spot_img
Saturday, April 19, 2025
spot_img

Squid Game dan Realita Finansial

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Oleh: Rachma Bhakti Utami
Dosen Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Malang

Serial drama Squid Game 2 kembali mencuri perhatian dunia. Sebagai sekuel dari Squid Game pertama, musim kedua ini melanjutkan kisah kelam orang-orang yang terperangkap dalam permainan mematikan demi hadiah fantastis. Fokus serial ini adalah bagaimana jebakan utang besar dapat membawa seseorang ke situasi yang tak terbayangkan.

-Advertisement- HUT

Dari pengangguran, hingga pengusaha yang gagal, mereka rela bertaruh nyawa demi kesempatan melunasi beban utang mereka. Popularitas serial ini tidak hanya karena dramanya yang menegangkan tetapi juga relevansinya dengan realitas finansial yang dihadapi masyarakat.

Dalam Squid Game 2, salah satu karakter yang mencuri perhatian adalah Thanos, pemeran pemain nomor 230, yang diperankan oleh T.O.P mantan personel Big Bang. Ia diceritakan terlilit utang akibat investasi yang gagal dalam dunia cryptocurrency. Utang tersebut muncul setelah ia membeli koin yang dijual oleh pemain nomor 333 yang diperankan oleh Im Siwan.

Dunia kripto dalam cerita ini menjadi cerminan nyata dari risiko besar investasi yang tidak dilakukan dengan bijak. Keputusan sembrono Thanos menggambarkan bagaimana seseorang bisa terjebak dalam utang akibat ketidaktahuan atau ketidakhati-hatian dalam berinvestasi.

Fenomena cryptocurrency juga tidak lepas dari perhatian di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah pengguna aset kripto di Indonesia mencapai 21,27 juta orang sejak Februari 2021 hingga September 2024. Meski menarik, dunia kripto penuh dengan risiko tinggi, termasuk volatilitas harga yang ekstrem.        Banyak investor pemula yang tergiur oleh potensi keuntungan besar, namun tidak memahami mekanisme pasar yang rumit. Ini sering kali menjadi pintu masuk ke dalam jebakan utang, terutama bagi mereka yang menggunakan pinjaman untuk berinvestasi.

Dalam manajemen keuangan, ada berbagai jenis pinjaman atau utang, mulai dari utang produktif hingga utang konsumtif. Utang produktif biasanya digunakan untuk tujuan yang menghasilkan pendapatan, seperti membuka usaha atau membeli aset yang nilainya meningkat.      Sebaliknya, utang konsumtif adalah utang yang digunakan untuk kebutuhan tidak produktif, seperti membeli barang mewah atau hiburan. Utang konsumtif sering kali menjadi masalah ketika digunakan tanpa perencanaan yang matang.

David Graeber dalam bukunya Debt: The First 5,000 Years menyebutkan bahwa utang memiliki kekuatan untuk mengontrol dan membatasi kehidupan manusia, terutama jika tidak dikelola dengan baik. Sementara menurut Teori bounded rationality yang dipelopori oleh Herbert Alexander Simon (1916-2001), individu tidak selalu membuat keputusan yang rasional. Dalam konteks jeratan utang, ini menjelaskan bagaimana orang sering mengambil keputusan konsumtif tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang, seperti bunga utang atau ketidakmampuan melunasi pinjaman.

Agar tidak terjebak dalam lingkaran utang, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, pahami jenis utang yang diambil. Pastikan hanya mengambil utang produktif yang memiliki potensi menghasilkan pendapatan. Kedua, buat perencanaan keuangan dengan mengalokasikan pendapatan untuk kebutuhan pokok, tabungan, dan investasi dalam porsi yang seimbang. Selain itu, hindari berinvestasi dengan uang pinjaman karena instrumen seperti kripto atau saham memiliki risiko tinggi. Gunakan dana yang memang siap untuk kehilangan jika terjadi hal buruk.

Selanjutnya, Anda bisa mulai lebih bijak berinvestasi agar tidak terjebak seperti Thanos di Squid Game 2. Berinvestasi dengan bijak tanpa menggunakan uang pinjaman atau utang memerlukan perencanaan keuangan yang matang dan disiplin. Mulailah dengan mengevaluasi kondisi keuangan pribadi, memastikan bahwa kebutuhan dasar terpenuhi dan memiliki dana darurat yang cukup. Setelah itu, sisihkan sebagian pendapatan secara konsisten untuk diinvestasikan, sesuai dengan kemampuan finansial. Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan Anda. Seperti reksa dana, saham, atau deposito, tanpa tergoda mengambil risiko besar demi keuntungan cepat. Hindari menggunakan uang yang diperoleh dari pinjaman, karena beban bunga dapat mengurangi keuntungan investasi dan menambah risiko keuangan di masa depan.

Squid Game 2 memberikan banyak pelajaran berharga, terutama tentang dampak buruk jebakan utang yang bisa menghancurkan kehidupan. Melalui kisah tragis tokoh seperti Thanos, penonton diingatkan akan pentingnya kebijaksanaan dalam mengelola keuangan dan memahami risiko keputusan finansial yang sembrono.

Dalam kehidupan nyata, tekanan finansial dapat datang dari berbagai arah—gaya hidup yang tidak sesuai kemampuan, godaan utang konsumtif, atau pengambilan risiko investasi yang berlebihan tanpa pemahaman mendalam. Penting untuk menyadari bahwa investasi adalah alat untuk membangun masa depan, bukan solusi instan untuk memperbaiki kondisi keuangan.

Berinvestasi dengan bijak berarti memahami instrumen yang dipilih, menghindari spekulasi berlebihan, dan menggunakan dana yang tidak memberatkan kebutuhan pokok. Jangan sampai keputusan keuangan yang salah, membawa kita ke situasi seperti para peserta Squid Game, yang terjebak dalam lingkaran masalah tanpa akhir. Kehidupan nyata adalah permainan yang jauh lebih penting untuk dimenangkan, dan kuncinya adalah perencanaan yang matang serta disiplin dalam menjalankan strategi keuangan.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img