Kompol Muhammad Soleh, Gigih Menjaga Asa Karateka
Di balik seragam polisi yang dikenakannya, Komisaris Polisi (Kompol) Muhammad Soleh memajukan olahraga. Yakni seni bela diri karate. Pria yang menjabat Kasatreskrim Polresta Malang Kota sejak Oktober 2024 ini sampai sekarang tetap konsisten mengembangkan bibit-bibit karateka muda.
MALANG POSCO MEDIA-Karate, bagi Soleh, bukan hanya olahraga, melainkan bagian dari hidup yang terus ia dedikasikan untuk mencetak generasi berprestasi.
“Karate sudah menjadi bagian dari hidup saya sejak kecil,” ujar Soleh dengan nada mantap, sambil melihat isi galeri ponsel dokumen kegiatan-kegiatan yang ia tekuni hingga sekarang.
Kecintaan Soleh pada karate bermula sejak masa kecil. Saat ia sering menyaksikan kakaknya berlatih di dojo dekat rumah. Awalnya hanya ikut-ikutan, namun karate membawa Soleh kecil ke berbagai ajang kejuaraan hingga akhirnya meraih medali pertamanya.
“Itu momen yang membuat saya semakin semangat dan yakin untuk serius di dunia karate,” kenangnya.
Prestasi yang ia raih sebagai atlet karate tidak hanya memberinya kebanggaan, tetapi juga peluang karier. Pada tahun 1998, Soleh lolos seleksi masuk kepolisian melalui jalur prestasi olahraga. Bahkan setelah menjadi anggota kepolisian, ia sempat aktif berkompetisi. Dia hingga meraih medali emas di kejuaraan internasional di Malaysia pada 2002 lalu.
“Namun, karena keterbatasan usia dan tuntutan profesi, saya memutuskan untuk berhenti menjadi atlet karate sekitar tahun 2005. Namun, saya tidak pernah meninggalkan dunia karate,” ujarnya.
Meski sudah pensiun dari kompetisi, Soleh tidak pernah meninggalkan dunia karate. Ia bahkan mulai mendirikan dojo (tempat latihan karate) pertamanya di Kendangsari Surabaya, yang dinamainya Aka Shiro, berarti Merah Putih dalam bahasa Jepang. Kini, Aka Shiro telah berkembang menjadi empat dojo yang tersebar di Sukolilo, Manyar, Keputih, dan Karangpilang.
Jumlah muridnya pun terus bertambah, mencapai ratusan orang dari berbagai usia. “Awalnya hanya lima murid, sekarang totalnya sudah lebih dari 200,” ungkap Soleh. Tak hanya kuantitas, kualitas murid-muridnya pun patut diacungi jempol. Banyak di antara mereka yang meraih prestasi di tingkat nasional hingga internasional.
“Murid-murid saya sudah sering membawa pulang medali, dari kejuaraan lokal hingga internasional. Itu pencapaian yang selalu membuat saya merasa bangga dan semakin termotivasi untuk mendidik lebih banyak atlet,” tambahnya.
Selain mengelola dojo, Soleh bersama rekannya yang juga mantan atlet polisi, berhasil menggagas Bhayangkara Karate Polda Jatim pada 2023 lalu. Tim ini dibentuk untuk memanfaatkan potensi karateka muda di kepolisian, terutama mereka yang direkrut melalui jalur prestasi.
Keberhasilan Bhayangkara Karate Polda Jatim tidak main-main. Pada sekitar dua tahun lalu tepatnya akhir 2023, tim ini berhasil meraih juara umum di Kejuaraan Wali Kota Surabaya. “Kami ingin membuktikan bahwa polisi juga bisa berprestasi, bukan hanya di lapangan tugas, tetapi juga di dunia olahraga,” jelas Soleh.
Bagi mantan Kapolsek Sukolilo ini, karate bukan sekadar olahraga bela diri, melainkan alat untuk membentuk karakter.
“Karate mengajarkan kedisiplinan, tanggung jawab dan penghormatan, nilai-nilai yang juga saya bawa ke dunia kepolisian,” ujarnya.
Saat ini, ia fokus mencetak karateka muda dari berbagai usia, bahkan sejak anak-anak SD. “Tidak ada batasan usia untuk belajar karate. Yang penting adalah niat dan semangat,” tambahnya.
Dengan target melahirkan atlet yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional, Soleh juga berharap karate bisa menjadi jalan bagi anak-anak muda untuk mencapai cita-citanya.
“Karate bisa membuka banyak peluang, termasuk untuk berkarier melalui jalur prestasi, seperti yang saya alami dulu,” ceritanya dengan penuh keyakinan.
Sebagai Kasatreskrim Polresta Malang Kota, Soleh kerap menghadapi tantangan besar di bidang penegakan hukum. Namun, ia selalu menemukan cara untuk menyeimbangkan tugasnya dengan peran sebagai pelatih karate. “Dua dunia ini saling melengkapi. Karate mengajarkan kehormatan dan tanggung jawab, dua prinsip yang sangat penting dalam pelaksanaan tugas sebagai polisi,” tuturnya.
Dengan semangat yang tidak pernah padam, Soleh terus menjalankan misi besarnya. Yakni mencetak generasi yang tidak hanya tangguh di lapangan karate, tetapi juga berintegritas di kehidupan.
“Saya ingin murid-murid saya membawa semangat merah putih, tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk mengharumkan nama bangsa,” pungkasnya. (rex/van)