.
Friday, December 13, 2024

Tradisi Mengarak Hewan Kurban di Kota Malang Berlangsung Meriah

Berita Lainnya

Berita Terbaru


MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Sebagian Jalan Gatot Subroto Kota Malang mendadak ditutup sesaat, Kamis (29/6) pagi, tepat setelah Salat Idul Adha. Ratusan orang dari daerah setempat mengarak puluhan kambing dari dalam perkampungan hingga melewati jalan raya. Mereka bertakbir dan bersalawat sembari memegang tali keluh kambing saat melakukan arak arakan.

Mereka yang mengarak puluhan kambing itu rata rata adalah para pemuda setempat. Makin menambah kesemarakan, mereka juga membentangkan spanduk besar bertuliskan ‘More Than Love, NATO Temanggungan’. Bahkan, makin meriah ketika flare berwarna warni dinyalakan.

“Sangat meriah, saya tiap tahun menonton. Ini kan satu tahun sekali, ya bagus saja. Seru ditonton,” ujar Haryanto warga Jalan Gatot Subroto yang turut menyaksikan arak arakan tersebut.

Arak-arakan ini memang merupakan tradisi turun temurun yang digelar setiap tahun. Arak-arakan ini dilakukan sebelum kambing-kambing dan sapi itu disembelih. Menurut warga, dengan diaraknya kambing-kambing itu, maka daging yang dihasilkan diyakini bisa menjadi lebih bagus.

“Kalau untuk dari sepengetahuan kami, untuk khususnya di daging kurban yang akan disembelih, ini manfaatnya itu dagingnya lebih segar dan ketika di sembelih bisa melancarkan darahbya. Karena dampak diajak jalan-jalan, tubuh kan panas, pengaruhnya juga biar lebih lancar,” jelas Ketua Panitia, Zulfikar Riski Alamsyah.

Ia memperkirakan, tradisi seperti ini sudah berlangsung setidaknya sejak 1970an. Pihaknya pun berusaha tetap melestarikannya dengan ditambahkan beberapa kreasi untuk variasinya. Ia merinci, setidaknya ada sebanyak 61 ekor kambing dan 4 sapi yang berasal dari kampungnya saja, di Kampung Temenggungan Jalan Gatot Subroto.

Padahal ada beberapa kampung lain di sekitar yang juga melakukan hal serupa secara bersamaan.

“Alhamdulillah tradisi ini bisa diikuti oleh kampung-kampung lain, bisa diikuti oleh tempat-temat yang lain dengan berbeda variasi saja. Saat ini sudah diikuti oleh 30 kampung, 30 tempat dan juga kita saling menginformasikan bagaimana keadaan disana dan keadaan di sini,” tandasnya. (ian/jon)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img