spot_img
Friday, May 3, 2024
spot_img

Siapapun Tak Ada Hak Menganiaya Anak

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Lagi, kesucian bulan suci Ramadan dinodai tindakan tidak terpuji. Awal bulan April lalu menjelang Ramadan, kasus perundungan diduga dilakukan siswa SMP swasta di Kota Malang. Kasusnya pun ditangani polisi. Kemarin lebih heboh lagi. Seorang anak selebgram dan pengusaha yang masih berusia 3,5 tahun dianiaya dengan kasar dan sadis oleh Asisten Rumah Tangganya (ART) pada, Rabu (27/3) subuh.

Akibatnya bukan hanya trauma, tapi mata kiri sang anak mengalami luka lebam dan ada bekas-bekas penganiayaan lainnya di tubuhnya. Kasus ini pun oleh orang tuanya dilaporkan ke Polresta Malang Kota. Pelaku pun sudah diamankan untuk menjalani pemeriksaan secara intensif.

Belum diketahui secara pasti, alasan pelaku menganiaya korban. Kalau dilihat dari CCTV, pelaku tidak hanya menjambak rambut dan memukul korban berulang kali. Tapi pelaku juga menindih tubuh korban saat melakukan penganiayaan di atas kamar tidur korban. Alasan yang terungkap sementara, pelaku mengaku kesal terhadap korban.

Apapun alasan yang dikemukakan pelaku, tak ada hak pelaku melakukan kekerasan. Meski sudah diberi kewenangan mengasuh dengan ikatan kontrak kerja, namun hak mengasuh pelaku juga ada batasnya. Tak ada alasan yang bisa dibenarkan bagi pelaku untuk melakukan tindak penganiayaan. Apalagi sampai korban mengalami trauma psikis.

Orang tua kandung saja, tak dibenarkan melakukan tindak kekerasan. Apapun alasannya, termasuk alasan mendidik. Bila sampai melakukan kekerasan atau tindakan penganiayaan, orang tua kandung baik ayah maupun ibu bisa terjerat pidana. Apalagi orang lain yang hanya punya hak mengasuh sang anak dengan batasan-batasan tertentu.

Kasus kekerasan dan penganiayaan terhadap anak yang masih balita ini menjadi pelajaran berharga bagi semuanya. Bahwa tindak kekerasan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Dan pelakunya kadang bukan orang jauh, tapi orang yang justru sangat dekat dengan korban. Orang yang seharusnya merawat dan menyayangi korban. Tapi justru berbuat sebaliknya.

Anak adalah permata dan harta yang paling berharga. Maka sesibuk apapun pekerjaannya, jangan pernah mempercayakan 100 persen pengasuhan anak pada orang lain. Apalagi pada orang yang punya mental dan karakter yang rawan melakukan tindak kejahatan. Sebaik dan sesabar-sabarnya orang, siapa pun itu punya potensi emosional yang sewaktu-waktu bisa meledak. Jangan mudah percaya, dan selalu waspada. Apalagi demi anak tercinta.(*)  

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img