MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tempat relokasi eks pedagang Malang Plasa, yakni World Trade Cellular (WTC) akhirnya diresmikan oleh Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji, Jumat (11/8) kemarin. Disambut dengan suguhan barongsai dan hiburan lain, Sutiaji tampak ikut senang para pedagang korban musibah kebakaran Mei lalu kini bisa beraktifitas kembali.
Ia menyampaikan rasa syukurnya kepada tiga komponen yang selama ini terus berkoordinasi. Yakni manajemen Sarinah, manajemen Malang Plasa dan seluruh tenant atau pedagang eks Malang Plasa. Atas koordinasi dan komunikasi yang terbangun dengan baik akhirnya menemukan solusi yang bagus.
“Tentu mudah-mudahan pelan tapi pasti ini akan semakin baik dan dari segi tempat ini bagus dan strategis. Sekarang kan Kayutangan lagi booming ya jadi semakin bagus dan ini mudah-mudahan membawa saudara kita yang dulu terpuruk karena terbakar mudah mudahan bisa bangkit kembali,” ujar Sutiaji.
Meski demikian, Sutiaji juga tak menampik masih ada sejumlah PR yang harus dilakukannya sebagai pemerintah. Pihaknya terus mengupayakan adanya bantuan permodalan dengan menggandeng pihak perbankan. Pihaknya mengaku sepanjang para pedagang meminta bantuan permodalan, maka pihaknya akan terus berupaya mengalirkan bantuan pembiayaan untuk modal dari perbankan.
“Kemarin kan kita mengumpulkan perbankan. Yang masih tanggungan bagaimana, yang ingin bangkit perlu ada bantuan, supporting pinjaman dan seterusnya. Sehingga saudara kita ini bisa bangkit. Bayangkan di sini ini ada 95 konter, dia punya suami istri anak kadang punya keluarga lain yang perlu disupport pembiayaan. Jadi 95 ini kalau kita hitung kali 3 atau kali 5 sudah berapa. Kita upayakan (bantuan permodalan),” sebutnya.
Tidak hanya itu, PR lain adalah masalah parkir. Tidak dipungkiri luasan lahan parkir yang ada di Sarinah memang sangat terbatas. Maka apabila nantinya WTC ini makin ramai, tantangan yang harus dihadapi adalah masalah parkir untuk pengunjungnya. Menurut Sutiaji, masalah parkir ini tidak hanya di Sarinah saja, melainkan di seluruh kawasan Kayutangan.
“Berdoa saja mudah mudahan kita ada solusi secepatnya. Kalau dulu kan maunya di sempadan sungai yang disini mau kita pakai parkir, tapi kita masih cari celah. 2024 insya Allah penganggaran untuk parkir tetap ada, tinggal nanti gimana. Ke depan problem parkir ini harus kita pecahkan bersama sama,” lanjutnya.
Sementara itu, perwakilan pedagang Fatkhul Aziz mengamini faktor permodalan merupakan hal penting. Sebab dari 95 konter, masih terisi 81 konter saja. Ditengarai mereka yang belum mengisi konter ini dikarenakan faktor permodalan yang sudah habis.
“Ya memang untuk tempat sudah gratis di awal. Tapi yang mau dijual apa. Mau pinjam (untuk modal), mungkin (pinjaman) yang lama belum lunas, terus habis. Beberapa yang mengalami itu,” beber Aziz.
Alhasil sebagian dari mereka yang belum bergabung, dikatakan Aziz ada yang terpaksa beralih usaha dengan modal yang lebih terjangkau. Untuk berjualan HP diaku Aziz memang butuh modal yang cukup lumayan. “Ada sih beberapa yang buka kafe kecil kecilan dan sebagainya. Iya mereka alih usaha,” tutupnya. (ian/aim)