spot_img
Sunday, June 8, 2025
spot_img

Perhatikan Tips Lari Aman dan Nyaman

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Fenomena mulai banyaknya pelari malam hari, menjadi kebiasaan baik. Hal ini semakin membuka wawasan masyarakat, untuk memiliki pola hidup sehat. Selain itu, fenomena ini juga sekaligus menepis anggapan sibuk dan tidak ada waktu untuk olahraga.

Seperti diceritakan salah satu pelari cantik asal Kota Malang, Nadhifa Rahma Nurita. Wanita 24 tahun ini menceritakan lari sudah menjadi bagian dari hidupnya. 

“Saat itu, waktu SMA. Kemudian setelah beberapa kali menjalani, mulai merasakan banyak manfaat. Bahkan rasanya ada yang kurang, apabila tidak lari. Dan saya tipikal orang yang suka solo run,” ujarnya.

Saat ini, di sela kesibukannya sebagai seorang reporter, Nadhifa masih tetap menyempatkan untuk lari. Meskipun mengutamakan momen lari pagi, ia juga memilih lari malam di momen tertentu.

“Karena ini cocok memang dengan pekerja seperti saya, yang harus pulang sore atau malam hari. Jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak olahraga, apalagi yang punya target olahraga tertentu,” bebernya.

Menurut dia, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pelari malam. Salah satunya, harus bisa melihat kondisi tubuh. Menurutnya tidak ada alasan yang lebih penting, selain memerhatikan kondisi kebugaran dan kesehatannya.

“Kemudian, lebih baik lari di lintasan khusus seperti di taman atau jogging track. Karena lebih aman. Kalau di jalanan apalagi sendirian dan seorang cewek seperti saya, sepertinya kurang safety,” pesannya.

Hal senada diungkapkan oleh Dr  dr  Carolina Kuntardjo, SpB, SH, MH   yang mendukung  tren night run. Saat ini, olahraga lari makin banyak digemari karena lari itu mudah dilakukan dan bisa dilakukan oleh siapa saja.

Ia memberikan tips dan rekomendasi agar para pelari lebih aman dan tetap menjaga keselamatan selama berolahraga. Tips dari Dokter Carolin yang pertama harus membangun niat untuk bisa konsisten olahraga. Kemudian, mengukur dan sadar kemampuan diri sendiiri tidak sekadar membandingakan kemampuan lari dengan orang lain.

“Misalnya kalau tidak bisa  kencang, jangan dipaksa daripada cedera, dan bahkan bisa mengancam nyawa. Lebih baik cuek saja, mesikupun ada omongan dari teman seperti  keong,” ujarnya.

Ia juga menegaskan, apabila runner merasa badannya tidak fit, seperti kurang tidur bisa memilih lari ringan saja. Khususnya bagi pelari malam, wajib mempertimbangkan kondisi fisik, saat setelah bekerja.

“Bisa tidak baik, apabila memaksakan lari dengan intensitas tinggi, sebaiknya minimal 1,5 hingga 2 jam sebelum waktu tidur. Lebih baik lari bersama dengan membentuk grup, agar keamanan lebih terjaga saat lari malam,” jelasnya.

Dokter spesialis bedah ini  juga menyarankan agar bisa mencari jalan tidak terlalu ramai lalu lalang kendaraan. Menggunakan baju terang, dan lebih baik memilih lintasan di trotoar tidak di badan jalan.

“Penting juga, untuk jangan sampai memakai earphone, hedset atau headphone dengan suara terlalu keras yang menyebabkan tidak bisa mendengar suara lain. Selalu memberi informasi ke orang di rumah kalau mau lari, dan tetap membawa alat komunikasi, tentu kami berharap di Kota Malang bisa memiliki jogging track sendiri, yang bisa buka sampai malam,” tandasnya. (rex/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img