Era Revolusi Industri 4.0 yang saat ini sedang berjalan dan berkembang di Indonesia dan dunia merupakan era industri yang memungkinkan semua entitas berkolaborasi dan berkomunikasi secara real time dengan menggunakan teknologi digitalisasi. Kondisi ini mendorong seluruh lapisan masyarakat dan entitas untuk membiasakan diri menggunakan teknologi digitalisasi dalam aktivitasnya. Pesatnya perkembangan informasi dan teknologi saat ini mendorong negara-negara maju untuk bergerak lebih cepat dalam hal teknologi. Jepang merupakan negara yang memiliki strategi khusus dalam hal transformasi teknologi pembelajaran digital untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar lebih maju berdampingan dengan teknologi yang disebut dengan konsep era society 5.0.
Tujuan era society 5.0 adalah untuk mengintegrasikan ruang virtual dan ruang fisik sehingga membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah. Untuk mempersiapkan diri menuju era society 5.0, diharapkan seluruh masyarakat dapat berinovasi di sektor publik untuk mendorong kemajuan pembangunan di negara Indonesia.
Hal ini sama besarnya dengan motivasi dan semangat pendidikan formal dan pendidikan kejuruan dalam mengembangkan ilmu dan keterampilannya, yang pada akhirnya akan menimbulkan multi-efek di berbagai bidang dan akan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang mampu bersaing di pasar bebas di era globalisasi.
Hal ini sejalan dengan prinsip atau cita-cita dalam pendidikan kejuruan. Tokoh-tokoh terdahulu pada awal lahirnya pendidikan kejuruan, berusaha dengan sungguh-sungguh memikirkan bagaimana keberlangsungan dan perkembangan pendidikan kejuruan di tengah-tengah masyarakat.
Morrill pada tahun 1862, yang memberikan tanah untuk membiayai pendirian perguruan tinggi kejuruan, Smith-Hughes pada tahun 1917 di Kongres Amerika Serikat mempromosikan dan menyediakan dana federal untuk pendidikan kejuruan, dan Carroll S.
Page pada tahun 1912 sebagai US senator yang menyampaikan pandangannya di depan senat tentang pentingnya pendidikan kejuruan bagi kesejahteraan dan masa depan Amerika Serikat, serta berbagai upaya lain dalam kelangsungan pendidikan kejuruan. Semuanya berusaha dan berjuang agar Pendidikan kejuruan dan vokasi dapat berjalan dan menjadikannya sebagai program prioritas nasional.
Mereka berpendapat bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang terbuka untuk semua, dan ditujukan untuk melayani siapa saja yang membutuhkan program pendidikan/ pelatihan tanpa dibatasi usia, dan tidak terlayani dalam pendidikan formal. Sehingga semua itu tidak lepas dari proses transformasi Pendidikan dan inovasi dalam pembelajaran yang diterapkan oleh masing-masing negara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Setelah pasca pandemi Covid-19, penerapan sistem pembelajaran berbasis digital di dunia pendidikan mulai diterapkan secara permanen. Menurut Williams (1999) pembelajaran digital meliputi aspek perangkat keras (infrastruktur) berupa sekumpulan komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan memiliki kemampuan untuk mengirimkan data, baik berupa teks, pesan, grafik, video maupun audio.
Beberapa usaha yang sekarang telah diterapkan oleh pemerintah dalam hal konektivitas transformasi pembelajaran digital dengan meningkatkan kualitas pendidikan di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yaitu adanya kerjasama dengan United Nations Children’s Fund (UNICEF) mengenai peningkatan kualitas Pendidikan formal dan pendidikan kejuruan.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Kemendibudristek, Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) dalam menyelenggarakan program-program peningkatan dan pengembangan keterampilan, pada acara simposium dengan UNICEF tanggal 30 Agustus 2021 secara daring bertajuk “Pembelajaran Digital Berkualitas Bagi Semua” menyatakan dalam pembukaan simposium bahwa “Simposium ini akan menjadi momentum bagi kita semua untuk melakukan refleksi dan berbagi praktik baik, dan bersama-sama membangun kolaborasi nyata serta mendorong terjadinya kerjasama dalam mewujudkan transformasi pembelajaran digital di Indonesia.”
Kemendikbudristek diberi amanah untuk menyiapkan sebuah disrupsi teknologi untuk membuat lompatan kemajuan pendidikan di Indonesia agar menghasilkan sumber daya manusia (SDM) unggul yang mampu menjawab tantangan revolusi industri 4.0. Pendidikan haruslah relevan dalam menjawab berbagai macam dinamika perubahan zaman.
Pada akhirnya, sebuah terobosan dan keberanian institusi pendidikan kejuruan dalam mengeksplorasi berbagai peluang tanpa harus terkungkung oleh regulasi yang ada, sehingga prinsip dalam pendidikan kejuruan benar-benar dapat terwujud dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat umum.(*)