MALANG POSCO MEDIA – Brand Kota Batu sebagai kota wisata, nyaris sudah paten. Sebelum Batu sebagai Pemerintah Kota, bahkan sebelum menjadi kota administratif, Batu adalah wilayah eksotis. Tempat yang menjadi jujugan banyak orang, termasuk para tokoh-tokoh besar di Indonesia untuk menepi, menggali ide-ide besar masa depan Indonesia.
Siapapun yang datang ke Batu adalah berwisata. Karena tempat ini memang sangat sejuk, udaranya dingin dan bikin orang betah. Pemandangan alamnya juga sangat indah. Di Batu juga ada rumah sakit khusus Paru-Paru yang kemudian berubah menjadi RSU Karsa Husada seiring berjalannya waktu.
Gebrakan mulai gencar dilakukan era Wali Kota Batu Eddy Rumpoko. Dengan kampanye Kota Wisata Batu (KWB) yang didominasi warna orange, putra mantan Walikota Malang Ebes Sugiyono ini bergerak sangat lincah. Berkolaborasi dengan pengusaha, Eddy yang juga pengusaha menyulap Kota Batu dengan beragam wisatanya.
Tak hanya wisata alam yang tetap dijaga, dilestarikan dan dikembangkan. Tapi juga wisata buatan pun dihadirkan dengan segala keunggulan dan daya tariknya. Alun-Alun dipercantik. Bianglala seperti di luar negeri didirikan. Wisata buatan, Jatim Park Group dibangun dengan aneka pilihannya. Tak hanya wisata siang hari, dihadirkan pula wisata malam hari.
Konsep besarnya, siapapun harus datang ke Batu. Menikmati segala keindahan dan pesona Kota Wisata Batu. Tak hanya menikmati wisata, tapi juga kuliner dan menginap dengan nyaman di kota di bawah gunung Panderman ini. Selama dua periode, Eddy Rumpoko sukses membuat Kota Wisata Batu moncer.
Tak hanya di Indonesia, tapi juga mancanegara. Jumlah wisatawan pun terus naik dari tahun ke tahun. Beragam penghargaan pun sudah ditorehkan. Pembangunan Kota Wisata Batu tumbuh pesat. Dan puncaknya dibangunlah block office yang megah. Namanya Balaikota Among Tani.
Jumlah kunjungan wisata pun dari tahun ke tahun naik. Pasca periode Eddy Rumpoko dilanjutkan Dewanti Rumpoko, kunjungan wisata tahun 2019 sudah menyentuh angka 7 jutaan orang. Tahun 2022 juga menyentuh 7,4 juta. Dan 2023 ini target kunjungan wisatawan 10 juta orang. Per Oktober sudah menyentuh 7,4 juta.
Kalau wisatanya sukses, maka Kota Batu mempunyai pekerjaan rumah (PR) besar. Yaitu persoalan sampah. Pola hidup baru yang sudah dicanangkan Pemkot Batu per September lalu, pasca penutupan TPA Tlekung menjadi pekerjaan bersama seluruh stakeholder.
Tak hanya perangkat di tingkat Desa/Kelurahan, PHRI dan komunitas lingkungan, tapi semua pihak harus bergotong royong, bahu membahu membangun kesadaran memilah sampah dari rumah tangga masing-masing. Kebutuhan adanya TPS3R dengan SOP yang jelas dan pasti juga harus segera terpenuhi di masing-masing desa/kelurahan.
Ulang tahun ke 22 Kota Batu hari ini memang perlu dirayakan. Namun yang perlu dirayakan lebih besar lagi adalah kesadaran hidup bersih, memilah sampah dari rumah. Jadikan gerakan pola hidup baru pola sampah ini percontohan nasional. Bila berhasil, inilah kado terindah untuk Ulang Tahun Batu ke 23 tahun depan.(*)