spot_img
Sunday, September 8, 2024
spot_img

Religius, Dermawan dan Judi Online

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Negara Indonesia dinobatkan sebagai negara paling religius sekaligus dermawan oleh tiga lembaga survey terkemuka di dunia. Pada Tahun ini, berdasarkan rilis data majalah CEOWORLD dan Global Bussiness Policy Institute, ditemukan bahwa Indonesia negara paling religius, dilanjutkan dengan negara seperti Malawi, Yaman, Sri Lanka, Mauritania, Djibouti, Ethiopia, Afghanistan, Uganda, dan Nigeria.

          Hal ini selaras dengan temuan beberapa tahun sebelumnya oleh Pew Research Center pada tahun 2020 dalam survey berjudul “The Global God Divide.” Maksud dari kata “religius” dalam survey ini merujuk pada makna dari kemampuan untuk  setia dan menjalani dharma terhadap tuhan. Berdasarkan hasil survey, tingkat kereligiusan seseorang dipengaruhi oleh ekonomi, tingkat pendidikan, dan usia.

          Indonesia berada di peringkat teratas atau merupakan negara paling religius. Sebanyak 96 persen responden Indonesia menganggap seseorang mesti beriman kepada Tuhan untuk dapat bermoral, dan 98 persen menganggap agama penting di hidup mereka.   Survey ini berdasarkan wawancara kepada 38.426 responden dari 34 negara. Hasilnya, rata-rata 45 persen penduduk dunia percaya seseorang mesti beriman kepada Tuhan untuk menjadi bermoral. Rata-rata 62 persen orang juga merasa Tuhan, agama, dan ibadah berperan penting di hidup mereka.

          Indonesia berada di peringkat lebih atas (98 persen) daripada Filipina, Nigeria, Kenya, dan Tunisia yang 91-93 persen respondennya menganggap agama punya peran sangat penting di hidup mereka. Kepercayaan terhadap Tuhan dan ibadah pun dianggap sangat penting, dengan persentase responden yang sepakat adalah 96 persen dan 98 persen secara berturut-turut.

          Negara kita bahkan mengalahkan negara-negara Islam di Timur Tengah. Di Tunisia, negara yang keseluruhan populasinya beragama Islam, 84 persen respondennya menganggap keimanan berjalan beriringan dengan moral. Begitu pula dengan Turki yang nilainya 75 persen dan Lebanon 72 persen.

Indonesia Paling Dermawan di Dunia

          Berdasarkan rilis data dari Badan amal asal Inggris, Charities Aid Foundation (CAF) dalam laporan World Giving Index 2023. Indonesia meraih skor 68 dari 100 poin dan merupakan negara paling dermawan di Dunia di antara 142 negara yang disurvei.

          Penilaian tersebut berdasarkan hasil survei yang melibatkan 147.186 responden dari 142 negara pada 2022. Secara lebih detail, pada 2023 Indonesia meraih 61 persen dalam aspek membantu orang tak dikenal, 82 persen dalam hal donasi uang, dan 61 persen dalam hal kesediaan menjadi relawan.

          Indonesia berhasil mengungguli beberapa negara maju dan sejahtera, seperti Ukraina (62 poin), Kenya (60 poin), Liberia (58 poin), Amerika Serikat (58 poin), Myanmar (57 poin), Kuwait (57 poin), Kanada (54 poin), Nigeria (53 poin), dan Selandia Baru (53 poin). Dengan capaian ini berarti kian meneguhkan Indonesia menjadi Negara Paling Dermawan selama 6 tahun berturut-turut sejak tahun 2018.

Judi Online

          Berdasarkan survei dari DroneEmprit, negara ini memimpin sebagai negara dengan jumlah pemain judi online (judol) terbanyak di dunia, dengan jumlah mencapai 201.122 orang. Beberapa negara yang juga memiliki predikat “juara” dengan jumlah pemain judi online terbanyak: Kamboja (26.279 pemain), Filipina (4.207 pemain), Myanmar (650) pemain dan Rusia 448 pemain.

          Hal ini selaras dengan rilis data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang menemukan bahwa sepanjang tahun 2023 saja, perputaran “omset” judi online ini mencapai Rp 327 triliun dari 168 juta transaksi judi online di dalam negeri.

          Anehnya lagi 80 persen dari sekitar 2,3 juta pemain judi online adalah masyarakat berpenghasilan rendah atau kelas bawah. Padahal beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah, seperti yang diupayakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang telah melakukan pemblokiran lebih dari 1,4 juta situs judi online, aplikasi, dan protokol Internet yang terkait dengan judi online hingga Januari 2024.

          Beberapa faktor pemicu yang ditengarai menjadikan tren tingkat judi online semakin tinggi, dari tahun ke tahun, di antaranya tingginya pengguna internet di Indonesia.  Berdasarkan rilis data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia tahun 2024 mencapai 221.563.479 jiwa dari total populasi penduduk Indonesia sebesar 278.696.200 jiwa. Dengan demikian, tingkat penetrasi internet Indonesia menyentuh angka 79,5 persen, meningkat 1,4% dari tahun 2023.

          Selain itu, kemudahan akses, sistem pembayaran online yang telah marak terjadi, serta pengaruh lingkungan menjadi faktor krusial dalam peningkatan judi online. Di sisi lain, terdapat juga fenomena promosi judi online dapat dilakukan berkedok aplikasi permainan dengan iming-iming keuntungan yang besar, sehingga dapat menjebak masyarakat dalam pusaran judi online.

          Fenomena di atas seolah menjadi paradoks dan ironi bagi negara kita. Namun itulah kenyataannya. Di sisi lain, image positif sebagai negara yang religius dan dermawan menjadikan kita terhormat di mata dunia. Namun di sisi lain, image negatif sebagai “gudang” dari para pelaku judi (online) membuat kita malu.           Realitas sosial yang terjadi perlu kita jadikan sebagai introspeksi diri baik bagi Pemerintah, tokoh masyarakat maupun masyarakat umum. Bahwa tingkat praktik judi masih tinggi di negara yang dianggap religius. Bukankah judi tidak akan pernah mendatangkan kebaikan dan kesejahteraan bagi kita semua? (*) 

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img