Lolos 16 besar Piala Asia 2023 adalah sebuah prestasi, dan Timnas Indonesia harus menghadapi Australia adalah uji nyali. Boleh jadi euforia lolos ke babak perdelapan final hanya sebuah fatamorgana yang akan segera lenyap, usai Australia vs Indonesia, Minggu (28/1) malam.
Disebut-sebut seperti duel David vs Goliath, laga tak seimbang ini digelar di Stadion Jassim bin Hamad, Al-Rayyan Qatar. Mampukah sang Garuda kembali lolos dari lubang jarum untuk yang kedua kalinya, usai ‘tertolong’ hasil Kirgizstan vs Oman di babak penyisihan grup?
Harapan bolehlah setinggi langit, meski peluangnya sangat sulit. Lihat saja prediksi Opta Sport, sebuah perusahaan analisis olahraga yang berkantor pusat di Inggris. Hasil analisanya menyebutkan, Indonesia adalah tim dengan peluang paling kecil untuk menang dan lolos ke babak 8 besar.
Australia jauh lebih diunggulkan untuk menang, bahkan persentasenya sangat timpang, dibandingkan Indonesia. Menurut Opta, peluang Indonesia lolos ke babak perempat final hanya sebesar 19,4 persen. Berbeda jauh dari Australia yang diprediksi bakal menang dan lolos 80,6%.
Bahkan duel Timnas Indonesia vs Australia adalah pertandingan dengan prediksi persentase peluang lolos yang paling timpang di bandingkan tim-tim lain yang berlaga di babak 16 besar. Di atasnya ada Bahrain 20,6% vs Jepang 79,4%, disusul Iran (76,5%) vs Suriah (23,6%).
Berikut peluang lolos menurut persentase Opta Sport:
Australia (80,6%) vs Timnas Indonesia (19,4%)
Tajikistan (39,9%) vs Uni Emirat Arab (60,1%)
Irak (60,8%) vs Yordania (39,2%)
Qatar (72,4%) vs Palestina (27,6%)
Uzbekistan (64,9%) vs Thailand (35,1%)
Arab Saudi (48,2%) vs Korea Selatan (51,8%)
Bahrain (20,6%) vs Jepang (79,4%)
Iran (76,5%) vs Suriah (23,6%)
Harus diakui, Timnas Australia yang sudah langganan tampil di Piala Dunia menjadi salah satu tim yang terbaik di Asia dalam urusan ranking FIFA. Jika merujuk data edisi Desember 2023 lalu, Australia berada di posisi ke-25. Mereka termasuk empat besar Asia dengan ranking FIFA paling tinggi.
Sementara, Indonesia ada jauh di bawah Australia. Ranking Indonesia berdasarkan data edisi Desember 2023, berada di posisi ke-146. Artinya, merujuk pada ranking edisi Desember 2023 ini, Indonesia terpaut 121 peringkat dibanding Australia. Jauh, perbedaan kualitas kedua tim ini.
“Indonesia sekarang ranking 146, tapi jika melihat realitas permainan, sebenarnya itu tidak sesuai dengan ranking FIFA kami sekarang,” ungkap pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong seolah ingin menunjukkan bahwa ranking FIFA hanya berlaku di atas kertas.
Untuk mengangkat moral dan motivasi pemain, boleh juga. Namun pastinya rangking FIFA bukan hanya catatan di atas kertas belaka. Australia peringkat 25, Indonesia peringkat 146 adalah hasil fakta di lapangan hijau. Dua tim ini memang beda kelas, beda kualitas.
Pada babak 16 besar ini, Indonesia menjadi tim dengan ranking FIFA paling rendah. Setelah sebelumnya di babak penyisihan grup, dari 24 tim peserta, rangking Indonesia adalah terendah kedua setelah Hongkong (150). Namun Shin Tae-yong meyakini anak asuhnya telah bermain bagus.
Ya, setidaknya dengan modal mengalahkan Vietnam 0-1 di penyisihan grup, raih 3 poin, Indonesia lolos 16 besar. Meski itu juga bergantung hasil grup lain, namun prediksi bahwa Indonesia sebagai tim paling lemah dan tidak akan lolos, ternyata tidak terbukti.
