MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Rangkaian agenda Pasar Murah yang digelar Disperindag Kabupaten Malang selama bulan Oktober ini berakhir di Desa Rejoyoso, Kecamatan Bantur, Kamis (31/10). Total sebanyak tujuh kali Pasar Murah digelar bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) demi membantu meningkatkan daya beli masyarakat sekaligus upaya pengendalian laju inflasi.
Sebelumnya, Pasar Murah telah digelar di enam kecamatan yakni di Lawang, Gedangan, Sumbermanjing Wetan, Donomulyo, dan Wagir. Kecamatan Bantur, tepatnya di Balai Desa Rejoyoso menjadi titik terakhir.
Sama dengan pelaksanaan Pasar Murah di enam wilayah lainnya, di Desa Rejoyoso Kecamatan Bantur juga mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat. Alasannya, tentu saja masyarakat dapat membeli aneka kebutuhan terutama pokok dengan harga murah. Sejak pukul 08.00 WIB, lokasi Pasar Murah sudah diserbu masyarakat sekalipun acara masih belum dibuka.
Kepala Disperindag Kabupaten Malang M Nur Fuad Fauzi yang membuka kegiatan sekaligus mewakili Plt Bupati Malang mengatakan, cukup senang dengan antusiasme masyarakat. Bahkan dia melihat sendiri bagaimana masyarakat berburu barang kebutuhan pokok, juga produk-produk IKM sejak pagi.
“Sejak belum dibuka tadi, masyarakat sudah terlihat mendatangi stand-stand, terutama yang menyediakan barang kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng dan gula,” katanya.
Dalam Pasar Murah yang digelar juga sebagai bagian memperingati HUT ke-1264 Kabupaten Malang tersebut, ada dua voucher dibagikan kepada masyarakat. Yakni voucher untuk pembelian produk IKM (industri kecil menengah) dan voucher pembelian minyak goreng. Voucher yang dibagikan secara gratis untuk umum tersebut ditujukan kepada masyarakat yang hadir langsung di kegiatan Pasar Murah. Masyarakat tinggal mendaftar melalui sekretariat pendaftaran yang ada di pintu masuk.
“Voucher senilai Rp 10 ribu yang khusus untuk pembelian produk IKM, jumlahnya ada sekitar 50 voucher. Kemudian ada juga voucher senilai Rp 3 ribu per liter untuk pembelian minyak goreng. Jumlahnya ada 100 voucher,” sebut Fuad.
Sementara itu, dia mengatakan bila usai menggelar Pasar Murah di tujuh titik ini pihaknya akan melakukan evaluasi terkait penyelenggaraan kegiatan tersebut. Hasil dari beberapa titik Pasar Murah akan jadi bahan rapat bersama TPID.
“Akan dievaluasi, kira-kira dampaknya bagaimana, terus apa yang akan dibenahi lagi,” tambah dia.
Selain itu, diakui dia, kegiatan Pasar Murah berpotensi diadakan kembali. Alasannya tentu saja antusiasme dari masyarakat yang cukup tinggi dan upaya mengendalikan inflasi.
“Seharusnya ini memang kontinyu berlanjut. Karena animo dari masyarakat luar biasa. Beberapa kecamatan memang belum pernah dilakukan Pasar Murah ini,” imbuh dia.
Dari pantauannya selama Pasar Murah ini, warga paling banyak membeli sembako diantaranya beras dan telur. Sebab, harganya lebih murah dari pasaran dan terkadang bakal mendapatkan voucher yang membuat harga semakin murah lagi.
Di sisi lain, agenda Pasar Murah juga memberdayakan IKM dan UMKM. Selain itu juga ada pengurusan legalitas usaha secara gratis melibatkan Dinas Koperasi dan OPD terkait lainnya yang membuat masyarakat tak hanya datang berburu bahan pokok. (ley/nda)