MALANG POSCO MEDIA – Pengelola wisata Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap (JPTS) Desa Sumberbening, Bantur, Sutris menyayangkan kejadian hingga jatuh korban dari acara Mahasiswa UB (Universitas Brawijaya), Sabtu (8/7). Apalagi pihak pengelola sudah memberi imbauan, meski menurut Sutris, panitia mengatakan memiliki aplikasi untuk mengetahui apakah pantai aman atau tidak.
Bermula dari dua mahasiswa asing yang terseret ombak, berusaha ditolong oleh tiga orang tour guide dalam acara Mahasiswa UB tersebut. Akhirnya lima orang ini menjadi korban ganasnya ombak Pantai Jembatan Panjang. Dua orang ditemukan selamat, termasuk satu mahasiswa asing. Lalu satu korban ditemukan meninggal dunia dan dua orang belum diketahui keberadaannya.
Meski mendapatkan evaluasi dari Pemkab Malang, Sutris memastikan telah memberi imbauan dan menerapkan prosedur keselamatan serta larangan keras pada pengunjung. Terlebih pihak Ciliwung Camp yang sudah diperingatkan untuk mengurungkan niat agenda Jumat (7/7) malam itu.
“Sudah ada komunikasi dengan kami pengelola, dan menyampaikan hanya camping dan musik, tidak ada surfing. Karena juga memang cuaca ekstrem kami sempat meminta ditunda,” kata Sutris.
Dirinya juga mengaku memiliki bukti bahwa agenda puluhan mahasiswa itu diadakan sejak malam dalam kondisi wisata sudah ditutup pengelola. Yakni sejak Kamis sebelumnya.
“Sedangkan saat sebelum kejadian kami beri imbauan tapi dikatakan oleh panitia bahwa mereka sudah memiliki aplikasi untuk mengetahui apakah pantai aman atau tidak, dan dua WNA disebut sudah profesional di surfing,” jelas Sutris.
“Tak lama setelah kami peringatkan dan ditinggal itu, sudah ada teriakan. Lima orang terbawa arus itulah terjadi,” lanjutnya.
Papan Seluncur Dua Mahasiswa Asing Ditemukan di Donomulyo
Sementara itu, di lokasi Babakan Temu Bangke, sebelah timur Pantai Seling Ombo, Desa Banjarejo Kecamatan Donomulyo ditemukan papan seluncur yang digunakan dua korban mahasiswa asing yang terseret arus Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap.
Sebidang Paddle Board ditemukan Sarto, warga dari kelompok pedagang Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap yang ikut mencari di Pantai Bantol dan Pantai Seling Ombo. Ia bersama Sutris, pengelola wisata JPTS.
Dijelaskan Komandan Pengendali Posko Pencarian Pantai Jembatan Panjang Tanjung Sirap (JPTS) dari Basarnas Surabaya, Nur Hadi, temuan tersebut memberi sedikit petunjuk dimana korban terbawa arus. Terlebih, korban Ana yang mengaku bersama Jana saat menggunakan Paddle Board untuk berselancar.
“Hari keempat, tim gabungan berhasil menemukan Paddle Board yang digunakan survivor Ana sekitar pukul 09.35 di Babakan Temu Bangke, sebelah timur Pantai Seling Ombo. Konfirmasi dari Ana, papan itu digunakan dua orang bersama Jana. Temuan ini berjarak kurang lebih delapan kilometer dari lokasi hilangnya korban,”ungkap Nur Hadi kepada Malang Posco Media di Posko Induk JPTS, kemarin. Posisi ditemukan Paddle Board berada 50 meter dari lokasi Ana ditemukan di Pantai Bantol.
Di hari ketiga dan keempat , kata Nur Hadi, pencarian dilakukan di tujuh sektor yang sama. Dengan dibagi tujuh Search and Rescue Unit (SRU). Terutama, pada babakan buangan atau yang banyak terdampar sampah dan material kayu dari laut. Dimana sebanyak 90 personel yang dilibatkan dalam pencarian.
“Sejauh ini, cuaca mendukung, namun angin yang kencang dan arus yang deras menjadi kendala tim yang berada di lapangan,” imbuhnya. Pihaknya berharap, tim bisa segera menemukan dua korban lain yang belum ditemui tanda-tandanya. Proses pencarian dengan pantauan darat dengan penyisiran, laut dengan Jukung, dan udara dengan drone dan pesawat terus dilakukan demi menemukan korban yang terseret arus Pantai Wisata JPTS. (tyo/bua)