spot_img
Tuesday, February 4, 2025
spot_img

Ruang Baca Gratis, Banyak Koleksi Buku Fiksi Hingga Arsitektur

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Omah Wiromargo, Hidden Gem Literasi di Jantung Kota Malang

Berwisata untuk membaca pastilah menarik. Apalagi dilakukan di tengah Kota Malang. Menjawab hal itu, Omah Wiromargo hadir  menjadi sarana meningkatkan daya literasi gratis, bagi siapapun khususnya generasi muda. Konsepnya kafe dan perpustakaan mini di dekat Pasar Besar Kota Malang.

MALANG POSCO MEDIA-Dalam bangunan itu, terdapat ruang baca kecil dengan atmosfer hangat. Ini salah satunya digagas oleh dua pemuda, yakni Yehezkiel Jefferson dan Yuma. Dua sahabat karib ini lalu bertemu dengan figur yang turut menjadi founder dari Omah Wiromargo ini, mulai dari pengadaan lokasi hingga penyediaan buku bacaan.

-Advertisement-

“Jadi awalnya kami bertemu melalui Malang Walking Tour, lalu menemukan kesamaan visi untuk menghadirkan ruang baca yang bisa diakses oleh siapa saja. Founder Omah Wiromargo ini juga ada Bu Ati dan suaminya Pak Adit, serta Mas Agris,” kata Yehezkiel.

Karena bekal dari jelajah itulah, kemudian Yehezkiel dan Yuma menemukan spot, tepat di rumah kuno yang berada di kawasan eks Museum Bentoel di Jalan Wiro Margo Kecamatan Klojen Kota Malang. Lokasinya memang sedikit masuk gang tepat di samping bangunan bersejarah itu.

Sehingga cukup tenang dan hening, di tengah riuhnya masyarakat yang belanja di Pasar Besar Malang maupun di kawasan Pecinan Kecil. Yehezkiel dan Yuma kemudian menyamakan visi dan misi dengan ketiga orang tersebut. Sehingga dengan komitmen yang ada, Ati, Adit dan Agris bersedia mencetuskan Omah Wiromargo yang kemudian dikelola oleh dua pemuda itu.

Ruang baca gratis ini sebetulnya sudah digagas bulan-bulan akhir tahun 2024 lalu. Namun setelah berbagai proses persiapan, tempat nyaman untuk berliterasi baik secara individu maupun berkelompok tersebut, resmi dibuka 18 Januari 2025 lalu.

“Kami ingin suasana yang tenang, tapi tetap mudah dijangkau. Akhirnya, Omah Wiromargo lahir sebagai tempat untuk membaca, berdiskusi dan berbagi wawasan. Apalagi banyak nih anak muda yang kurang suka membaca dan diskusi,” tambah pria berusia 23 tahun, itu.

Pemuda asal Kayutangan Kota Malang tersebut, mengatakan bahwa di Omah Wiromargo ini mayoritas diisi buku koleksi pribadi. Mulai dari novel fiksi, sastra, sosial-politik, hingga majalah National Geographic dan ensiklopedia. Ada juga buku-buku khusus yang membahas arsitektur, desain interior, serta sejarah dan toponim Kota Malang.

“Saat soft opening, kami baru punya sekitar 200 buku. Tapi setelah tiga hari, sudah ada tambahan 30 kilogram buku dari donatur yang kami tidak tahu namanya,” ujar Yehezkiel.

Sementara itu, Yuma mengatakan bahwa Omah Wiromargo buka setiap hari kecuali Minggu, dari pukul 09.00 hingga 17.00 WIB. Pengunjung bisa membaca buku di tempat tanpa biaya. “Kami ingin tempat ini menjadi ruang yang inklusif, di mana orang-orang bisa membaca dengan nyaman tanpa tekanan,” katanya.

Di dalam bangunan, tersedia ranjang kecil untuk penitipan tas. Sementara, di ruang baca terdapat berbagai rak buku, ditambah dengan karpet untuk lesehan dengan bagian dalam dihiasi barang antik.

Bagi perokok, Omah Wiromargo tetap memberikan ruang. Buku tersebut boleh dibawa keluar di area depan bangunan, agar pembaca bisa tetap merokok sambil membaca buku dan juga disediakan beberapa kursi.

Tak hanya menjadi tempat membaca, Omah Wiromargo juga ingin menjadi bagian dari perjalanan mengenal Malang lebih dalam. Dengan konsep yang terhubung dengan Malang Walking Tour, pengunjung bisa mengenal sejarah kota sambil menikmati literasi.

“Dua hal ini bisa saling melengkapi. Misalnya, setelah berjalan-jalan mengenal kawasan bersejarah, pengunjung bisa datang ke sini untuk membaca lebih lanjut tentang sejarah, budaya, atau arsitektur Malang. Dilanjutkan dengan diskusi bersama guide dari walking tour tersebut,” kata Yuma,  perempuan 29 tahun, tersebut.

Selain itu, Omah Wiromargo juga membuka ruang kolaborasi dengan berbagai komunitas literasi seperti Pelangi Sastra dan Sekolah Merdeka Malang. “Kami ingin meningkatkan budaya membaca, terutama bagi anak muda. Nongkrong dan ngobrol di sini tidak hanya sekadar bersantai, tapi juga bisa membuka wawasan,” cerita Yuma dengan senyum.

Omah Wiromargo menjadi salah satu hidden gems di Kota Malang. Karena konsepnya yang unik dan menarik, serta dapat sebagai tujuan wisata yang lengkap  yakni bisa berliterasi, mengenal sejarah dan tentunya untuk membuka wawasan dan memambah relasi baru. “Omah Wiromargo menjadi bukti bahwa membaca bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan, inklusif, dan penuh interaksi. Tentu harapannya kami bisa meningkatkan daya tarik masyarakat khususnya kawula muda, untuk mau membaca, berdiskusi untuk menambah wawasan, tidak terkunci dengan gemerlap dunia maya saja,” pungkasnya, sembari berjalan menunjukkan berbagai koleksi bukunya kepada Malang Posco Media. (rex/van)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img