.
Wednesday, December 11, 2024

Dr Lailatul Farida, M.AB, Dosen Sekaligus Desainer Busana

Punya Brand Sendiri, Berdayakan Reseller Rangkul Konsumen  

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Kesibukannya di dunia pendidikan, tidak menyurutkan semangat Dr Lailatul Farida, M.AB untuk berkembang dan melangkah maju. Ia dosen sekaligus desainer busana muslim. Karyanya banyak digemari masyarakat luas.

======

MALANG POSCO MEDIA-Merintis karir dari berjualan busana-busana syar’i, Bunda Laila, sapaan akrab Lailatul Farida  terus berinovasi hingga dapat mengembangkan brand kenamaan Laila Ghani yang menjadi kebanggaannya.

“Gak ada kepikiran untuk terjun ke dunia desainer. Awalnya dari jualan-jualan busana muslim. Karena zaman semakin canggih ya, jadi dulu lewat online saja untuk pemasaran. Melihat peminat yang semakin banyak dan punya marketnya sendiri, tahun 2015 mulai membangun brand dan desain sendiri dengan launching brand Laila Ghani,” ungkap Dosen UIN Maliki Malang tersebut.

Semuanya ia lakukan secara otodidak, mulai dari mencari bahan-bahan yang bagus untuk dijadikan pakaian, hingga mendesain baju dengan corak yang sesuai. Bidang ilmu yang digelutinya, yakni Manajemen Pemasaran mampu mengantarkan kesuksesan dalam perjalanan brand Laila Ghani.

“Ilmu manajemen yang saya tekuni semuanya diterapkan saat membuat brand Laila Ghani ini. Kalau basic desain saya sendiri tidak ada, jadi learning by doing. Namun sempat dulu ikut kursus di Arva School of Fashion, lumayan menambah pengetahuan. Setidaknya saya bisa mengenal bahan maupun konsep busana,”terangnya.

Wanita kelahiran tahun 1979 ini mengungkapkan bisnis menjadi salah satu passion yang sangat digemarinya. Sedari duduk dibangku kuliah, selain belajar materi di kampus, juga berjualan.

“Kalau jualan memang suka dari dulu, passionnya di bisnis. Waktu kuliah pernah jualan ponsel, sampai merambah ke jualan makanan. Kalau di dunia fashion ini baru. Setelah lulus doktoral UB, baru saya memulai merintis bisnis fashion,” tutur Bunda Laila.

Menurut dia adanya kemajuan teknologi semakin mempermudah pekerjaannya sebagai desainer dan owner dari brand fashion syar’i. Melalui pemanfaatan kemajuan teknologi dan informasi, pemasaran produk-produknya  bisa merata hampir ke seluruh Indonesia.

“Kalau outletnya resminya hanya ada dua, di Malang dan di Jakarta. Mengapa  hanya dua, karena memang saya ingin membangun brand yang khas. Limited edition, produknya memang berkualitas,” katanya. “Selain itu saya lebih memberdayakan para reseller yang sudah tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai amal, membantu mereka membuka lapangan pekerjaan,” sambung dosen Fakultas Ekonomi itu.

Meskipun produknya sudah banyak dikenal, namun ia lebih memilih memberdayakan resellernya dibandingkan membuka cabang outlet di tempat lain. Menurut dia a dengan memberdayakan para reseller, turut meringankan beban sekaligus membuka peluang lapangan kerja bagi mereka. Ia percaya ketika membantu sesama, maka kebaikan juga akan datang kepadanya.

Hal itu terbukti  dengan pemanfaatan platform yang ada di internet, meskipun pandemi Covid 19, penjualannya tidak pernah sepi pembeli. Bahkan cenderung meningkat dibandingkan biasanya. Hingga sekarang, terdapat lebih dari dari 100 reseller resmi brand Laila Ghani yang tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan ada juga yang berasal dari Taiwan. Kepuasan konsumen menjadi hal nomor satu yang perlu diperhatikan.

“Kami rangkul, konsumen itu kami  anggap keluarga sendiri. Jadi yang terpenting jaga silaturahminya. Bisnis itu tidak sekadar menjual dan membeli, namun juga bisa tentang membangun relasi dan jalinan silaturahmi, itu harus diperhatikan,” tegasnya.

Meskipun disibukan dengan mengelola usaha, ia tidak pernah melupakan kewajibannya sebagai seorang dosen. Sesibuk apapun, tetap  memberikan pengajaran di kampus UIN Maliki Malang, tempatnya mengajar.

“Tidak ada yang bisa menghandle semuanya, tapi dengan manajemen waktu yang baik, semua pasti bisa terlaksana. Antara mengajar dan mengembangkan usaha, dua-duanya penting. Skala prioritas dimainkan, misal mengajar tidak bisa diwakilkan, saya dahulukan kewajiban saya sebagai dosen,” imbuh alumni Universitas Brawijaya itu. (adam malik/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img