Wong MBatu Sukses Jadi Conceptor and Planner Kawasan Wisata Dalam dan Luar Negeri
Tidak semua orang menyukai eksplorasi dan tantangan baru. Namun tidak dengan Dino Afriano Solvisiano Dirk. Jl. Wongso RT.02/RW.02 Dusun Pagergunung Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Wong Mbatu satu ini berani keluar dari zona nyaman untuk mengejar karir lebih baik. Karyanya tak hanya di dalam negeri, tapi juga luar negeri.
Bermula Dino Dirk, sapaan akrabnya berani keluar dari pekerjaannya. Ia kemudian memutuskan membuka usaha sendiri di bidang design grafis. Kemudian berkembang menjadi konseptor and perencana kawasan wisata.
Mengawali cerita, Dino memulai kerja dengan menggambar design-design karakter lampion. “Awal mula terjun di dunia konseptor tempat wisata adalah ketika saya bekerja di Perusahaan Sanggar Brondjong Sejahtera Batu di tahun 2014. Perusahaan ini memang bekerja dalam spesialis kawasan tempat wisata,” ujar Dino kepada Malang Posco Media.
Saat bergabung di Perusahaan Sanggar Brondjong Sejahtera Batu, Dino mendapatkan project pertamanya. Salah satu project perusahaan ini adalah mengerjakan Lampion Garden di Batu Night Spectacular. “Kebetulan saat itu saya yang menggambar design-design karakter lampion tersebut. Sekalian dengan rangka bangun lampionnya,” kenang pria kelahiran Malang, 7 September 1990 ini.
Tidak hanya mengerjakan design-design karakter lampion destinasi wisata di Indonesia. Namun ia juga sempat mengerjakan project luar negeri saat bekerja di tempat yang sama. Yakni mengerjakan design lampion untuk Boneo Discovery Park di Victoria – Australia.
“Sukses mengerjakan design lampion selanjutnya perusahaan tempat saya bekerja mendapat project perencanaan kawasan wisata. Saya terlibat ikut mengerjakan mendesign kawasan tersebut bersama tim-tim yang lain,” bebernya.
Tugas mendesign kawasan wisata tersebut menjadi tantangan baginya. Karena tantangan baginya adalah tantangan untuk naik kelas. “Tentunya bagi saya tugas itu seperti The Next Level of Design lah. Jadi saya ingin memacu kemampuan saya untuk bisa lebih dan lebih lagi,” ungkapnya.
Dengan banyaknya pengalaman yang didapatnya, Dino akhirnya memberanikan diri untuk membuka perusahaan sendiri yang dinamai Genesis Cipta Buana tahun 2019. Perusahaan tersebut berjalan di bidang konseptor dan perencanaan, khususnya dalam perencanaan kawasan wisata atau destinasi wisata. Baik kawasan wisata domestik maupun internasional.
“Setelah membuka perusahaan sendiri, project pertama yang saya kerjakan dengan fokus perencanaan kawasan wisata adalah Krisna Funtastic Land di Singaraja, Buleleng, Bali,” papar alumnus SMKN 1 Singosari Jurusan Teknik Elektronika ini.
Dari project yang mampu diselesaikan dengan baik itu kemudian banyak tawaran masuk. Bahkan hingga sekarang ada puluhan tempat wisata yang sudah Ia design. Beberapa wisata lokal di Kota Batu dan Malang Raya yang ia selesaikan meliputi Manahayu Holistic Farm Batu, Taman Langit Gunung Banyak Batu, Coban Talun Creative Forest Batu dan Taman Kemesraan Pujon.
Ada juga Mahakam Lampion Garden di Samarinda, Kaltim. Serta project terakhir yang dikerjakan adalah Taman Buah Trocok di Bondowoso Jawa Timur.
Dalam setiap pengerjaan rata-rata antara 3-6 bulan untuk project perencanaan dan konsep kawasan wisata. Tergantung dari proses perencanaan kawasan wisata tersebut kebutuhannya apa saja dan butuh detail apa saja.
Dino memberi contoh, untuk Taman Langit Gunung Banyak, dirinya menyajikan sejumlah objek-objek sangat menarik agar menarik wisatawan. Di antaranya ada patung-patung menyerupai manusia yang terbuat dari bahan akar, patung-patung hewan, kasur berselimutkan rumput, taman bunga, batu-batu disusun sedemikian rupa secara artistik dan masih banyak objek-objek menarik lainnya.
“Aneka objek berupa patung itu dapat dimanfaatkan sebagai teman berswafoto. Apalagi ketika wisatawan masuk ke destinasi tersebut bakal langsung disambut oleh objek-objek dan merasa terkesan,” imbuhnya.
Untuk bisa mengerjakan beberapa project tersebut tak mudah seperti membalikkan telapak tangan. Namun ada beberapa jurus yang dimiliki. “Agar project perencanaan dan konsep kawasan wisata sesuai keinginan yang utama adalah kerjasama tim. Bukan one man standing. Jadi segala pencapaian yang didapat dari project perencanaan kawasan wisata adalah pencapaian tim. Itu yang harus dipegang,” tegas Founder Genesis Cipta Buana ini.
Tidak hanya itu saja, setiap project perencanaan kawasan wisata menurutnya punya tantangannya masing-masing. Karena setiap kawasan pasti berbeda-beda karakteristik serta tujuan yang ingin dicapai.
“Tapi yang jelas, dalam setiap project perencanaan kawasan wisata selalu tidak lepas dari prinsip dasar 3P (People, Planet and Profit ). Karena dalam melakukan pembangunan kawasan wisata, pasti 3 elemen prinsip dasar itu saling berkesinambungan dan harus balance satu sama lain,” urainya.
Selain itu, lanjut dia, dalam mengerjakan project perencanaan harus memiliki inspirasi dan inovasi. Serta pentingnya melakukan riset dengan membaca beragam literasi ataupun pengalaman dari berkunjung di suatu tempat.
“Kemudian saya compare dengan apa keinginan klien dari sesi diskusi dan brainstorming. Setelah itu baru merealisasikan dengan rasional apa keinginan imajinasi klien adalah poin terpenting dalam dunia perencanaan dan konsep kawasan wisata,” terang penghobi baca buku ini.
Bahkan beberapa project kawasan wisata yang ia kerjakan ada yang mengusung tema-tema filosofi untuk memperkaya experience pengunjung. Juga ada pula yang konsep fun entertaining saja tanpa berfokus pada kandungan filosofisnya.
“Tapi dari semua itu yang terpenting adalah kesenangan dari melakukan pekerjaan. Karena profesi ini adalah pengalaman eksplorasi. Baik dalam eksplorasi ide imajinasi maupun eksplorasi tentang hubungan antar manusia, alam serta seni budaya,” pungkas laki-laki yang juga aktif di bidang designer produk kemasan ini. (kerisdianto/lim)