Pasukan muda Timnas Indonesia memberi kejutan, lolos 16 besar. Secara target yang disampaikan Shin Tae-yong sebelum turnamen digelar, lolos 16 besar ini sudah terpenuhi. Artinya Shin Tae-yong sudah mengukur, untuk lolos ke fase berikutnya memang cukup berat.
Tepatnya saat harus menghadapi Australia di babak 16 besar, Timnas Indonesia nyaris tak punya peluang yang berarti. Semua bursa taruhan, tak ada yang berani mengunggulkan Indonesia untuk menang. Bahkan untuk bisa imbang saja, peluangnya sangat tipis.
Secara head to head, Australia jelas lebih unggul dibanding Indonesia. Dalam 16 pertemuan sebelumnya, Australia menang dalam sebelas pertemuan. Mereka hanya kalah dalam dua laga. Sisanya, dalam tiga laga, kedua tim bermain imbang.
Pada kesimpulannya, di atas kertas maupun dalam perhitungan prediksi, Indonesia hampir bisa dipastikan sulit untuk menang lawan Australia. Meski Shin Tae-yong menyiratkan ingin kembali memberi kejutan dengan status Indonesia sebagai tim underdog.
Shin Tae-yong berharap bisa mengulang sejarah di Piala Dunia 2018, saat melatih Timnas Korea Selatan. Mampu mengalahkan Jerman di penyisihan grup, saat semua prediksi menyebutkan nyaris mustahil Korsel bisa menang. Jerman yang diunggulkan, kalah dari Korsel.
Itu kenangan manis Shin Tae-yong bersama Korsel, bagaimana dengan Indonesia? “Saya akan sangat senang, jika ada keajaiban lain yang terjadi pada saya dan Indonesia, dan ini tidak mudah tentunya. Lawan sangat kuat,” kata STY coba mempersiapkan timnya dengan maksimal.
Berharap keajaiban, dengan hanya persentase kemenangan 19,4 persen. STY menegaskan, pasukannya akan tampil dengan mentalitas yang kuat dan tidak akan menyerah. Menurutnya di sepak bola, segala sesuatu bisa terjadi di lapangan, sebelum wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan.
Ternyata Shin Tae-yong punya skenario. “Jika kami bisa mengalahkan Australia dan Korea Selatan mendapatkan hasil yang bagus melawan Arab Saudi,” ujar Shin Tae-yong perihal peluang Indonesia mengalahkan Australia dan berharap dapat menantang Korsel di perempat final.
Tentu akan menjadi menarik untuk Shin Tae-yong bila skenario itu terwujud mengingat ia berasal dari Korea Selatan dan pernah lama melatih negaranya, termasuk di Piala Dunia 2018. Sesuai bagan sistem gugur babak 16 besar Pialas Asia 2023, keinginan STY itu bisa saja terwujud
Pemenang Australia vs Indonesia dan pemenang Arab Saudi vs Korea Selatan akan saling melawan di perempat final. “Saya ingin melihat pertandingan hebat antara Timnas Indonesia dengan Korea Selatan di delapan besar Piala Asia 2023. Itu adalah skenario saya,” jelas Shin Tae-yong.
Ya, itulah skenario Shin Tae-yong. Tentu pelatih Timnas Australia Graham Arnold dan pasukannya juga punya skenario. Pastinya pelatih level Piala Dunia yang sudah memimpin Australia dalam 57 laga itu punya skenario yang berbeda dengan Shin Tae-yong.
Graham Arnold akan menurunkan formasi terbaiknya di semua lini untuk bisa menang dari Indonesia. Bahkan ada peluang menang besar, dengan kualitas permainan yang lebih baik dari lawannya. Australia tak ingin pulang dengan malu, saat harus kalah dari tim underdog.
Semoga saja, status sebagai tim underdog menjadi pemicu semangat Timnas Indonesia memberi hasil terbaik. Bersama doa seluruh pendukung Timnas Indonesia, berharap ada kejutan, ada keajaiban yang membuat skenario Shin Tae-yong itu bisa terwujud. Semoga! (*)