spot_img
Sunday, September 8, 2024
spot_img

Saatnya Sejahtera Bersama Koperasi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Wakil Presiden Pertama RI Mohammad Hatta pernah mengatakan ‘’satu-satunya jalan bagi rakyat untuk melepaskan diri dari kemiskinan ialah dengan memajukan koperasi di segala bidang.’’ Kalimat ini rasanya sangat pas sebagai renungan bersama dan meneguhkan kembali semangat kekeluargaan di Hari Koperasi ke 77 yang jatuh pada hari ini, 12 Juli.

Pesatnya perkembangan ekonomi dibarengi dengan melesatnya digitalisasi membuat gaung koperasi nyaris tak terdengar. Jumlah koperasi di masing-masing kota dan kabupaten di Malang Raya bisa dibilang ratusan bahkan menyentuh angka ribuan. Namun perkembangan koperasi yang sehat dan yang tidak sehat alias tidak aktif, kurang disosialisasikan.

Akibatnya gairah untuk ikut berkoperasi pun merosot. Bahkan bisa dipastikan, andai ditanyakan kepada generasi sekarang, khususnya generasi Z: apakah tahu koperasi? Apakah mau ikut anggota koperasi? Jawabannya bisa ditebak, anak sekarang akan menggeleng dan menjawab tidak mau ikut koperasi.

Kalau tidak percaya, coba ditanyakan di lingkungan sekolah, lembaga, instansi ataupun perusahan apapun. Berapa jumlah anak muda zamab now yang ikut koperasi. Kalau tidak dipaksa oleh aturan dan sistem, generasi sekarang nyaris tak peduli dengan koperasi.

Padahal, harus diakui koperasi adalah sokoguru perekonomian nasional yang tak terpisahkan dari sistem perekonomian nasional.  Pasal 33 ayat (1) dan ayat (4) UUD 1945 adalah semangat bagi Koperasi. Pasal 33 ayat (1) ditegaskan bahwa koperasi disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asa kekeluargaan.

Karena itu, momen Hari Koperasi harus menjadi kebangkitan koperasi di Malang Raya dan Indonesia. Apapun jenis koperasinya. Karena tujuan koperasi adalah menyejahterakan anggotanya. Karena prinsip dasar koperasi, dari anggota untuk anggota.

Koperasi juga bisa menjadi lembaga ekonomi yang bisa ‘melawan’ dan memberantas maraknya pinjaman rentenir alias ‘bank titil’ yang merajalela di desa-desa. Dengan menjadi anggota koperasi, setidaknya bisa mencegah masyarakat terseret pinjaman online dan sejenisnya.

Bagi masyarakat modern, koperasi memang dianggap tradisional. Lebih bergengsi menyimpan dan meminjam uang di bank. Namun belakangan, dengan maraknya kebocoran data-data pribadi kita, masih yakinkah kita dengan keamanan data dan keuangan yang kita simpan? Dulu kita nyaris tidak pernah menerima telepon dari orang lain. Tapi sekarang, kita seringkali kaget, tiba-tiba menerima wa atau telepon, dan mereka tahu nama kita.

Saatnya kembali dan memajukan koperasi. Yang tradisional justru lebih kokoh. Yang modern belum tentu kuat. Saatnya sejahtera bersama koperasi.(*) 

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img