MALANG POSCO MEDIA- Ditemukannya kasus polio di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur membuat semua daerah serius memberikan imunisasi polio. Termasuk di Kota Malang. Mulai Senin (15/1) kemarin secara serentak dan bertahap digelar pemberian imuninasi polio.
Pelaksanaannya dengan cara vaksinasi di seluruh posyandu dan juga sekolah. Sekitar 600 posyandu dan sekolah menjadi lokasi pelaksanaan imunisasi bertajuk Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio ini.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Malang, Meifta Eti Winindar menjelaskan total proyeksi sasaran imunisasi polio sebanyak 93.187 anak di Kota Malang.
“Posyandu kita berjumlah 652, yang digunakan untuk Sub PIN sekitar 300-an, dan untuk sekolah seperti SD sebanyak 370-an sekolah. Sebenarnya Kota Malang sasaran riil sekitar 100.380 anak, untuk kebutuhan vaksinasi logistiknya tentu ada peningkatan, sudah kami usulkan ke Dinkes Provinsi Jatim untuk dipenuhi. Yang siap sementara sesuai proyeksi (93.187 anak) dulu,” terang Meifta kepada Malang Posco Media.
Pelaksanaan imunisasi tahap satu berlangsung selam enam hari mulai Senin (15/1) kemarin hingga Minggu (21/1) nanti. Sementara tahap dua akan digelar pada 19 Januari hingga 24 Februari mendatang. Ia berharap semua anak bisa mendapatkan imunisasi ini. Sebab imunisasi polio berupa vaksinasi tetes, sehingga tidak menyakitkan bagi anak kecil.
“Kecuali untuk anak yang sedang sakit panas atau diare. Maka selain kita lakukan pada Sub PIN, kami ada sweeping untuk sasaran yang tidak bisa melaksanakan saat Sub PIN. Kami datangi ke rumah rumah dan bisa jadi akan buka di tiap puskesmas,” sebut Meifta.
Berdasarkan tahun lalu, capaian imunisasi polio rutin mencapai 87 persen. Ia menyebut ada beberapa faktor yang melatarbelakangi. Yakni seperti kesadaran masyarakat yang belum mengerti betapa pentingnya imunisasi. Biasanya orang tua menganggap anaknya sudah sehat, sehingga tidak perlu divaksinasi. Padahal imunisasi agar Kesehatan anak lebih bagus dan tidak mudah sakit.
Kemudian juga ada sebagian orang yang tidak melakukan imunisasi karena tidak mendapatkan izin dari suami atau orang tuanya. Entah karena kesibukan bahkan juga ada karena masalah keyakinan.
“Seringkali waktu tidak tepat dengan waktu orang tuanya, posyandu biasanya di jam dinas. Oleh karena itu strateginya kita memberikan untuk tempat imunisasi di 33 layanan swasta, bisa diakses pagi atau sore sesuai dengan janjian,” kata dia.
Sedangkan untuk karena faktor keyakinan, pihaknya akan menguatkan sosialisasi. Yakni dengan menggandeng Kementerian Agama untuk menyampaikan fakta dan hasil kajian atau tinjauan dari berbagai instansi tentang keamanan dan kehalalannya. Memberikan perlindungan lebih baik, karena jika nantinya sakit justru akan menularkan ke sekitarnya.
“Di Malang saat ini tidak ada kasusnya. Tapi yang namanya virus kan cepat, apalagi jika ditunjang dengan sanitasi yang belum bagus,” tuturnya.
Pencanangan Sub PIN polio ini diawali Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat memberikan imunisasi kepada sejumlah siswa di SDN Kauman 2 Kota Malang.
Setelah itu, Wahyu juga memberikan imunisasi tetes polio secara langsung kepada anak-anak di Kayutangan atau RW 9 Kauman. Wahyu berharap dengan adanya Sub PIN Polio ini, bisa menjadi antisipasi dan kewaspadaan jika terjadi wabah polio. Sehingga anak anak di Kota Malang menjadi anak-anak yang berkualitas.
“Harapannya menjadi manusia yang berkualitas di tahun 2045. Anak-anak yang sekarang ini kita persiapkan karena menjadi SDM yang berkualitas di tahun 2045. Kita harapkan dengan vaksin polio ini bisa menjadikan mereka kebal,” tutupnya. (ian/van)