MALANG POSCO MEDIA – Debat Capres dan Cawapres yang berlangsung di KPU tadi malam berlangsung menarik. Pendidikan politik ditampilkan secara vulgar di hadapan penonton di lokasi acara dan di seluruh Indonesia yang menonton televisi.
Masyarakat bisa mendengarkan langsung bagaimana kapasitas dan kompetensi masing-masing capres yang siap bertarung dalam Pemilu 2024. Jawaban-jawaban yang disampaikan para capres pun menjadi hiburan yang menyenangkan ketika masing-masing dari mereka saling serang dengan gesture yang lucu.
Aturan debat yang ditetapkan pun sangat tegas. Bila tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan, maka langsung ditegur dan diingatkan. Saling menanggapi bukan saling bertanya pun ditegakkan. Suasana jadi sangat menarik dan dinamis. Masing-masing capres menunjukkan kualitasnya dalam menjawab dan memberikan tanggapan.
Terasa sekali satu sama lain saling mencari titik lemah. Sementara yang lain menjawab dengan keunggulan. Semua tampak nyata. Panggung yang tak bisa ditutup-tutupi. Jawaban yang sangat jelas bisa dibaca, didengar, dan dianalisa masyarakat. Gestur yang bisa ditangkap maknanya. Semua adalah akumulasi dari kesempurnaan masing-masing capres menampilkan dirinya secara utuh.
Ya panggung debat tadi malam memang merupakan ‘sidang ujian terbuka’ bagi mereka di hadapan masyarakat. Salah sedikit dalam menjawab akan menurunkan poin. Salah bersikap dengan gestur yang tak pas juga pasti jadi catatan masyarakat. Apalagi terus menyerang lawan dengan tanggapan-tanggapan yang menyudutkan.
Debat capres-cawapres adalah panggung yang memang sengaja dihadirkan untuk menguji kematangan dan kompetensi Capres-cawapres yang nantinya akan menjadi nahkoda Negara Indonesia. Karena itu, bukan hanya soal pandai menjawab pertanyaan saja, tapi mereka juga diuji kematangan secara keseluruhan.
Kedewasaan saat diserang dan dijatuhkan. Bijak dalam menjawab pertanyaan dan menanggapi. Serta jujur dalam menyampaikan gagasan dan jawaban. Bukan hanya bersilat lidah dan bersilat mulut saja. Karena manisnya jawaban saat Debat Capres dan Cawapres bukan jaminan mereka akan dipilih masyarakat.
Namun ada ‘hakim’ yang tertinggi yang menentukan masyarakat menentukan pilihan siapa capres dan cawapres yang bakal dipilih. Debat yang bakal digagas lima kali bisa jadi sangat penting dilakukan. Bahkan wajib dilakukan dalam proses demokrasi di Indonesia.
Tapi Debat Capres dan Cawapres tak bisa dijadikan patokan bahwa masyarakat akan memilih capres dan cawapres yang pandai menjawab pertanyaan. Karena semua berpulang pada Hati Nurani masing-masing. Inilah ‘hakim’ tertinggi penentu masyarakat memilih.
Karena Hati pasti memilih yang jujur. Dan Debat Capres-Cawapres yang dirasakan paling jujur itulah yang akan memenangkan pertarungan Pemilu 2024. Hati yang jujur akan mengeluarkan jawaban-jawaban yang jujur. Karena itu janganlah melihat figur. Tanyakan hatimu yang jujur. Memilih siapa pada akhirnya. Karena seperti bait lagu ‘Sayang Semuanya’ karya Bu Kasur yang legendaris: Satu, Dua Tiga, sayang semuanya.(*)