.
Thursday, December 12, 2024

Rara dan Risman

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Rara dan Risman. Dua orang ini yang moncer namanya dan nyaris mengalahkan gaung MotoGP Mandalika yang berlangsung 18-20 Maret 2022. Masyarakat yang awalnya tidak mengikuti hebohnya gelaran MotoGP tiba tiba paham ada MotoGP. Bukan karena balapannya yang menarik, atau absennya Marc Marquez yang gegar otak akibat terjatuh di warm up lap, tapi aksi Mbak Rara sebagai pawang hujan di sirkuit Mandalika, Minggu (20/3) lalu.

Mbak Rara melambung namanya karena menjadi trending topik di media sosial. Ada yang pro aksinya tapi juga banyak yang mencibir, menghujat dan bahkan ada yang menyuruhnya taubat. Sementara media asing justru menyebut aksi Mbak Rara ‘mengusir’ hujan dengan istilah ‘It Worked’ alias berhasil. Bahkan akun Twitter MotoGP menuliskan hal yang sama dan mengucapkan terima kasih kepada Mbak Rara.

Dikutip dari okezone.com, Media Italia, Sky Sport, bahkan membandingkan momen saat Rara Istiati ‘menghentikan’ hujan dengan aksi Miguel Oliveira di podium MotoGP Mandalika 2022. Di akun Instagram-nya, @skysportmotogp, mereka meminta netizen untuk memilih mana momen yang lebih menarik ketimbang dua kejadian di atas.

Momen penting yang utama tak bisa dilepaskan dari hasil race MotoGP Mandalika 2022 yang berlangsung pada Minggu, 20 Maret 2022 sore WIB. Saat itu, pembalap KTM Red Bull Miguel Oliveira mengamankan podium pertama.

Miguel Oliveira mencatatkan namanya sebagai juara di Sirkuit Mandalika. Selain itu, dia juga menahbiskan diri sebagai raja lintasan baru setelah sebelumnya melakukan hal yang sama di Sirkuit Portimao pada MotoGP 2020 lalu.

Hanya saja, momen di atas bukan satu-satunya yang menarik perhatian di Sirkuit Mandalika. Sebab, ada momen lain yang tak kalah berkesan di benak pencinta MotoGP di seluruh dunia.

Salah satunya ketika balapan tertunda sementara waktu karena hujan deras mengguyur Sirkuit Mandalika. Ketika seluruh pembalap tengah menunggu di paddock masing-masing, ada aksi pawang hujan di area pit line.

Seorang wanita bernama Rara sambil mengenakan helm proyek, membawa cawan emas menyusuri jalan sepanjang pit line. Tak ketinggalan mantra-mantra dan gerakan unik yang dipercaya dapat menangkal hujan. Sontak aksi Mbak Rara mengundang perhatian seluruh penonton MotoGP, pembalap dan kru serta petinggi Dorna. Sebab semuanya berharap hujan reda karena race sudah harus dimulai dan terpaksa ditunda satu jam kemudian.

Sebagai wartawan dan sebagai pecinta MotoGP, tulisan ini bukan dalam rangka mendukung aksi Mbak Rara, tapi lebih pada mengapresiasi usaha pemerintah Indonesia, penyelenggara MotoGP Mandalika mengerahkan segala cara, termasuk memunculkan budaya lokal yang khas Indonesia. Diterima atau ditolak, diyakini atau dibenci, dicibir atau dipuja, pawang hujan sengaja dihadirkan untuk memberikan trust alias kepercayaan bahwa Indonesia tidak main main menggelar MotoGP.

Kalau anda berada di sirkuit pasti gelisah dan  deg degan. Terutama pihak penyelenggara, ITDC dan MGPA. Sebab saat itu hujan memang sangat deras dan bila tidak berhenti dua jam kemudian, bisa dipastikan gelaran MotoGP pasti ditunda oleh race director. Bila itu terjadi bagaimana muka Indonesia di mata dunia? Bagaimana juga penonton MotoGP yang sudah mengeluarkan uang sedikitnya Rp 2,5 juta per orang terus kemudian batal menonton aksi Fabio Quartararo dkk karena race ditunda. Memang bisa ditunda besoknya, Senin (21/3) pada jam yang sama, tapi persoalannya apakah penonton juga akan kembali menonton karena mereka sudah harus pulang ke daerahnya masing masing. Dan tentu kalau harus bertahan butuh tambahan bujet. Dan bila penonton tak kembali, bisa dibayangkan race yang berlangsung tanpa penonton. Sepi. Dan itu disiarkan live ke seluruh dunia oleh Dorna.

