Oleh : Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M,Si
Ibadah puasa di bulan suci Ramadan adalah kesempatan emas yang dimanfaatkan umat Islam untuk meningkatkan kualitas imannya, karena bulan suci Ramadan, adalah bulan yang penuh berkah, karena bulan diturunkan Al Quran. Allah SWT melipat gandakan pahala dari setiap kebaikan yang kita lakukan, tiada hijab bagi setiap do’a bagi mereka yang berpuasa pada bulan Ramadan, Allah membuka pintu rahmat dan magfirah. Allah bukakan pintu surga, menutup rapat pintu neraka, Allah berikan malam kemuliaan, barang siapa mendapatkannya akan memperoleh pahala beribadah sama dengan seribu bulan, yang mengharapkan keridhoan Allah dengan berpuasa dan salat malam, maka ia akan diampuni setiap dosa-dosanya, seperti bayi suci yang baru dilahirkan.
Bulan Ramadan, adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah bagi kaum yang beriman, tanpa adanya kemurahan yang Allah berikan pada bulan ini, tentunya akan sangat berat bagi manusia untuk dapat masuk ke dalam surga melalui amalnya. Allah berfirman dalam QS. 2: 183 yang artinya; “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Allah SWT wajibkan kepada mereka yang beriman untuk melaksanakan ibadah puasa. Puasa, adalah rangkaian amal terbaik setelah syahadat dan salat. Banyak sekali manfaat, hikmah ketika seseorang melaksanakan ibadah puasa. Kebaikannya meliputi seluruh aspek yang berhubungan dengan jasmani maupun rohani, baik secara individu maupun secara sosial.
Hikmah yang bisa diambil dari melaksanakan puasa, yakni meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah, menumbuhkan nilai-nilai persamaan selaku hamba Allah, karena sama-sama memberikan rasa lapar dan haus serta ketentuan-ketentuan lainnya, menumbuhkan rasa perikemanusian dan suka memberi, serta peduli terhadap orang-orang yang tak mampu, memperkokoh sikap tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan, karena dalam berpuasa harus meninggalkan godaan yang dapat membatalkan puasa, menumbuhkan sikap amanah (dapat dipercaya), karena dapat mengetahui apakah seseorang melakukan puasa atau tidak hanyalah dirinya sendiri yang tahu, menumbuhkan sikap bersahabat dan menghindari pertengkaran selama berpuasa seseorang tidak diperbolehkan saling bertengkar, menanamkam sikap jujur dan disiplin, mendidik jiwa agar dapat menguasai diri dari hawa nafsu, sehingga mudah menjalankan kebaikan dan meninggalkan keburukan, serta menjaga kesehatan jasmani.
Menjalankan ibadah puasa memiliki banyak keutamaan baik untuk diri sendiri maupun hubungan sesama manusia serta hubungan dengan Allah SWT. Hikmah menjalankan ibadah puasa berkaitan erat dengan amalan puasa yang dijalani, tidak terbatas hanya dengan menahan lapar dan dahaga, namun berkaitan pula dengan menjalankan amalan ibadah puasa Ramadan lainnya. Seperti bersedekah, itikaf, membaca Al-Qur’an, salat Tarawih, menghindarkan diri dari perbuatan yang haram, menjaga lisan, hati dan pikiran serta kegiatan lain yang dapat mendukung terhadap kualitas ibadah seseorang.
Bekaitan dengan bulan suci Ramadan, tentunya diharapkan mampu menjadi pilar dan motivasi bagi seluruh insan untuk meningkatkan sikap disiplin diri dan etos kerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing, karena kita melakukan semua pekerjaan dengan niat karena Allah dan tentunya disertai doa agar apa yang kita kerjakan hendaknya selalu berada di jalan yang lurus dan diridhoi oleh Allah SWT.
Sarana Introspeksi Diri
Bulan puasa yang disebut sebagi syahru tarbiyah (bulan Pendidikan) ini, bulan yang penuh berkah dan hendaknya menjadi ajang introspeksi dan sarana untuk memperbaiki iman, moral dan hati, sehingga dapat bekerja lebih optimal demi kesejahteraan masyarakat. Bila ditinjau dari sisi rohani dan jasmani, seseorang yang melaksanakan puasa Ramadhan itu berimplikasi pada; pertama, melatih diri untuk tetap bersyukur kepada Allah SWT. Sebagaimana dalam QS. 2: 186 yang artinya: “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.
Allah SWT telah memberikan berbagai hidayah secara bertahap kepada manusia, seperti hidayatul ilham (naluri), hidayatul wasa (panca indra), hidayatul aqli (akal), hidayatuddiin (agama), dan hidayatut taufik. Semua demikian jelas, dengan sampainya kita pada bulan Ramadan, maka bersyukur bahwa kita masih diberi waktu oleh Allah SWT untuk menjalankan amal ibadah dengan pahala yang berlipat ganda. Saat berbuka puasa, kita harus merasa bersyukur diberi kenikmatan oleh Allah SWT untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga dengan semua rizki-Nya yang dapat kita nikmati bersama keluarga.
Kedua, melatih disiplin terhadap waktu, dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan, kita harus patuh pada waktu sahur dan buka. Kita bangun untuk makan sahur saat dini hari dan diharapkan dapat meningkatkan motivasi bahwa kita bekerja dengan bangun lebih pagi, agar mendapatkan rejeki yang halal. Kaum muslim dan muslimah agar dapat menjalankan shaum dengan tetap kuat dan sehat di siang hari, perlu mengatur ritme bekerja agar tubuh tetap prima.
Ketiga, mempererat silaturahmi dan meningkatkan kepedulian kepada sesama. Pada bulan suci Ramadan ini, rasa persaudaraan sesama muslim, tampak sangat jelas. Silaturahmi antar sesama semakin ditingkatkan, misalnya dengan memberikan ta’jil untuk berbuka puasa di masjid secara gratis dan bergiliran. Selanjutnya salat berjama’ah di masjid yang juga diisi dengan siraman rokhani serta tadarusan bersama di masjid maupun di mushala di tempat pekerjaan.
Keempat, meningkatkan kehati-hatian dalam melaksanakan perbuatan. Berpuasa dibulan suci Ramadan ini akan bernilai sempurna dan tidak sia-sia. Apabila selain menahan lapar dan haus juga kita menghindari godaan dan keharaman atas mata, telinga, perkataan dan perbuatan. Dengan demikian kita harus menjalankannya pada kehidupan keseharian di tempat kerja dan lingkungan masyarakat. Latihan ini memberikan kemajuan positif bagi kita, agar setelah selesai bulan Ramadhan dapat menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan dosa seperti menggunjing, fitnah, berkata kotor, berbohong, memandang yang dapat menimbulkan dosa, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dengan puasa Ramadan hendaknya dapat menahan nafsu duniawi. (*)