spot_img
Friday, April 26, 2024
spot_img

Taman Raksasa

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Oleh : Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, M.Si

MALANG POSCO MEDIA – Indonesia membutuhkan generasi yang mengembangkan prinsip-prinsip Harmoni dalam keberagaman suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Karena itulah, generasi penerus harus mampu menghargai keberagaman.

Generasi penerus juga harus mampu menciptakan harmoni dalam aneka ragam perbedaan di negeri ini. Agar Indonesia bisa menjadi taman raksasa, yang penuh warna warni bunga yang enak dipandang mata. Agar Indonesia bisa menjadi alunan orchestra, yang terdiri banyak instrument musik tapi tetap enak didengar. Itulah harmoni dalam keberagaman.

Berikut beberapa prinsip harmoni dalam keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Pertama, egalitarianisme atau kesetaraan (mengedepankan semangat egalitarianisme atau kesetaraan). Kedua, saling pengertian (terdapat saling pengertian antara sesama anggota masyarakat). Ketiga,  toleransi (mengutamakan toleransi yang tinggi). Keempat, kerja sama (mengutamakan kerja sama antara sesama anggota masyarakat). Kelima, keterbukaan (menjunjung tinggi keterbukaan), dan keenam, penghargaan atas prestasi (penghargaan kepada orang berdasarkan prestasi, bukan prestise seperti keturunan kesukuan, ras, dan lain-lain).

Keberagaman bangsa Indonesia merupakan anugerah dari Tuhan yang maha Kuasa yang patut dihargai. Salah satu karakteristik keberagaman adalah adanya perbedaan. Perbedaan yang tidak terselesaikan dapat berkembang menjadi konflik. Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih, salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Konflik dalam masyarakat dapat dikelompokkan berdasarkan tingkatannya yaitu konflik ideologi dan konflik politik. Konflik ideologi terjadi karena perbedaan ideologi dalam masyarakat. Konflik politik merupakan pertentangan yang disebabkan perbedaan kepentingan dalam memperoleh kekuasaan atau merumuskan kebijakan.

Gejala dan Penyebab Konflik

Berdasarkan jenisnya, terdapat konflik antarsuku, konflik antaragama, konflik antarras, dan konflik antargolongan. Gejala yang menunjukkan adanya konflik sosial dalam masyarakat antara lain; sanksi terhadap pelanggar atas norma tidak tegas atau lemah; norma-norma sosial tidak berfungsi dengan baik; adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat; tidak adanya persamaan pandangan antar kelompok; tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku, dan tidak terjadi proses disosiatif.

Lalu apa penyebab konflik dalam masyarakat? Penyebab konflik dalam masyarakat antara lain; perbedaan antarindividu seperti perbedaan pendapat; benturan antarkepentingan, seperti kepentingan ekonomi, politik maupun ideologi; perubahan sosial yang terjadi secara cepat dan mendadak dapat pula menimbulkan ketidaksiapan masyarakat menerima perubahan; perbedaan kebudayaan yang mengakibatkan perasaan kelompoknya dan bukan kelompoknya.

Konflik dalam masyarakat memiliki akibat positif dan negatif, baik secara perorangan maupun kelompok. Namun sisi positif terjadinya konflik sangat sedikit bila dibandingkan sisi negatif. Dilihat dari sisi positif konflik hanya mempertinggi rasa solidaritas kelompok saja. Sedangkan dilihat dari sisi negatif, konflik dapat menimbulkan; perpecahan dalam masyarakat, kerugian harta benda dan korban manusia, kehancuran nilai-nilai dan norma sosial yang ada, dan ancaman terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.

Kehidupan Harmoni

Setiap masalah yang berpotensi menimbulkan konflik dalam masyarakat yang beragam harus segera diselesaikan sehingga tidak membawa akibat yang merugikan masyarakat. Upaya mengatasi masalah ini dapat dilakukan secara preventif dan represif.

Upaya menyelesaikan konflik di masyarakat dapat juga dilakukan dengan menjaga keharmonisan antar anggota masyarakat dan mengembangkan sikap saling menghargai serta menghormati berbagai keberagaman di masyarakat.

Pembangunan yang merata dapat dijadikan salah satu upaya untuk menghindari adanya perpecahan di masyarakat. Pembangunan yang dilakukan diharapkan juga menyangkut aspek keselarasan, keserasian dan keseimbangan dengan kehidupan sesama masyarakatnya, bukan hanya dalam aspek infrastruktur saja. Dalam mewujudkan harmonisasi dan kesejahteraan bersama maka pembangunan juga harus dilaksanakan dan diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat.

Dalam kehidupan bermasyarakat perbedaan pasti ada. Akan tetapi, perbedaan dan keragaman sosial dalam kehidupan masyarakat bukanlah penghalang untuk menciptakan kehidupan yang harmonis. Salah satu jalan menciptakan keharmonisan yaitu dengan penerapan prinsip-prinsip kesetaraan.

Hal ini terkait dengan hak setiap orang yang ingin diperlakukan sama atau mendapatkan hak-haknya. Menjaga keharmonisan merupakan kewajiban bagi setiap anggota masyarakat termasuk kita. Beberapa sikap yang dapat dilakukan untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat, yaitu; adanya kesadaran mengenai perbedaan sikap, watak, dan sifat; menghargai berbagai macam karakteristik masyarakat; bersikap ramah dengan orang lain, dan selalu berpikir positif.

Dalam Islam prinsip harmoni antara umat beragama sudah dicontohkan Nabi Muhammad SAW melalui Piagam Madinah. Dalam Piagam Madinah dinyatakan bahwa: a) Semua orang Islam, meskipun berasal dari suku yang berbeda tetapi mereka merupakan satu kelompok. b) Hubungan antara sesama kelompok Islam dengan kelompok lain didasarkan pada hubungan tetangga yang baik, saling membantu dalam menghadapi musuh bersama, membela mereka yang teraniaya, saling menasehati, dan menghormati kebebasan beragama.

Jangan biarkan diri kita terhasut oleh informasi yang menyesatkan, provokasi yang mengandung SARA, dan ajakan untuk melakukan jihad dengan cara kekerasan. Semuanya itu jelas bertentangan dengan budaya Indonesia yang toleran. Jihad dengan cara kekerasan juga tidak pernah diajarkan dalam ajaran Islam atau agama apapun.

Justru jihad yang sesungguhnya adalah mengendalikan hawa nafsu dan amarah. Jika kita bisa mengendalikan amarah, tentu tidak ada kekerasan yang mengatasnamakan agama atau mengatasnamakan yang lain. (*)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img