MALANG POSCO MEDIA-Malang Raya masih siaga cuaca ekstrem dalam pekan ini terhitung mulai Senin (10/10) kemarin. Diprediksi akan terjadi hujan lebat disertai angin kencang. Di Kota Malang, kesiagaan berupa imbauan hingga pengecekan alat Early Warning System (EWS) ditingkatkan.
Peringatan dini tentang cuaca ekstrem disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda. Prakiraan cuaca ekstrem ini juga terjadi di sebagian besar wilayah Jawa Timur.
Berdasarkan keterangan BMKG Kelas 1 Juanda, dinamika atmosfer di wiayah Jawa Timur masih cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem.
Kepala Stasiun BMKG Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan menjelaskan hasil analisis dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur terkini menunjukkan adanya pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin. Ini dapat merungkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.
Juga adanya fenomena gelombang atmosfer Eguatorial Rossby, serta suhu muka laut di perawan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara +1.0 sampai dengan +3.0 derajat celcius.
“Sehingga suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer. Kondisi tersebut memengaruhi pembentukan awan cumulonmbus yang semakin intens dan dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang. puting belung dan hujan es,” jelasnya.
Potensi cuaca ekstrem ini juga dibenarkan Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang Drs Prayitno MAP. Kota Malang, dikatakannya menjadi salah satu kawasan yang akan terdampak anomali cuaca tersebut.
Peringatan yang dikeluarkan BMKG tersebut tengah diantisipasi pihaknya. Bencana yang paling diantisipasi adalah banjir, tanah longsor hingga pohon tumbang.
“Kita antisipasi, khususnya sekarang kita minta siaga teman-teman di Kelurahan Tangguh. Di wilayah rawan-rawan bencana banjir dan tanah longsor. Misalnya yang selalu langganan di kawasan Bareng Gang 2,” tegas Prayitno.
Di kawasan tersebut EWS sudah disiagakan. Jika berbunyi dan mengirimkan sinyal adanya debit air yang naik maka pihaknya siaga di lokasi. Tidak hanya di situ, wilayah langganan banjir lainnya seperti kawasan Galunggung, Kelurahan Pandanwangi hingga kawasan Muharto yang kerap terjadi tanah ambrol diperhatikan.
Dalam pekan ini pula, tim siaga bencana BPBD Kota Malang akan berkeliling ke kawasan-kawasan rawan banjir dan tanah longsor.
“Juga sekalian koordinasi dengan perangkat wilayah soal prediksi cuaca ekstrem. Jika ada warga di daerah rawan itu yang dekat sungai atau bantaran kalau malam hujan segera pindah atau mengungsi dulu ke tempat aman,” jelas mantan Camat Kedungkandang ini.
Lebih lanjut ia menjelaskan tim relawan yang terkoneksi dengan BPBD Kota Malang diminta siaga pula. Terlebih untuk memperhatikan pintu-pintu air yang ada di kawasan barat Kota Malang seperti Pintu Air Sengkaling dan sekitarnya.
Karena jikapun di Kota Malang tidak terlihat dilanda hujan lebat, hujan di daerah lain misalnya Kota Batu juga bisa memengaruhi limpahan air turun ke kawasan Kota Malang. Sehingga potensi banjir juga bisa terjadi di kawasan sekitarnya.
“Kita komunikasi dengan penjaga pintu air di sana. Kalau misal di sini tak deras tapi di Batu hujan deras maka patut diwaspadai,” jelasnya.
Sementara itu menurut peringatan BMKG Juanda, beberapa wilayah yang patut diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi pada periode 10-16 Oktober 2022 selain Kota Malang juga di Kabupaten Malang, Kota Batu lalu wilayah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Bojonegoro, Kabupaten dan Kota Mojokerto. Selain itu Jombang, Nganjuk, Kabupaten dan Kota Madiun, Ngawi, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten dan Kota Pasuruan, Kabupaten dan Kota Probolinggo, Lumajang, Bondowoso, Situbondo. Banyuwangi, Bangkalan, Sampang. Pamekasan dan Sumenep. (ica/van)