spot_img
Friday, May 3, 2024
spot_img

Perdana Piket Lebaran  Serasa Menulis Kegiatan Liburan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Sambil menikmati akhir ibadah di Bulan Suci Ramadan 1445 Hijriah, ada cerita unik yang dirasakan menyambut Idul Fitri. Saya Moch. Rexy Qolbi Anura menunaikan Piket Lebaran Idul Fitri Malang Posco Media 2024, tanggal 6-7 April 2024 lalu.

Ini merupakan kesempatan pertama saya mendapatkan tugas piket lebaran, selama bekerja di salah satu perusahaan surat kabar (koran) harian terbesar di Malang Raya ini. Saat itu, saya bertugas bersama satu rekan wartawan lain yakni Adam Malik.

Selain itu, juga bersama dengan Pemred Malang Posco Media Muhaimin sebagai redaktur, Alwi dari tim medsos, dan Slamet Prayitno sebagai uploader dan tim digital. Kami bertugas tepat di awal rangkaian libur terbit koran, dalam rangka memperingati Idul Fitri 1445 H.

“Malang Raya dipegang dua orang (wartawan), saat momen ramainya persiapan lebaran, apa bisa ya?” sebuah kalimat yang sempat terbesit di benak saya.

Apalagi di momen kali ini, masyarakat sudah 100 persen bebas beraktivitas mudik, setelah melewati badai pandemic Covid-19 beberap tahun sebelumnya. Sejak pagi, saya sudah mulai ‘mengudara’, dengan memantau arus lalu lintas.

Merangkai perjalanan liputan hari pertama tugas, dari kawasan utara Malang yakni Gerbang Tol Singosari (Karanglo). Sejak pagi hari, pantauan di lapangan arus mudik Sabtu (6/4) lalu, memang cukup landai.

Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Balai Kota Malang, untuk meliput agenda pemberangkatan Mudik Gratis oleh Pemkot Malang. Berbanding terbalik dengan kondisi di ruas jalan perbatasan masuk wilayah Malang, arus dalam Kota Malang justru padat merayap.

“Mobil dan motor tidak berhenti, tapi tak ada yang bisa melaju cepat. Semuanya berjalan lambat, karena lalu lintas padat,” gumam saya, saat melintas di kawasan Jalan Majapahit sampai Jalan Merdeka Timur Kota Malang.

Ternyata, banyak sekali masyarakat yang menyambut Hari Raya Idul Fitri, dengan berbelanja berbagai kebutuhan. Baik kebutuhan sandang seperti baju hingga sepatu, maupun kebutuhan bahan pangan.

Hampir seluruh ruas jalan di kawasan pusat perbelanjaan, seperti Ramayana, Mall Olympic Garden (MOG) Malang, dan Malang Town Square (Matos), ramai diserbu pengunjung. Alhasil, semua jalanan padat merayap, belum lagi ditambah parkir badan jalan yang makin memperlambat laju kendaraan.

Suasana piket di hari kedua  juga tidak jauh berbeda. Namun, kali ini perjalanan saya tambah dengan berkunjung ke Pos Pelayanan (Posyan) milik Polresta Malang Kota, yang berada di depan pintu Stasiun Malang Kotabaru yang lama.

Posyan kali ini mengusung tema Gedung Polisi Istimewa. Gedung ini merupakan eks Graha Wismilak, yang ternyata proses peralihan kepemilikan diwarnai polemik  hukum. Bangunan itu, sebelumnya sempat menjadi markas polisi di Surabaya.

Di layanan ini, saya mengulik cerita sejarah serta berbagai layanan, kepada Kasatlantas Polresta Malang Kota Kompol Aristianto Budi Sutrisno. Hasil wawancara ini, kemudian tertuang dalam berita yang saya tulis dan kirim ke redaktur, untuk mengisi ruang digital Malang Posco Media, baik di portal berita maupun jejaring medsos.

Ternyata, Piket Lebaran juga memiliki rasa asyik tersendiri. Bisa ikut merasakan nuansa mudik, macet dan riweh di pusat perbelanjaan bersama masyarakat, sambil meliput. “Serasa menulis kegiatan yang saya lakukan, ketika libur lebaran di tahun-tahun sebelumnya,” pikir saya di hari terakhir piket. Hal yang membuat berbeda dari tahun sebelum-sebelumnya, kali ini saya tak hanya melakukan, tetapi mengamati, mencari informasi dan mengolah dalam tulisan. (rex/van)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img