MALANG POSCO MEDIA-Permasalahan terkait donor ASI tidak serta merta selesai dengan hadirnya pendonor dan penerima. Namun ada banyak rentetan panjang yang harus dihadapi oleh dr Meralda bersama dengan tim.
Selain harus menyiapkan ASI yang aman melalui proses validasi, verifikasi hingga skrining kesehatan, ada hal yang tak bisa dihindari yang berkaitan dengan agama, khususnya dalam Agama Islam.
“Permasalahan donor ASI ini tidak mudah. Banyak hal yang harus kami lakukan, terutama untuk menghasilkan ASI yang sehat dan sesuai dengan syariat Islam. Sebagaimana diajarkan bahwa meskipun dilahirkan dari rahim berbeda, ketika mengonsumsi ASI yang sama dalam Islam itu menjadi saudara dan haram untuk dinikahi,” jelas dr Meralda.
Oleh karenanya, mengatasi hal tersebut harus ada campur tangan dari pemerintah. Khususnya mereka yang memiliki kapasitas di sini. Dalam hal ini, ia menggandeng MUI Kota Malang untuk menerbitkan sertifikasi terkait dengan Donor ASI ini.
“Ini menjadi langkah bagi kami untuk menciptakan donor ASI yang sejalan dengan syariat Islam. Adanya sertifikat ini agar nantinya ketika anak tumbuh dewasa mereka memahami terkait siapa-siapa saja yang menjadi garis keturunannya. Khususnya disebabkan sepersusuan ini,”tutur dokter yang pernah menjadi relawan di Filipina itu.
Sejauh ini yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, donor ASI tidak pernah memperhatikan dua unsur, yakni unsur kesehatan maupun unsur agama. Sehingga dengan hadirnya Lactashare ia berharap kedepannya bisa berkembang terus dan bisa terwujud sebagai Bank ASI Syariah pertama di Indonesia yang berada di Malang.
“Tak sampai di sana, harapannya ke depan kami tidak hanya bisa menyalurkan ataupun menjadi wadah dari pendonor ASI. Kota Malang bisa menjadi kota layak untuk ibu menyusui, Kota Sadar ASI. Juga bisa menjadi wisata edukasi terkait dengan kesehatan dan Islami, sekaligus menjadi wisata halal yang bisa didatangi oleh warga sekitar. Sejauh ini untuk keterlibatan Lactashare di pemerintah saat merancang Permenkes, selebihnya hanya sekadar audiensi dan sounding,” imbuhnya.
Untuk kota yang memiliki office yakni di Malang sebagai Head Office, Surabaya serta Jakarta. Jika tidak mendukung, maka akan dicarikan posisi pendonor dan penerima dalam jangkauan wilayah yang terdekat.
“Mulai dari validasi sampai skrining itu biaya dari kami, tidak bisa dicover oleh siapapun. Semuanya swadaya dari para donatur. Kami juga memberikan tunjangan menyusui berupa bantuan sembako. Memang dari segi nominal tidak banyak, namun diharapkan bisa memenuhi kebutuhan ibu yang menyusui maupun yang menerima donor,” ungkap dokter di RS Hermina. (adam malik/van)