spot_img
Sunday, September 8, 2024
spot_img

Permulus Homebase di Blitar

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Asesmen Mandiri Stadion Soepriadi, Buat Sumarry Lapor Operator Kompetisi

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Arema FC serius untuk menggunakan Kota Blitar sebagai homebase dalam menjalani kompetisi Liga 1 2024/2025 mendatang. Sebagai buktinya, asesmen mandiri dilakukan manajemen klub berjuluk Singo Edan tersebut terhadap Stadion Soepriadi di Kota Blitar. Selain itu, komunikasi intensif dengan pihak kepolisian untuk membicarakan renpam (rencana pengamanan) juga dilakukan bila nantinya PT LIB sebagai operator kompetisi meloloskan Stadion Soepriadi sebagai tempat Arema FC menjalani laga home.

Dalam beberapa hari terakhir, Arema FC sudah bertandang ke Blitar. Pertama pada Senin, 27 Mei lalu. Manajemen tim bertemu dengan Askot Blitar dan melihat langsung kondisi di Stadion Soepriadi. Lantas, Arema FC sudah bersurat ke Pemkot Blitar, juga ke Diaspora Kota Blitar sebagai pengelola stadion. Lantas, Kamis (30/5) kemarin pertemuan informal juga berlangsung dengan pihak Polresta Blitar.

“Jadi tujuan awal Arema FC ini kan inisiatif. Kami menyiapkan alternatif stadion untuk musim depan,” kata Manajer Operasional Arema FC Sudarmaji.

Menurut dia, alasan kuat Arema FC melakukan asesmen tersebut adalah status Stadion Soepriadi sendiri yang pernah di-asesmen oleh operator kompetisi beberapa waktu lalu sebagai kandang untuk tim Liga 2.

“Kami berpikirnya, Arema itu menyiapkan stadion alternatif yang sudah dalam status pernah diasesmen. Nah, salah satunya di Blitar karena pernah dipakai untuk Liga 2,” terangnya saat dikonfirmasi Malang Posco Media.

Menurut dia, langkah awal dilakukan Arema FC dengan verifikasi mandiri untuk mengecek bagaimana asesmen mengenai Stadion Soepriadi yang dilakukan Mabes Polri.

“Hasilnya dulu sudah diterima, kalau tidak salah Januari 2024. Termasuk LIB juga pernah verifikasi untuk kepentingan Liga 2. Dan kami inisiatif, untuk melihat apa saja untuk minimal meningkatkan gradenya,” jelas dia.

Sejumlah hal yang di-asesment terkait fasilitas. Misalkan terkait CCTV yang sudah ada, namun perlu ditambahkan. Lalu tentang ruang ganti pemain dan akses penonton.

“Sebelumnya akses penonton, terutama VIP jadi satu dengan akses kedua tim. Nah ini sudah tak boleh lagi kalau di Liga 1. Kemarin kami cek di lapangan, akses tengah utama sudah tidak boleh lagi untuk keperluan penonton. Hanya official kedua tim dan wasit. Di luar itu gak boleh Oleh sebab itu, perlu ada perubahan akses bila nantinya menggunakan Stadion Soepriadi,” tambahnya.

Beberapa hal lain yang dicek adalah terkait perimeter atau area keliling. Menurutnya, ada aturan perimeter 1, 2 dan 3 terkait akses jalan hingga area parkir.

“Lalu kami cek lampu.

Itu baru, tapi ya belum cek detail ya. Cuma kalau dilihat tittiknya lampu, sudah memenuhi 1200 lux. Banyak lagi, ada ruang ganti, lapangan dan lainnya,” sebut dia.

Setelah itu, menurut Sudarmaji pihaknya akan membuat summary atau rangkuman hasil asesmen stadion tersebut. Kekurangan dicatat, untuk bahan perbaikan.

“Selain itu tujuan kami pasti juga berkomunikasi dengan pihak-pihak di sana. Sekarang, surat sudah kami sampaikan Pemkot, Askot PSSI dan Dispora sebagai pengelola. Minggu-minggu ini sudah menerima jawaban,” kata dia.

“Selain itu hari ini (kemarin) kami sudah bertemu informal dgn bapak-bapak kepolisian,  ada Kasat Intel dan Kapolresta. Kami sampaikan dulu, secara informal. Untuk mengawali dulu, apa maksud tujuan Arema,” pungkasnya. (ley)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img