.
Friday, December 13, 2024

Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Bingkai Sumpah Pemuda

Berita Lainnya

Berita Terbaru

          Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia.” Kalimat tersebut merupakan pernyataan dari Ir. Soekarno sebagai gambaran betapa hebatnya semangat pemuda sehingga bisa membuat perubahan yang sangat besar.

          28 Oktober merupakan hari Sumpah Pemuda yang bangsa Indonesia rayakan setiap tahunnnya. Dari segi historis, sumpah pemuda merupakan suatu ikrar atau janji yang diucapkan oleh para pemuda Indonesia dari berbagai suku di seluruh Indonesia yang berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) pada tanggal 27-28 Oktober 1928.

          Momentum ini bertujuan untuk mengingatkan semangat perjuangan para pemuda pada masa itu dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Mereka berusaha keras mempersatukan seluruh bangsa Indonesia melalui sumpah pemuda dengan semangat nasionalisme dalam diri mereka yang luar biasa sehingga melahirkan proklamasi kemerdekaan RI.

          Hal ini lahir sebagai bentuk kegelisahan para pemuda atas terjajahnya kebebasan dalam berbagai hal terutama Pendidikan. Sehingga mereka berpikir persatuan lah yang bisa membawa bangsa Indonesia Merdeka. Semangat para pemuda ini tidak hanya melahirkan kemerdekaan bangsa Indonesia tapi juga bagaimana mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia setelahnya pada bidang diplomasi dan pertahanan bahkan bidangPendidikan. Meskipun dengan latar belakang yang sangat beragam. Bahkan pada rapat kongres hari kedua, Minggu, 28 Oktober 1928 dari pukul 08.00-12.00, di Gedung Oost-Java Bioscoop, khusus membahas masalah pendidikan.

          Dua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak-anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

          Semangat dan inspirasi Sumpah Pemuda hendaknya dapat menjiwai usaha mentransformasi pendidikan, budaya, dan riset di Indonesia. Moment ini juga memberikan Pelajaran bagi bangsa Indonesia bagaimana menyikapi perbedaan sehingga menjadi sebuah kekuatan bukan kelemahan.

          Semangat ini harus terus kita kobarkan terutama kepada para pemuda masa kini yang sangat identik tergambarkan melalui dunia Pendidikan. Pendidikan di Indonesia saat ini erat dengan jargon Merdeka Belajar dengan pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini sangat sesuai dengan tema sumpah pemuda ke 95 ini yakni “Bersama Majukan Indonesia.”      Dengan semangat sumpah pemuda, kita berharap Pendidikan di Indonesia semakin maju dengan selalu menghargai berbagai macam latar belakang dan bakat minat serta kemampuan siswa yang bermacam-macam. Sehingga mereka bisa tetap terus semangat belajar untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan mengukir prestasi melalui bidang yang mereka geluti masing-masing.

          Guru sebagai tonggak utama Pendidikan juga harus memiliki semangat sumpah pemuda dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda. Sehingga siswa bisa memiliki keluasan untuk meningkatkan potensi pada dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar mereka.

          Guru bisa lebih menghargai perbedaan siswa dalam belajar yang bisa menimbulkan perasaan nyaman dan bahagia seorang siswa saat belajar. Dengan pembelajaran berdiferensiasi, guru bisa belajar sikap toleransi dengan memberikan kesempatan kepada siswa seluas-luasnya untuk mengembangkan potensinya.

          Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya pada produk yang dihasilkan tapi juga bisa pada proses dan konten/ materi. Banyak cara yang bisa dilakukan guru untuk mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam hal materi, guru bisa memberikan berbagai macam alternatif kegiatan sehingga siswa bisa mendapatkan materi sesuai dengan apa yang mereka sukai.

          Contohnya siswa bisa berkonsultasi dengan para ahli melalui internet atau orang di sekitar kehidupan mereka, mencari tahu pada suatu tempat yang bisa dijadikan sebagai narasumber untuk menggali pengetahuan mereka atau bisa belajar dari berbagai macam sumber di internet.

          Dalam hal proses guru bisa lebih menghargai keragaman siswa dengan mengelompokkan mereka berdasarkan kebutuhan atau minat mereka saat belajar. Dalam hal produk dan penilaian pembelajaran berdiferensiasi siswa bisa memilih ragam produk yang mereka hasilkan untuk menguasai capaian materinya. Mereka bisa membuat video, infografis, artikel, power point, konten media sosial atau LKS yang mereka sukai.

          Pembelajaran berdiferensiasi ini memberikan banyak manfaat karena bisa memenuhi kebutuhan individu setiap siswa di kelas yang berbeda-beda. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari pembelajaran berdiferensiasi ini. Yakni siswa bisa lebih meningkatkan partisipasinya karena siswa bisa terlibat aktif dengan apa yang disukai yang bisa membuat mereka semakin bersemangat untuk belajar.

          Perkembangan siswa juga bisa lebih cepat. Hal ini karena siswa bisa mempelajari materi sesuai dengan pemahamannya, sehingga bisa lebih terdorong untuk memahami materi selanjutnya atau perlu mendapatkan tambahan. Kepercayaan diri siswa juga bisa meningkat dengan pembelajaran berdiferensiasi ini karena mereka bisa mendapatkan perhatian dan dukungan sesuai yang mereka butuhkan.

          Pemahaman konsep juga bisa lebih meningkat dengan pembelajaran berdiferensiasi ini karena guru bisa kreatif menggunakan berbagai metode dan strategi menyesuaikan dengan tipe belajar siswa. Siswa juga semakin mahir dalam mengembangkan keterampilan sosialnya.

          Pembelajaran berdiferensiasi ini memaksa guru untuk terus berkembang menjadi guru yang kreatif untuk bisa membekali berbagai macam model dan sumber untuk memenuhi minat dan bakat siswa dan mengoptimalkan siswa. Dengan pembelajaran berdiferensiasi ini siswa lebih merdeka dalam belajar dengan keberagaman dan keunikan setiap individu namun dalam tujuan capaian yang sama.     Dengan belajar mengakui dan saling melayani akan adanya keberagaman dan keunikan, semua bisa belajar saling menghargai untuk tetap bersatu. Sebagaimana tujuan utama yang diharapkan oleh para pemuda pada sumpah pemuda pada saat itu. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan wujud implementasi impian salah satu tujuan sumpah pemuda yang sangat efektif dan cocok untuk siswa dan guru di era sekarang.

          Tanpa disadari mereka belajar saling menghargai perbedaan melalui teknologi dan pengembangan diri yang beragam. Melalui pendidikan, pemuda dan pelajar Indonesia bisa bersama-sama dalam keberagaman untuk semakin memajukan Indonesia dengan semangat sumpah pemuda.    Seperti tema sumpah pemuda tahun ini “Bersama Majukan Indonesia.” Bertumpah darah satu, tanah air Indonesia. Berbangsa satu, bangsa Indonesia. Berbahasa satu, bahasa Indonesia.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img