Keunikan yang ditampilkan mbak Rara dengan aksi pawang hujannya adalah entertaint dan menjadi hiburan

yang tanpa diduga justru melambungkan Indonesia di mata dunia. Rara dianggap sukses mengusir hujan sehingga MotoGP berjalan lancar. Dorna pun senang dan mengapresiasi.

Pawang Hujan Mandalika itu bernama lengkap Raden Roro Istiati Wulandari wanita yang lahir di Papua pada 22 Oktober 1983. Meski lahir di Papua, Rara adalah penganut kejawen berdarah Jawa yang kini tinggal di Bali.

Diketahui, Rara memang sudah sejak lama mempelajari ilmu menjadi ‘pawang hujan’, bahkan sejak dirinya masih kecil. Rara mulai belajar pawang sejak umur sembilan tahun. Dia juga tidak menikah dan makan hewan berkaki empat

Rara memang telah diminta secara khusus oleh pihak penyelenggara, yakni Mandalika Grand Prix Association (MGPA) dan Dorna untuk memastikan tidak turun hujan selama acara berlangsung.

Tapi benarkah, hujan reda karena aksi si pawang? Penulis yakin dan menyakini tidak. Karena keyakinan juga hujan berhenti karena memang waktunya berhenti dan setelah race hujan turun kembali.

Mengutip Detik.Com (21/3) Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan hujan berhenti pada gelaran MotoGP Mandalika di Sirkuit Mandalika, Lombok, Minggu (20/3) lalu, bukan karena pawang hujan.

Meskipun ada momen hujan berhenti saat pawang hujan bekerja di dalam lintasan Sirkuit Mandalika, Guwanto mengatakan itu merupakan kebetulan.

Dia mengatakan hujan berhenti karena faktor durasi hujan yang sudah selesai.

“Dan buktinya, kan dari awal pawang itu sudah bekerja, tapi kan enggak berhenti juga. Artinya itu jadi sebenarnya kemarin waktu berhentinya itu bukan karena pawang hujan, karena durasi waktunya sudah selesai,” kata Guswanto

“Kalau dilihat prakiraan lengkap di tanggal itu memang selesai di jam itu. Kira-kira jam 16.15 itu sudah selesai, tinggal rintik-rintik itu bisa dilakukan balapan kalau dilihat dari prakiraan nasional analisis dampak yang kita miliki BMKG,” ucap Guswanto menambahkan.

Selain Mbak Rara, ada Risman. Staf hotel ini viral karena Miguel Oliveira juara MotoGP Mandalika mendedikasikan kemenangannya, selain untuk putrinya juga untuk Risman.

“Saya juga ingin mendedikasikan kemenangan ini untuk Risman, staf hotel tempat saya menginap. Dia sangat percaya bahwa saya bisa meraih kemenangan di sini,” tutur Oliveira seperti dikutip Kompas.com.

“Hei Risman, kemenangan ini untukmu!” ucap pembalap asal Portugal itu menambahkan.

Pernyataan Oliveira itulah yang membuat nama Risman langsung ramai dibicarakan.

Dari pencarian di media sosial, Risman yang dimaksud oleh Oliveira memiliki akun Instagram dengan username: richman_taye. 

Dalam Instagram tersebut, Risman memang tampak sangat akrab dengan Miguel Oliveira. 

Hal itu terlihat dari unggahan Risman yang sempat menggendong Oliveira di Hotel Novotel, Lombok.

Risman yang punya nama lengkap Murtaya Risman menceritakan bagaimana kedekatan dan awal mula pertemuannya dengan Miguel Oliveira.

“Pekerjaan sebagai staf hotel itulah yang mengantarkan saya berkenalan dengan Miguel Oliveira. Saya bersama Miguel Olivera tidak terlalu lama kebersamaannya,” kata Risman.

Oliveira tiba17 Maret 2022. Saat itu Risman belum bertemu Oliveira saat datang. Sebab, jadwal kerjanya siang hari. “Waktu malam hari, saya bertemu dengan Miguel Oliveira dan kami mengobrol,” tutur Risman menambahkan.

Dalam pembicaraannya dengan Oliveira, Risman sempat menyinggung seri pertama Kejuraan Dunia musim ini, MotoGP Qatar 2022. Risman mengaku sangat sedih ketika melihat Miguel Oliveira gagal menyelesaikan balapan MotoGP Qatar 2022 setelah mengalami crash di Tikungan 1 Sirkuit Losail.

Rara dan Risman sudah membuat sejarah. Sampai kapanpun, Rara dan Risman tak bisa dilepaskan dari suksesnya gelaran MotoGP Mandalika 2022. Rara karena keunikannya dan Risman karena kebaikannya. Sejarah apa lagi yang bakal dicipta 2023? (*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img