menaungi olahraga masyarakat.

“Kalau olahraga di KONI, kelompok umur ini tidak bisa. Di KORMI ini bebas, sehingga ada kesempatan untuk adik adik ini bisa tampil dan diwadahi,” jelasnya.

Memang pada dasarnya, Mas’ud mengakui, dalam mencari pegiat olahraga untuk FPTI ini tidak mudah karena tantangannya juga tidak sederhana. Namun ia bersyukur dalam FORKOT kemarin terbukti sudah cukup luar biasa karena pesertanya sudah cukup banyak.

“Harapan kami dari KORMI, kedepan COOM FPTI ini mampu memberikan edukasi melalui sekolah sekolah sehingga peminatnya lebih banyak dan bisa dipersiapkan untuk FORDA atau mungkin nanti di sekolah sekolah bisa masuk di ekstrakurikuler. Sehingga tidak sulit nanti mencari bibit pegiat olahraga bahkan atlet usia dini,” tutup Mas’ud. (ian/jon)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img